CHAPTER 32

2.5K 117 26
                                    

"Sel! Giselle!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sel! Giselle!"

Ryan segera membuka pintu rumahnya dan saat itu langsung terpaku ketika mendapati puluhan foto berisikan dirinya dan Selene di sana.

Kedua tangannya langsung terkepal erat dengan gigi yang bermeletuk. Kakinya lanjut melangkah, masuk ke dalam kamar dan mendapatinya dikunci. "Giselle!" tangan pria itu spontan langsung menggedor pintu kamarnya.

"Giselle! Tolong bukain pintunya!"

Ryan tidak berhenti menggedor pintu, tapi tak juga mendapati balasan. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka dan wajah dingin Giselle langsung dia dapatkan.

"Bisa diam? Max lagi tidur!" ketus Giselle kasar sambil mendorong tubuh Ryan untuk mundur. "Kamu masih berani ke sini? Ke luar sekarang!"

"Aku bisa jelasinㅡ"

"Jelasin apa? Jelasin kalau kamu sibuk mengusuri simpanan kamu?!"

"Selㅡ"

"Pergi. Aku nggak mau lihat muka kamu lagi di sini."

"Sel. Tolong, akuㅡ"

"PERGI!"

Ryan terkesiap di tempat, tak menyangka kalau Giselle akan berteriak kepadanya. "PERGI DARI SINI, RYAN! AKU NGGAK MAU LIHAT MUKA KAMU LAGI. PERGIIIII!" Tangan Giselle bergetar hebat mendorong tubuh Ryan untuk segera pergi dari sana. Tapi air matanya malah menetes lagi, menyeruakkan betapa lemahnya dia sebagai perempuan yang sudah dikhianati di sini.

"Sel...." Tangan Ryan mulai menyentuh bahu Giselle dan menatap wanita itu panik. "Maafin aku, maafin aku. Aku minta maaf. Aku tau aku udahㅡ"

Ryan menahan ucapannya, lalu dia memejamkn mata dan menarik napas panjang. "Aku tau aku yang salah. Tolong maafin aku. Aku cinta sama kamu, Sel...."

"Dan juga mencintai simpanan kamu?!"

"Aku cintanya cuma sama kamu...."

"Orang gila." Giselle mendesis sinis. "Pergi. Max lagi tidur. Aku nggak mau dia bangun gara-gara kamu."

"Tapiㅡ"

"Besok. Aku butuh waktu sendiri sekarang. Kamu selalu minta aku buat ngertiin kamu tapi sedikitpun apa kamu pernah ngertiin aku?!"

"...."

Tangan Giselle terangkat, menampar wajah Ryan kencang. Belum puas, sisi wajah Ryan yang lain dia hadiahi tamparan lagi. "Pergi sekarang!" Ryan tak bisa lagi membalas, karena setelahnya Giselle langsung menutup pintu kencang.

...

Ryan berdiri di depan sebuah pintu rumah dengan tatapan kosong. Beberapa saat kemudian ketika pintu terbuka, tatapannya semakin berubah kosong. "Kenapa lo?" tanya Jonas dengan wajah tidurnya. Tak kunjung mendapatkan jawaban, Jonas menatap Ryan dari atas sampai bawah lalu menyatukan alis. "Woi!"

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang