CHAPTER 15

1.7K 100 19
                                    

Sudah sejak lima menit yang lalu Gandra Adrianno meninggalkan ruangannya tapi Ryan masih terdiam di tempat, mematung, mencerna semua teguranㅡatau peringatan? atau ancaman? atau gertakan? Entahlah Ryan tidak paham betulㅡyang diberikan oleh pria tua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sejak lima menit yang lalu Gandra Adrianno meninggalkan ruangannya tapi Ryan masih terdiam di tempat, mematung, mencerna semua teguranㅡatau peringatan? atau ancaman? atau gertakan? Entahlah Ryan tidak paham betulㅡyang diberikan oleh pria tua itu.

"Bro." Suara Lucas tiba-tiba terdengar. "Ada kabar baik apa?"

"Maksud lo?"

"Pendiri Yayasan habis dari ruangan lo. Ada kabar baik apa? Mungkin jabatan gue dinaikin, atau apa gitu."

Ryan langsung mengibaskan tangannya di depan wajah Lucas sambil berdecak kesal. "Ya kali aja gitu. Kan jarang aja Pendiri Yayasan ke sini. Apalagi dia ke ruangan lo, lho."

"...." Dan seperti biasa, Ryan tidak akan menjawab sesuatu yang menurutnya tidak penting. "Lo mau ke mana?" tanya Ryan saat Lucas hendak meninggalkan ruangan pribadinya.

"Mau ke kafe depan." Ryan tampak berpikir sebentar, lau dia langsung beranjak dari tempatnya.

"Oh. Gue ikut."

Lucas mengangguk, menunggu Ryan menghampirinya. "Jonas nggak ikut?"

"Masih di ruang operasi."

Keduanya berjalan bersama-sama meninggalkan rumah sakit dan masuk ke dalam kafe baru yang siang ini terlihat sedikit ramai. "Yes," desis Lucas pelan dan hal itu langsung membuat Ryan meliriknya. Tatapannya merambat ke arah Lucas menatap, dan sesuatu yang bergemuruh aneh itu langsung muncul lagi. Selene tengah berdiri di bilik kasir tanpa menatap mereka.

Keduanya berdiri di depan Selene, sama-sama menatap wanita yang bahkan tidak menaruh perhatian sedikit pun pada mereka. "Ini," Ryan menoleh pada Lucas lagi. Kali ini dokter berkacamata itu tengah menyerahkan sebuah plaster kepada Selene dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Tatapan Ryan kembali pada Selene. Kedua mata bersorot hampa itu hanya menatap plaster di depannya dan Ryan tahu betul sifat Selene bahwa dia tidak akan memiliki niat untuk mengambilnya. Beberapa detik kemudian, alisnya menyatu saat wanita itu menerima plaster Lucas.

"...." Hanya diterima. Tidak ada ucapan terima kasih. Tidak ada senyuman. Tapi Lucas sudah seperti remaja panas yang baru pertama kali jatuh cinta. Ryan menoleh pada Selene dan ketika wanita itu meliriknya sekilas, sesuatu seperti menghujam dadanya.

"Selene...." kedua mata Lucas menyipit sembari membaca name tag di kemeja wanita itu. "Di mitologi Yunani, Selene adalah Dewi Bulan kan?" Lucas masih tersenyum lebar walaupun dia tidak mendapatkan balasan apa pun. "Nama kamu bagus."

Dan Selene hanya menganggukㅡsangatㅡkecil tanpa tersenyum. "Terima kasih."

"Nama saya Lucas, artinya pembawa terang. Walaupun bulan hanya memantulkan cahaya, tapi dia juga sama-sama membawa terang. Nama kita memiliki arti yang sama."

Ryan langsung mengangkat alis. Ryan mempunyai arti raja dan nama kami tidak mempunyai arti yang sama. Tunggu. Kenapa juga dia tiba-tiba mulai mengikuti gaya modus recehan Lucas?

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang