Hampir 10 menit diany dan satria belajar bersama di perpustakaan dan hampir 10 menit juga alvin terkunci di dalam toilet hingga suaranya habis.
"diany"ucap satria.
"hm?"jawab diany dengan masih fokusnya di buku.
"gue boleh nanya gak? "tanya satria.
"apaan? "jawab diany.
"tapi janji jangan marah yah"ujar satria.
"kenapa? "tanya diany sambil menghadap satria dengan serius.
"itu elo kan yang ngitip di kelas gue? "tanya satria dengan menatap diany.
Diany begitu kaget bagaimana cowo ini bisa mengetahui jika itu dirinya,dan bertanya tanya bagaimana satria tahu jika putri sahabatnya saja tidak tahu.
"elo tau dari mana itu gue?"tanya diany dengan bibirnya yang saling menekan.
"gue lihat dan gue inget kalo elo pakai jepit bunga di sebelah kiri"jawab satria sambil menunjuk jepit rambut diany.
"eh,elo inget,sejak kapan elo perhatiin gue? "tanya diany.
"iya waktu elo bantuin gue cari kelas gue, saat itu gue selalu inget jepit rambut elo"ucap Satria.
Rasa pikiran diany bercampur aduk antara bahagia dan khawatir, ia bingung harus memberi alasan apa kepadanya.
"iya itu gue, gue lagi ngelihat putri ujian"jawab diany dengan tenang karena ia ingat jika putri dan Satria satu kelas saat ujian, ia memberi alasan yang masuk akal.
"kenapa?"tanya satria.
"iya gue emang gitu tiap kali gue selesai ujian lebih awal gue selalu nemuin sahabat gue meski kami beda kelas"jelas diany dan sekarang ia junur di bagian ingin melihat sahabat sahabatnya saat ujian.
"kenapa enggak lewat pintu aja"ucap satria.
"elo gak tau sifat pak santos, gue takut dengan dia nanti gue di apa apa in"jawab diany sambil menyipitkan matanya.
"hahaa diany"jawab satria dengan tertawa.
Untuk sekarang diany merasa tenang karena satria tidak bertanya kembali,Tapi di sisi lain ia merasa bahagia dalam hal kecil seperti jepitannya yang ia pakai sangat ingat oleh satria,tahapnya untuk mendekat kepada satria semakin dekat.
"Diany?"ucap satria.
"eh iya sat?"jawab diany yang tersadarkan karena ucapan satria.
"elo pergike perpustakaan saat ujian aja yah?"tanya satria.
"enggak, kadang gue kalo gak mood pengen sendiri juga gue lari ke perpustakaan,gak tiap ujian aja"jelas diany.
"ohh ,kalo gitu mau gak seminggu ujian ini kita belajar bareng di perpustakaan ini, elo juga bilang sendirian kan bareng aja?"tanya satria.
"boleh kok malahan gue seneng jika ada yang nemeni belajar"jawab diany dengan senyuman.
"oke kalo gitu"ucap satria.
Sementara itu di kebalik kejauhan diany melihat putri dan mulan melambaikan tangan mereka di lobby menunjukan jam tangan mereka,memberikan isyarat bahwa waktu akan masuk dan ia harus kembali.
"sat, kayaknya kita balik kelas aja yuk, udah mau bel"ucap diany.
"oh iya,yuk kita pergi"jawab satria sambil melihat jam tangannya.
Setelah mereka Berdua telah pergi, mereka kembali ke toilet dan melihat kiri kanan nya,melihat seorang cowo yang ingin masuk, mereka memiliki rencana agar mereka tidak ketahuan.
"eh elo mau masuk?"tanya putri.
"iya kenapa? "ucap seorang cowo.
"ini kuncinya kami pergi dulu dah"jawab putri sambil memberikan kunci toilet kepadanya.
Cowo tersebut merasa aneh melihat perilaku mereka dan tergeleng geleng "Kenapa mereka?"
Cowo tersebut membuka pintu toilet dan melihat alvin yang menunggu di wastafell."eh"ucap cowo tersebut melihat alvin yang begitu marah dan ia merasa sangat takut.
"elo yang ngunci gue dari luar! "ujar alvin.
"en.. Enggak, ada kedua cewe yang beri gue kunci toilet"jawab cowo tersebut karena takut.
"siapa!?elo kenal? "tanya alvin
"enggak kak"jawab cowo tersebut
alvin pun langsung keluar toilet mencari satria tapi ia melihat ruangan perpustakan yang sangat kosong saat itu dan kak alvin berlari menuju kelasnya.
✴✴✴
Tengg... Tengg... Tengg
Bel pulang sekolah berakhir, diany dan teman temannya berkumpul di rumahnya diany untuk menceritakan kejadian barusan diperpustakaan.
"jujur yah dyah gue ngerasa gak enak ngunci kak alvin di dalam sana,gue takut kak alvin tahu kalo itu kerjaan kita"ucap mulan yang sedang melepaskan tas nya dari lengan.
"Tenang aja dia gak bakal tahu,kan kita udah kasih kunci itu ke salah satu cowo yang mau masuk toilet dan cowo itu gak tahu siapa kita"jawab putri dengan santainya sambil melambaikan tanganya.
"yaudah lan jika putri bilang gak apa apa tenang aja palingan si putri sendiri yang terkasus haha"ucap diany dengan tertawa lepas.
"ih apaan sih diany kan elo Minta tolong kami"ucap putri.
"haha enggak lah padahal gue yang terima kasih sama kalian udah bantuin gue deket sama kak satria dan kalian tahu kak satria bilang mau janjian ke gue seminggu ini kami bakal belajar di perpustakan"jelas diany sangat tulus hingga memeluk kedua sahabatnya.
"wahh kabar baik ini berarti satria udah mulai deket sama elo"jawab mulan yang tidak percaya hal ini.
"Tapi yah guys,satria tahu banget yang gue ceritain ke kelian soal ngintip di kelasnya, dia tahu itu gue, jadinya gue alasan kalo gue mau ngelihat putri"jelas diany soal kejadian ia mengintip di kelas satria.
"untung aja"ucap mulan.
"Diany,elo tau gak gue pengen ketawa banget saat alvin teriak minta tolong karena dikunci tadi rasanya gue mau ketawa baru kali itu gue denger kak satria teriak minta tolong"cerita putri sambil melelehkan suasana agar tidak tegang dengan menceritakan kejadian di toilet tadi.
"haha udah lah mending pikirin ujian besok"jawab diany sambil melihat buku dan tertawa.
"pikirin elo dengan kak satria di perpustakaan besok mungkin hahah"ucap kedua sahabatnya dengan tertawa mengejek diany.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Diany
Ficção AdolescenteDiany zahira,seorang gadis yang memiliki kesempurnaan kurang lebih 95 persen karena fisiknya yang cantik dan pintar yang ia miliki,Diany adalah tipe idaman semua orang.Tapi mereka tidak mengetahui jika 5 persen kekurangannya adalah sifatnya perlupa...