Dua bulan kemudian~
Kedua mata kantuk Ryan langsung terbuka lebar saat mendapati Giselle yang sedang berdiri di depan pintunya dengan kedua mata memerah. Lantas pria itu langsung bangkit dari kasur lalu menghampiri Gisele cepat. "Ada masalah apa? Kenapa menangis, Sel?"
Giselle yang sebelumnya sudah ingin menangis itu, sekarang malah melakukannya. Dia langsung memeluk Ryan dan menumpahkan air matanya di dalam pelukan pria itu. "Makanan aku gosong."
Ryan langsung mengembuskan napasnya lega begitu mendengar alasan yang membuat istrinya tiba-tiba menangis di pagi-pagi seperti ini. "Its ok," ucapnya sambil mengusap punggung Giselle lembut. "Kamu masak apa memangnya?"
"Roti panggang aku gosong Ry...."
Ryan harus banyak sabar. Wanita di depannya ini memang sudah sangat sensitif. Apalagi jika sedang hamil. Dua kali lebih sensitif. "Bukan salah kamu, Sel. Ovennya yang nakal."
Tangisan Giselle malah semakin mengeras. Dan Ryan harus terus mengusap punggung Giselle lembut agar menenangkan wanita hamil itu. "Its ok. Pasti masih enak."
"Max bilang nggak enak."
"Masa?" Ryan menatap mata berarir Giselle dengan terkejut. Lantas dia langsung membawa wanita itu ke dapur dan segera mendapati Max yang tengah bermain di meja makan.
Ryan melihat selapis roti yang memang hampir setengahnya terlihat gosong. Dia ingin tertawa tapi harus menahannya saat Giselle menatapnya penuh harap. Pria itu mengambil roti panggang itu lalu segera menggigitnya. "Enak kok," ucapnya demi menghibur Giselle yang masih bersedih. "Enak banget. Serius."
Dan wajah Giselle langsung berubah cerah. Binar di mata wanita itu langsung terpercik indah di sana. "Beneran?"
Ryan mengangguk, menahan senyumnya. "Iya. Enak kok." Lalu dia menghampiri Giselle dan mengecup bibir wanita itu cepat. "Happy anniversary. Kamu lupa?"
"Aku ingat," balas Giselle defensif. "Aku hanya ingin mengetes apa kamu juga ingat atau nggak."
"Tentu saja aku ingat, Sel," balas Ryan lagi tak mau kalah. Dia mendekatkan bibirnya lagi pada Giselle dan keduanya langsung saling bersilat lidah. Giselle mengalunkan tangannya pada leher Ryan dan Ryan membawa wanita itu ke atas pangkuannya.
"Hari ini aku libur," ucap Ryan lagi sambil merapikan rambut Giselle. "Dinner with me, Tuan Putri?"
Giselle langsung tersenyum lebar. "Hmmmm," Wanita itu tampak berpikir sebentar. "Bukan aku yang mau, Ry. Anak kamu yang mau," ucapnya sambil mengusap perutnya yang sekarang sudah sedikit menonjol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of You
Romantizm[Completed] Giselle selalu menganggap kalau keluarga kecilnya adalah keluarga yang sangat sempurna. Tidak ada yang membuatnya lebih bahagia daripada berkumpul bersama keluarga yang sangat dia sayangi. Tapi berbagai keanehan yang berujung pada peruba...