CHAPTER 24

1.3K 80 16
                                    

Bagi Ryan, satu bulan terakhir terasa seperti sedsng tinggal di neraka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Ryan, satu bulan terakhir terasa seperti sedsng tinggal di neraka. Bagaimana tidak, dia harus menjaga Selene beserta bayi yang dikandung wanita itu sekaligus Giselle dan juga Max.

Ketika tinggal di rumah lamanya bersama Selene, maka Ryan harus pintar-pintar membuat alasan yang dia bisa berikan pada Giselle.

Selene memang sudah tidak lagi bekerja sebagai tukang cuci piring di restoran milik Gaiaㅡteman Giselleㅡitu. Ryan yang melarang. Ryan yakin jika Selene tetap bekerja di sana, pasti akan banyak risikonya. Selene bisa terpeleset karena lantainya yang licin. Apalagi Selene selalu pulang malam, yang mana itu sangat tidak baik bagi kesehatanㅡdan bayinya.

Ryan baru menyadari kalau hidup Selene selama enam tahun terakhir terasa begitu menyedihkan.

Semengeluh-mengeluhnya dia, Ryan tetap tahu kalau Selene menjalani hidup yang jauh lebih berat darinya.

"Ry?" Tubuhnya tersentak. Lantas tatapannya langsung jatuh pada Giselle yang ke luar dari kamar dalam keadaan yang sangat cantik. Wajahnya sudah dipoles sedemikian rupa, begitu juga dengan rambutnya yang kini tergerai indah dengan beberapa kepang di sisi kanan kiri.

Ryan tidak bisa berhenti berkedip, mengamati Giselle yang tampak begitu cantik sekarang. "Ry. Kamu nggak siap-siap?"

"Oh?"

"Hari ini enam tahun Keira meninggal." Senyum di wajah Giselle redup. Dia menghampiri suaminya yang sekarang tampak linglung itu dengan bingung. Tangannya mengusap bahu Ryan lembut. "Kamu lupa?"

"Oh?" Ryan masih terlihat kacau. "Nggak kok. Aku lupa kalau hari iniㅡ"

"Kamu masih nggak sadar?" Giselle mulai menekuk bibir. "Ulang tahun aku. Hari ini aku ulang tahun, Ry." Dia memang sengaja menguji Ryan dengan jawabannya. Peringatan hari kematian Keira adalah beberapa bulan yang lalu. Sedangkan hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Wajah Ryan langsung berubah pias. Dia lupa. "Oh. Maaf. Akuㅡ"

"Kamu kenapa sih?"

"...."

"Selama beberapa minggu terakhir kamu kelihatan kacau Ry. Kacau banget." Giselle mulai mengajukan keluh kesahnya pada Ryan.

"Rumah sakit lagi sibuk-sibuknya, Sel."

"Tapi kamu seperti berubah," cicit Giselle pelan. "Bahkan selama beberapa minggu terskhir, kamu udah lima kali nggak pulang ke rumah. Biasanya kamu nggak pernah seperti ini lho, Ry." Giselle mengamati ekspresi Ryan. Memang aneh. Sesibuk-sibuknya pria itu di rumah sakit, dia tidak sampai tidak pulang ke rumah.

Ryan mulai menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal. "Akuㅡ"

"Kamu ada masalah?" tanya Giselle pelan, mulai melembut. "Kamu bisa cerita sama aku kalau kamu ada masalah. Mungkin aku nggak bisa kasih saran ke kamu, tapi paling nggak, bagi masalah kamu ke aku, Ryan."

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang