25. Utama

31 29 0
                                    

Suara ketukan pintu dari luar ruangan terdengar dan meminta agar di perbolehkan untuk masuk.

"permisi pak,boleh saya masuk?"suara seorang lelaki muncul dari balik pintu dan inilaj yg ditunggu mereka yaitu reihan.

"ohh iya masuk,bapak sudah menunggu"ucap kepala sekolah.

"iya pak,ada apa yah pak?"tanya kak reihan karena dirinya melihat ada satria alvin dan adit juga disana.

"silakan duduk dlu bapak mau menunjukan sesuatu kepada mu reihan"ucap kepala sekolah.

"ada apa yah pak?"tanya kak reihan dengan wajah bertanya tanya.

Pak kepala sekolah memutar kembali video dilayar televisi kantor dan dalam beberapa menit wajah kak reihan yang awal nya biasa biasa saja berubah sedikit cemas keringat becucuran dan tangan yang sedikit begetar setelah video selsai di putarkan.

"Reihan benar yang ada divideo ini,kamu berusaha mendekati adik kelas mu dengan paksaan dikantin?"tanya pak kepala sekolah kepada kak reihan tapi dia hanya diam menunduk kebawah tak berani menatap sekelilingnya.

"Reihan!!!"

Seketika didalam kantor tersebut terkejut memandangi pak kepala sekolah termasuk satria,adit,alvin dan kak reihan.

"jawab pertanyaan bapak barusan itu benar atau tidak?"tanya kepala sekolah kepadanya tapi dengan nada yang keras dan serius.

"en..enggak pak itu bohong,aku cuma deketin diany karena dia sendirian disana jadi saya gak tega saya temeni dia"jawab kak reihan dihadapan kepala sekolah tapi dari perkataannya ia sedikit terbanta banta untuk bicara.

"gak pak itu bohong itu ada buktinya"sambung alvin karena kak reihan berbohong agar bisa bebas dari masalah ini.

"gue gak bohong memang dia sendirian gue gak tega!"balas kak reihan sambil menatap alvin dibelakang kursinya sedang duduk di sofa belakang.

"sudah sudah jangan ribuk disini,semua diam!"ujar kepala sekolah agar harap diam jangan berisik.

"reihan bapak tanya sekli tuduhan itu benar atau tidak?"sambung kepala sekolah lagi dan memberikan pertanyaan yang sama kepadanya.

"enggak pak itu gak bener itu fitnah"jawab rehan dengan keras meyakinkan.

"dia bohong pak"balas satria dengan keras dri belakang sedang duduk disofa dan sekarang berdiri.

"iya pak jangan percaya pak"sambung alvin ikut ikutan.

"Bapak bilang diam,baiklah,bapak akan panggilkan diany kesni dan agar dia memberikan menjelasan apakah ini benar atau salah"ujar pak kepala sekolah agar jangan membuat kehebohan di sekolah dan tetap tenang.

"i..iya pak"ucap kak reihan

Saat pak kepala sekolah menyuruh salah satu dari mereka untuk memanggil diany,Dan disitulah pak kepala sekolah menyuruh satria memangilnya,bukan alvin ataupun adit.

Mungkin Tuhan ingin membuat kesalah pahaman ini selesai hingga dirinya harus memangil diany duluan ke kelasnya.

.....

"A..asalamualikum bu"ucap satria sambil mengetuk pintu kelas.

Seketika satu kelas mengarah ke pintu kelas siapa yang datang termasuk mulan.mulan bingung ada apa dia kesini dan mulan memangil diany yang dari tadi asik menulis di bukunya dan tidak melihat siapa yang mengetuk barusan.

"waalaikumsalam,nak"balas ibu tersebut.

"Bu saya ada perlu dengan diany ia dipanggil kepala sekolah sekarang ditunggu"jawab satria maksud kedatangannya.

Deg...Diany tersadar dan sedikit mendengar bahwa namanya dipnggil orang tersebut dan harus menghadap kepala sekolah sekarang.

Diany bingung apa kesalahanya sampai dipanggil segala oleh kepala sekolah.saat ia melihat wajah pria masuk ke kelasnya ternyata dia adalah satria.

Diany sangat senang saat itu tapi dia sedikit sedih,ia harus bersikap gimana dihadapan satria,Tapi mulan pernah bilang bersikap biasa aja di depan satria.

"oh baik bilang saja ke dia"jawab ibu tersebut.

"baik bu terima kasih"sambung satria.

Satria langsung mencari bangku meja diany dan ia melihatnya ada di bagian tengah samping kanan.ia langsung menuju bangku diany dan mengajaknya ke ruangan kapsek.

Wajah diany saat itu bisa dikontrol bersikap biasa saja di depan satria meski dia sendiri mendekati dan memanggilnya.

"Diah,ikut gue,elo dipanggil sekarang"ucap satria diany di depannya.

Tidak ada respon dari diany ataupun gerakan ia bingung harus bagaimana merespon nya.satria semakin bersalah membuat gadis itu marah dan tak mau bicara kepadanya.

"gue tunggu diluar sekarang,jangan lama lama"ucap satria sekli lagi dan meninggalkannya dikelas menunggu didepan kelas diany sampai ia keluar.

...

"lan,gimana dong?"ucap diany sambil memperlihatkan wajah sedihnya ke malan teman sa.mpingnya

"yaudah ikut aja mungkin tuhan ingin kalian baikan lagi"balas mulan sambil menepuk pipi diany.

"ahh elo gak denger cara dia ngomong datar banget kayak batu es"sambung penjelasan diany.

"mana elo tau,elo kan gak lihat reaksi dia gimana"ucap mulan.

"gimanaaa?"tanya diany dengan muka meweknya.

"udah ikut aja dia nungguin tu di belakang jendela kelas kita"ujar mulan agar segera pergi dan jangan banyak berbicara lagi.

"ta.tapi elo ikut yah"ucapan permohonan diany kepada mulan.

"enggak kan elo dipanggil kapsek bukan gue"balas mulan karena dia benar,ia tidak diperlukan disana hanya diany saja.

"yaudahh"ucap diany.

Diany mulai berdiri dari bangkunya dengan perlahan lahan berharap mulan ikut dan menemaninya sekarang ini.tapi nyatanya ia tidak bergerak dan hanya memberi lambaian tangan mengucap semnagat.

Diany keluar kelas dan satria melihatnya keluar,dan satria langsung memberi tahu jika ia dipanggil kepala sekolah diruangannya sekarang.

Dengan pandangan biasa diany langsung ke ruangan kepala sekolah berjalan sendirian,disaat itulah satria merasa semakin bersalah dan akan memperbaiki ini semua saat semua masalah telah selsai.

....

Akhirnya satria menyusul ketetinggalan karena diany berjalan di depannya saat itu.Mereka hanya diam berdua tanpa ada pertanyaan sedikit pun kenapa diany dipanggil kapsek.dan sementara itu diany harus bersikap biasa saja di depan satria saran dari mulan.sampai akhirnya salah satu dari mereka membuka pembicaraan.

"em apa kabar dih?"tanya satria dengan sedikit basa basi,meski ini bukan satria sebenarnya.

Tak ada balasan apa pun dari mulut satria.Dan ia hanya bisa tersenyum mungkin bukan waktu yang bagus bertanya dengn keadaan begini,dan satria memutuskan ikut diam saja.

"Baik"balasan singkat dari diany karena ia merasa jangan terlalu jutek di depannya meski ia memperlakukan diany begitu akhir ini,diany tidak boleh membalasnya.

Satri Mulai tersenyum kecil tapi tak terlihat mendengar diany memblas dan masih peduli kepadanya.

"kenapa gue dipanggil ruangan kapsek?"tanya diany untuk menyambungkan kalimat tapi dengan yang sama biasa saja di hadapan satria.

"kepala sekolah meminta penjelasan ke elo suatu kesaksian gitu"ucap satria.

"kenapa harus gue?"tanya diany kepada satria yang semakin penasaran ada apa sebenarnya.

"karena elo orang yang di utamakan"

Diary DianyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang