CHAPTER 11

1.4K 88 0
                                    

Masa Sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masa Sekarang.

Begitu mendapati beberapa pria yang tengah berjudi di dalam rumahnya, kedua kaki itu langsung berputar ke arah yang berlawanan. Tangannya mengeratkan cardigannya, dan pandangannya terus mengarah ke depan datar.

Kedua kaki itu berhenti di depan sebuah kursi panjang di taman dekat rumahnya. Dia mengedarkan pandangan ke sekitar, sepi. Seperti biasa, daerah rumahnya memang sepi dan jarang orang yang mau pergi ke sana. Karena di sana banyak preman dan sering terjadi kecelakaan karena jalanan yang sepi.

Dia membaringkan tubuhnya di atas kursi besi itu lalu menggunakan kedua tangan sebagai tumpuan di belakang kepala. Kedua mata itu menyorot pada sebuah bulan sabit yang terlihat sangat terang di tengah gelapnya langit.

Dalam keheningan, tangannya merogoh sebuah kunci di dalam saku celananya lalu mengangkatnya di atas wajah. Dia meletakkan kunci itu di sebelah bulan sabit lalu menggoyangkannya sembari mengamatinya.

Pria itu berbohong kepada Giselle dan dia tidak menceritakan apa-apa. Kedua matanya mengedip, tapi ekspresi wajahnya tidak berubah sedikit pun.

Ryan memang memberikan kunci rumahnya kepadanya, tapi Selene tidak pernah tinggal di rumah itu lagi setelah malam itu.

Kedua matanya memejam saat mendapati sebuah titik air yang jatuh ke wajah. Selene membuka mata, lalu tetesan air itu berubah semakin deras. Menghela napas panjang, dia langsung bangkit berdiri dan berlaru mencari tempat berteduh.

Dia berhenti di depan sebuah toko rental yang menjual alat elektronik, lalu terdiam di sana sambil mengeratkan cardigan kuningnya.

Tangannya yang bersembunyi di dalam saku menggenggam kunci rumah itu semakin erat. Dan beberapa menit kemudian setelah berperang bersama hati kecilnya, Selene melangkahkan kedua kaki ke luar dari tempat perteduhan toko elektronik.

Air mengguyur tubuhnya deras. Kedua matanya hanya menatap depan lurus datar ditemani oleh beberapa kucing liar yang juga sedang berlarian mencari tempat perteduhan.

Dia terus berjalan, dan ketika kaki itu sampai di depan rumah minimalis yang sudah Selene sangat kenali, dia memutar kunci di sana dan segera masuk ke dalam.

Begitu masuk, kegelapan lah yang pertama kali dia dapatkan. Alih-alih memilih untuk menyalakan saklar lampu, Selene terus melangkah menuju sofa ruangan itu. Dia membaringkan tubuh menggigilnya di sana dan dalam sekejap kedua mata itu terpejam.

...

Ryan pulang ke rumahnya dan ketika membuka pintu kamar, Giselle sedang berbaring di ranjang sembari membacakan sebuah cerita kepada Max yang tidur di sampingnya.

"Papa sudah pulang." Mulut Giselle terbuka tanpa suara. Dia menutup buku anak kecil itu lalu meletakkannya di atas nakas meja di sebelahnya. Dengan perlahan, dia beranjak dari kasur lalu menghampiri Ryan yang masih berdiri di depan pintu.

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang