Sepeninggal Ryan yang sekarang sibuk di rumah sakit bersama pasien-pasiennya, kini hanya ada Giselle beserta Max yang tengah bermain di ruang tamu. Mereka menonton televisi bersama, dan selama itu juga, Giselle dengan sabar mendulangi Max.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Giselle mengernyit bingung, lalu meletakkan piring kecil di sampingnya dan beranjak. Dia membuka pintu rumah, lalu terkejut ketika mendapati keberadaan Samuel yang ada di sana sambil menatapnya dengan senyuman lebar. Kenapa Pak Satpam bisa membiarkan manusia jahanam ini masuk? Dengan cepat, Giselle langsung menutup pintu kembali, tapi secepat itu juga, Samuel menahan pintu itu agar tidak tertutup.
Sadar kalau kekuatannya tidak sebesar Samuel, Giselle akhirnya menyerah juga. Dia membuka pintunya dan menatap pria di depannya dengan tatapan yang sangat tidak bersahabat. "Eits, jangan salah paham dulu. Gue ke sini karena disuruh sama Kakek lo."
Kedua alis Giselle langsung terangkat ke atas. "Kakek gue?"
"Lo nggak mau mempersilakan gue masuk dulu, nih?" tanyanya dengan kedua alis yang naik turun menggoda.
"Nggak," balas Giselle datar sambil terus menatap Samuel tidak suka. "Apa sih mau lo, Sam?"
Samuel malah melongokkan pandangannya ke dalam rumah Giselle lalu berdecak berkali-kali. "Kalau aja lo nikah sama gue, gue pasti bawa lo ke tempat makan paling mahal di sini, Gi, bukannya malah memberikan lo makanan-makanan sampah seperti itu."
Giselle mulai terusik. Tanpa babibu, dia hendak menutup pintunya lagi, tapi kali ini Samuel menahannya lebih keras dan langsung menerobos masuk begitu saja. "Sam! Keluar dari rumah gue sekarang!"
"Kakek lo yang suruh gue ke sini, Gi."
"Nggak usah bertele-tele. Apa yang Kakek bilang ke lo?"
"Katanya lo nggak bahagia sama suami lo, jadi gue disuruh mendekati lo lagi."
"Lo gila?" Kedua alis Giselle terangkat. "Gue udah nikah," ucapnya singkat sambil menunjuk Max yang sedang fokus menonton televisi. "Dan gue juga udah punya anak." Giselle terlihat sangat marah. Dia mulai mendorong tubuh Samuel ke ujung pintu sekuat tenaga, lalu menyuruhnya untuk ke luar. "Sekarang lo bisa ke luar dari sini."
Tapi hal selanjutnya yang Giselle sangat tidak duga adalah ketika pria itu malah berbalik dan mendorongnya ke ujung dinding lalu mengurungnya dengan kedua tangan.
Giselle membelalak, dan mulai berusaha untuk meloloskan dirinya tapi Samuel malah semakin mengikis jarak di antara mereka. "Lepasin, Sam!"
Samuel melirik Max yang sepertinya tidak peduli pada mereka dan tetap fokus pada layar televisi. "Nggak usah macem-macem." Kedua mata mereka saling menatap, Giselle dengan tatapan tajamnya sedangkan Samuel dengan kerlingan jahil.
"Tentu saja gue nggak akan macem-macem. Apalagi sama istri orang," bisik Samuel di depan wajah Giselle seduktif. Kedua matanya jatuh pada sesuatu di leher jenjang Giselle yang bewarna merah kebiruan, lalu tersungginglah seringai di wajahnya. Kedua matanya beralih pada wajah Giselle dan tangannya mengusap sesuatu itu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of You
Romance[Completed] Giselle selalu menganggap kalau keluarga kecilnya adalah keluarga yang sangat sempurna. Tidak ada yang membuatnya lebih bahagia daripada berkumpul bersama keluarga yang sangat dia sayangi. Tapi berbagai keanehan yang berujung pada peruba...