49. Jatuh

24 26 2
                                    

"selamat siang semua, seperti yang kita janjikan hari ini, kita akan mendekorasikan lapangan ini untuk classmeeting besok dan....."

Pertemuan telah di mulai,kali ini diany ada diposisi belakang dan hanya tersenyum sendiri disana,mengulangi perkataan satria tadi yang bilang bahwa dirinya cantik.

"kalo begitu setiap regu yang kemarin gue bagi, silakan untuk mengatur lapangan masing masing dan hias sekreatif mungkin, oke!"ucap satria begitu tegas.

"okee"jawab semua anggota osis

"oke, let'go"ucap satria.

Mereka berkumpul membentuk lingkaran termasuk diany, memberikan tangan untuk bersorak dan menyemangati acara ini.

"SMA global,sukses"ucap seluruh osis.

Sementara itu diany kebingungan lapangan mana yang harus ia hias, sedangkan disini sudah begitu ramai banyak orang.

Sekarang diany menjadi seorang yang kebingungan diantara semua orang disini dirinya hanya sebatang pohon tidak tau harus berbuat apa.

"eh,lo kok melamun?"tanya alvin.

"eh, gue bingung lapangan yang harus kita hias dimana?"tanya diany kembali.

"bukan disini,Tapi ujung sana, yok satria udah nungguin"ucap alvin untuk mengikutinya.

"oh oke"jawab diany sambil mengikuti arah alvin.

Mereka berjalan menuju lapangan yang mereka tuju, sampai suatu ketika alvin memperlambat jalannya untuk sejajar dengan diany.

"dyh, gue boleh nanya gak?"ucap alvin.

"boleh"jawab diany.

"Tapi elo jangan marah, oke"syarat yang diberikan alvin agar gadis itu tidak marah setelah bertanya.

"iya, apaan?"tanya diany penasaran.

"Elo suka sama satria?"tanya alvin

Degg,perkataan alvin membuat diany terkejut bagaimana alvin bisa se peka itu padahal tokoh utama nya saja tidak peka.

"Ha?gu..gue suka satria?enggak gue cuman temen aja, kami dekat sebagai teman cerita aja kok gak ada apa apa"jawab diany ragu ragu dan terkejut dan berusaha untuk mengelak.

"Tapi gue ngerasa elo punya perasaan dengan satria"ucap alvin dengan penuh yakin.

"enggak mungkin itu pendapat elo aja"ujar diany kembali.

"coba elo jujur aja sama gue percaya aja kalo memang elo suka sama satria mungkin gue bisa bantu dikit?"ucap alvin dengan tulus.

Sesaat diany sedikit merasa ragu ragu mengatakannya apakah ia bisa memegang janji yang alvin berikan.Tetapi suatu ketika hati diany merasa ia membutuhkan alvin untuk membuat jembatan penghubung selain sahabatnya mulan dan putri.

"Apakah gue bisa pegang ucapan elo?"tanya diany.

"percaya sama gue"ucap alvin sambil memberikan tanganya sebagai tanda kepercayaan.

"gue suka sama satria"ucap diany sambil memejamkan matanya dengan berkata jujur.

Alvin berhenti dan tidak percaya gadis tersebut seberani itu berkata.

"Tapi elo janjikan bakal rahasiain ini?"sambung diany memastikan kembali.

Alvin hanya mengangukan kepalanya ke bawah mengisyaratkan bahwa ia berjanji.

Diary DianyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang