CHAPTER 40

3.6K 175 34
                                    

Baca part ini pelan-pelan yaa. Thank you. 🤍

"Sepertinya saya lupa memberitahu kamu untuk tidak datang ke rumah Giselle lagi, Dokter Ryan?" Ryan langsung bangkit dari kursinya begitu mendengar Gandra Adrianno masuk ke dalam ruangannya bersama dua pria besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya saya lupa memberitahu kamu untuk tidak datang ke rumah Giselle lagi, Dokter Ryan?" Ryan langsung bangkit dari kursinya begitu mendengar Gandra Adrianno masuk ke dalam ruangannya bersama dua pria besar.

Pria tua itu duduk di sofa, dan ketika Ryan hendak duduk bersamanya, salah seorang pria besar yang datang bersama Gandra Adrianno langsung memukul tubuh Ryan kasar. Ryan terjungkal ke belakang, dan belum juga ingin berdiri, seorang pria besar lainnya sudah memukulnya lagi.

Ryan meringis sambil sesekali mengaduh kesakitan saat kedua pria besar itu tidak berhenti memberinya pukulan-pukulan di sekujur tubuhnya. "Kalian akan bercerai, dan saya melarang kamu untuk tidak bertemu Giselle lagi."

Gandra Adrianno tidak mempedulikan situasi Ryan sedikitpun. Dia hanya terus berbicara membiarkan dua tukang pukul yang dia sewa memukuli Ryan habis-habisan. "Enak sekali kamu. Sepertinya hidup kamu aman-aman saja. Bagaimana simpanan kamu? Kalian sekarang sepertinya hidup bahagia sekali, eh?"

"Sial," ringis Ryan pelan. Matanya menatap Gandra Adrianno tajam tapi beberapa detik kemudian terpejam ketika sebuah tangan menonjok wajahnya. Ryan sekarang memang bisa sangat yakin bahwa dia tidak mempunyai perasaan apapun kepada Selene. Tapi ketika pria tua itu mengucapkan kalau Selene adalah simpanannya, entah mengapa itu membuat Ryan menjadi marah. Atas semua yang terjadi, bukannya di dalam tubuh Selene juga mengalir darah seorang Gandra Adrianno?

"Saya masih suaminya, dan Giselle hamil anak saya."

"Ya. Dan kamu nggak perlu membuang waktu dengan menyumbang peran kamu sebagai seorang Ayah atau Suami, Ryan." Gandra Adrianno tidak berhenti menghujani Ryan dengan tatapan sinis. "Kamu yang sudah mematahkan hatinya, Ryan."

"...."

"Sekarang Giselle sakit, dan kamu tau itu semua salah siapa? Salah kamu, Keparat." Gandra Adrianno tampak marah besar. "Seharusnya dari awal saya tidak menuruti Giselle. Saya tau kalau kehadiran kamu akan menjadi bencana bagi keluarga kami. Saya yang terlalu bodoh membiarkan kalian bersama."

"...."

Pukulan terus didapatkan oleh Ryan. "Jangan temui Giselle lagi." Ryan hanya bisa terkapar di lantai dingin ruangannya ketika dua tukang pukul itu sepertinya sudah puas dengan keadaannya yang mengenaskan. "Giselle akan mempunyai pria lain, begitu juga dengan Max. Pria yang sepadan dengannya tentunya. Tidak seperti kamu yang hanya bisa menjadi benalu."

Gandra Adrianno akhirnya bangkit setelah memberikan peringatan-peringatannya kepada Ryan. Dia membuka pintu dan tanpa menoleh pada Ryan yang masih terkapar, senyum sinisnya terpatri. "Camkan omongan saya. Jangan temui cucu saya lagi. Saya nggak bercanda, kalau kamu macam-macam, kamu akan berurusan dengan saya. Ingat, dia sudah bukan istri kamu."

...

Tapi kenyataannya adalah Ryan malah mendatangi Giselle lagi. Dengan memar yang memenuhi sekujur tubuunya, dia mendatangi bangsal VVIP. Untungnya dia masih mempunyai akses untuk bisa masuk ke bangsal ter-elit di rumah sakit itu.

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang