Di saat Ryan pulang ke rumah, pria itu spontan berhenti melangkah lebih dalam. Matanya jatuh pada seorang wanita yang tengah berbaring di atas sofa dengan kedua mata yang terpejam.
Perasaan bersalah itu dalam sekejap datang lagi. Sesuatu yang lebih menyebalkan daripada melihat Selene bersama pria lain itu nyatanya kini mampu membuat dadanya menjadi lebih sesak.
Perlahan, kedua kakinya lanjut melangkah. Ryan melirik jam lalu memgembuskan napas pendek saat jarum jam sudah berada di angka sepuluh. Tubuhnya sekarang berada di samping sofa, dan wajah damai Giselle yang tengah tertidur di sana langsung dia dapatkan.
Ryan menunduk, ingin membawa Giselle untuk masuk ke kamar mereka. Di saat itu tiba-tiba kedua mata Giselle terbuka. Giselle mengangkat tubuhnya dan langsung berteriak kencang. "DORRRRR!"
Sesaat Ryan hampir saja terjungkal. Untung saja dia bisa menjaga keseimbangannya dengan berpegangan pada sisi meja di depan sofa. Pria itu masih terkejut, kedua matanya membelalak, dan jantungnya berdegup kencang.
Sedangkan Giselle langsung tertawa terpingkal-pingkal di depannya. Bahkan dia sampai memegangi perutnya karena terlalu sakit tertawa. "Ryannnn~ Ryannnnn~" ucapnya sambil menggelengkan kepala tak percaya. "Aku udah berapa kali giniin kamu, tapi kenapa kamu masih aja kaget?"
Ryan berdiri kikuk. Tangannya menggaruk kepala yang tak gatal dan dia memaksakan diri untuk tertawa hambar. Matanya jatuh lagi pada Giselle yang belum puas tertawa. "Aku kira kamu beneran tidur."
"Aku nunggu kamu." Walaupun belum berhenti tertawa, Giselle mengucapkannya di sela-sela tawanya.
Akhirnya lima menit kemudian wanita itu sudah puas menertawakan Ryan. Tatapannya langsung jatuh pada penampilan Ryan dari atas dari atas sampai bawah. Dilihati oleh Giselle, lantas Ryan langsung semakin kikuk. "Baju kamu...." Mata wanita itu menyipit.
"Aku bilang kalau kemarin aku ada operasi kan? Aku ganti baju di rumah sakit kemarin. Bau."
Giselle mengangguk-angguk. Tapi tatapannya tak bisa lepas jatuh sebuah bercak bewarna oranye kemerahan di kaos putih Ryan. Giselle menatap wajah Ryan, bercak kuah di kaos putih Ryan, wajah Ryan lagi, dan akhirnya tersenyum. "Kamu mau makan?" tanya wanita itu dengan senyum lebar. "Kamu pasti kelelahan kemarin kan karena operasi mendadak kamu?" Giselle menghampiri Ryan dan mengapit lengan pria itu mesra.
Ryan hanya menganggu-angguk. "Max?"
"Max lagi main di kamarnya."
Ryan mengangguk-angguk lagi. Keduanya duduk berdampingan di meja makan dan siap untuk menyantap beberapa makanan di depan mereka. "Kamu belum makan?" tanya Ryan, menoleh ke Giselle.
Wanita itu menggeleng. "Aku tungguin kamu," jawabnya. "Gimana bisa aku makan tapi kamu lagi sibuk di rumah sakit?" tanya wanita itu dengan mulut tertekuk. Tapi semua itu malah membuat Ryan semakin merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of You
Romance[Completed] Giselle selalu menganggap kalau keluarga kecilnya adalah keluarga yang sangat sempurna. Tidak ada yang membuatnya lebih bahagia daripada berkumpul bersama keluarga yang sangat dia sayangi. Tapi berbagai keanehan yang berujung pada peruba...