CHAPTER 9

1.5K 98 1
                                    

Tujuh Tahun yang Lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tujuh Tahun yang Lalu.

Gandra Adrianno membuka pintu kamar cucunya lalu mendapati seorang wanita yang sedang terduduk di atas kasur sambil senyum-senyum sendiri. Lantas, pria tua itu langsung menaikkan kedua alis dan menghampiri cucu kesayangannya dengan cepat. "Sepertinya ada yang membuat cucu kesayangan kakek sangat bahagia malam ini," ucapnya pelan lalu mengambil tempat untuk duduk di samping kasur wanita itu.

Giselle menoleh pada Kakeknya, lalu langsung menyembunyikan ponselnya di belakang tubuh ketika Gandra Adrianno sepertinya terlihat sangat penasaran. "Kakek jangan kepo ya."

"Kepo?" tanyanya dengan alis menyatu. "Nggak biasanya kamu menyembunyikan sesuatu dari Kakek. Jadi sekarang, katakan pada Kakek, apa yang membuat kamu menjadi senyum-senyum sendiri malam ini?"

Kedua mata Giselle menerawang, lalu memejam dengan senyum lebar yang terpatri di sana. "Biar Kakek tebak, pasti seorang pria."

Wajah Giselle berubah semakin memerah, dan Gandra Adrianno terlihat sangat tertarik. "Ada seorang pria yang membuat cucu kakek jatuh cinta ya?"

Giselle menatap Kakeknya malu-malu, lalu dia mengangguk kecil. "Siapa?"

Pelan-pelan, Giselle mulai mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkannya pada Gandra Adrianno. Lantas, kedua alis pria tua itu langsung terangkat ke atas. "Ini kan salah satu dokter residen di rumah sakit kita?"

Giselle menganggukkan kepalanya penuh antusias. "Namanya dokter Ryan, dia dokter residen tingkat dua spesialis Bedah Umum. Bukannya dia tampan sekali, Kek?"

Gandra Adrianno mengalihkan tatapannya pada Giselle lalu kernyitan di dahinya semakin berubah dalam. "Kamu jatuh cinta sama pria ini?"

Dan Giselle membalasnya dengan anggukan penuh antusias.

"Lalu?" tanya Gandra Adrianno lagi sambil mengamati wajah cantik cucu kesayangannya. "Kalian sudah menjalin hubungan?"

Senyum di wajah Giselle langsung memudar. Bibirnya tertekuk dan wajahnya berubah cemberut. "Dia terlihat seperti tidak tertarik sama aku," cicitnya kecil sambil menatap selimut di depannya sedih.

"Benarkah?"

Giselle mengangguk lagi. Dia menoleh ke Gandra Adrianno, lalu kedua mata penuh harap itu langsung dia berikan. "Bantu aku, Kek," ucapnya pelan dengan nada memohon. "Kakek dekatkan saja aku dengan dokter Ryan, dan aku yakin pelan-pelan, dia pasti bisa jatuh cinta sama aku."

"Kalau pria itu nggak tertarik sama kamu dari awal, berarti itu memang bukan ditakdirkan untuk kamu, Gi."

"Eyyy," Giselle menggelengkan kepalanya. "Kita hanya belum saling mengenal saja, Kek," balas Giselle sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya. Lalu tatapannya jatuh pada sekotak susu yang kini sudah menjadi sebuah minuman yang sangat dia sukai. "Kakek lihat kotak susu itu?"

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang