CHAPTER 6

1.9K 123 5
                                    

Tangan Ryan menyentuh dompet kecil bewarna cokelat di dalam kantung celananya, lalu mengusapnya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Ryan menyentuh dompet kecil bewarna cokelat di dalam kantung celananya, lalu mengusapnya pelan. Dia berbohong kepada Giselle. Mobil itu tidak menuju ke rumah sakit tempat dia bekerja, tapi malah melaju ke sebuah daerah sepi di kotanya.

Dia membelokkan mobil, tapi saat itu kedua matanya menyipit ketika mendapati seorang wanita yang berlari di depan mobilnya. Lampu mobilnya menyala terang, dan wanita itu sempat berhenti melangkah sambil ikut menyipitkan kedua mata dengan tangan yang menyilang di depan wajah. Ryan buru-buru menginjak rem mobil, lalu tubuhnya langsung dia jatuhkan ke kursi mobil, terkejut.

Dengan cepat, dia ke luar dari mobilnya dan ketika mendapati wanita yang kini sedang berjongkok sambil meringkuk itu, Ryan langsung menghela napas panjang. Wanita itu mengangkat wajahnya, dan kedua mata Ryan langsung menyipit tajam. "Selene?" tanyanya sambil ikut berjongkok dan menyentuh bahu wanita yang kini sedang bergetar tersebut.

Selene terlihat terkejut, sama sepertinya. Bola matanya bergerak gusar, lalu dia menoleh ke belakang, menarik napas panjang, dan menoleh ke depan lagi.

Teriakan beberapa pria terdengar menggema, dan Ryan sepertinya mengerti apa yang sedang terjadi. Pria itu langsung menyuruh Selene untuk berdiri dan masuk ke dalam mobilnya. Tanpa menunggu waktu, Ryan langsung menancap gas dan mobil itu menghilang dalam kegelapan, meninggalkan umpatan beserta teriakan para pria tenggelam di dalam keheningan.

Selene menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil walaupun kedua bola matanya masih bergerak gusar. Dia menoleh ke belakang, lalu memejamkan kedua mata, berusaha menetralkan ekspresi, dan kembali ke depan lagi.

"Tangan kamu." Tubuhnya sempat tersentak ketika mendengar suara pria di sebelahnya.

Selene langsung menatap tangannya dan mengepalkannya erat begitu tahu kalau darah sedang mengucur deras di sana. "Maaf. Tapi aku mau minta tolong smaa kamu buat berhenti di sini, dan kembali ke sana beberapa menit lagi."

Ryan menoleh ke Selene, dan kedua matanya menyipit. Atas rasa belas kasihan dan empatinya sebagai seorang dokter, matanya jatuh pada sekujur tubuh wanita itu yang masih terlihat sedikit bergetar. "Tangan kamu perlu diobati."

Wanita itu menggeleng, lalu dia menghela napas panjang. Dia menoleh ke jendela, lalu memokuskan tatapan pada jalanan. "Buka kedua tangan kamu sekarang," ucap Ryan saat Selene menyembunyikan kedua tangannya.

"Kak Giselle yang menyuruh kamu?" tanyanya tanpa menatap Ryan dengan nada datar.

"...."

"...."

"Iya," jawab Ryan. "Dompet kamu ketinggalan," ucapnya lagi sambil mengeluarkan sebuah dompet coklat lusuh dari dalam kantongnya. Saat itu, Selene langsung menoleh dan kedua matanya sedikit membulat ketika mendapati benda yang sangat dia cari-cari tiba-tiba ada di tangan pria itu.

Dengan cepat, Selene langsung mengambil dompet itu dari tangan Ryan. Rasa sakit mulai dia rasakan tapi wanita itu menahannya di dalam hati. "Terima kasih," ucapnya singkat tanpa menatap Ryan lagi. "Sekarang tolong hentikan mobil ini."

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang