[Completed]
Giselle selalu menganggap kalau keluarga kecilnya adalah keluarga yang sangat sempurna. Tidak ada yang membuatnya lebih bahagia daripada berkumpul bersama keluarga yang sangat dia sayangi.
Tapi berbagai keanehan yang berujung pada peruba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seharusnya Kakek tau kalau salah satu alasan yang membuat hubungan aku dengan Ryan hancur adalah Kakek."
Gandra Adrianno terkejut ketika Giselle, sang Cucu Kesayangan menatapnya dingin. Wanita itu mengaduk buburnya malas lalu dia menyandarkan tubuhnya di dinding kasur. "Aku baru sadar kalau aku sangat salah waktu itu."
"...."
"Ketika aku meminta Kakek untuk mendekatkan aku bersama Ryan, aku nggak pernah menyangka kalau semuanya akan menjadi serumit ini."
"Aku minta Kakek untuk tetap mendekatkan kami walaupun aku tau kalau dia sudah punya pacar." Giselle menggelengkan kepalanya, tak habis pikir akan seberapa egoisnya dia dulu.
"Aku juga nggak pernah berpikir kenapa aku bisa seegois itu. Mengancam Ryan untuk bersama aku agar Papanya selamat?" Kali ini Giselle tertawa hambar. "Bisa-bisanya aku menggunakan nyawa seseorang demi kebahagiaan aku sendiri. Egois sekali."
"Gi, kamu tau, kamu nggakㅡ"
"Aku salah, Kakek. Tolong jangan buat aku seperti aku yang seratus persen benar di sini. Apa Kakek sekali aja nggak pernah pikirin perasaan Selene?"
"Bisa-bisanya Kakek dulu menyuruh Selene untuk melepaskan Ryan supaya dia bersama aku. Aku tau Kakek sangat menyayangi aku, dan aku tau aku dulu sangat egois. Kalau saja aku bisa memutar waktu kembali, aku harap aku bisa memperbaiki semuanya, Kek."
Selene memang tidak menceritakan semuanya pada Giselle, tapi seharusnya wanita kurus itu tahu kalau kakak sepupunya tidak akan mempercayainya begitu saja.
"Kakek seharusnya tau kalau aku juga sangat menyayangi Selene."
"Tapi takdir benar-benar mempermainkan kami. Bisa-bisanya kami jatuh cinta dengan pria yang sama."
"Biarkan Selene bersama Ryan, dan kamu bisa mencariㅡ"
"Aku yang akan menentukan jalan hidupku sendiri, Kek." Giselle menatap Gandra Adrianno tegas. Suaranya pun terdengar tidak bisa dibantah. Gandra Adrianno terlihat sedikit terkejut. Giselle yang ada di depannya...tidak seperti Giselle yang dia kenal. "Kali ini biarkan aku yang berjuang sendiri. Kalau memang faktanya nggak bisa, maka aku akan berusaha menerima semuanya."
"Gi, jangan bilang kamu...." Kedua mata Gandra Adrianno menyipit. "Kamu mau kembali bersama Ryan?"
Giselle menunduk, mengaduk buburnya lagi dalam diam. "...."
"Kakek benar-benar nggak bisa mengerti jalan pikir kamu, Giselle. Pria itu sudah mengkhianati kamu dan kamu masih mau menerimanya?"
"...."
"Kamu tau apa yang terjadi ke Tante Eugene ketika dia nggak mau menuruti Kakek?"
"Dia menderita seumur hidupnya, Gi! Itu semua terjadi karena dia nggak pernah mau menuruti Kakek! Kakek sudah berkali-kali mengatakan sama dia kalau Thomas adalah pria bajingan yang hanya mengincar harta kita. Dan lihat sekarang, Tante kamu bahkan berakhir meninggal dengan sangat mengenaskan."
