70. PENGADILAN (1)

28 22 3
                                    

"Diany,kamu udah pulang sayang?"tanya seseorang yang tak asing di balik dapur.
Yah,ia adalah Diany.

"Mama?mama udah pulang?"tanya Diany yang terkejut.

"Iya, perusahaan udah baik baik aja sekarang,jadi mama pulang temuin kamu"jawab mama.

"Oh,ya mama"ucap Diany.

"Diany,nanti turun ya mama udah masakin makanan kesukaan mu"teriak mama Diany dari bawah

"Iya ma"

Diany mulai berganti pakaian sekolah dan mengambil sendal nya untuk turun ke bawah,ia melihat mama nya telah menyiapkan berbagai makanan di meja,telah lama Diany tidak merasakan hangatnya rumah semenjak mama nya selalu pergi ke Yogyakarta untuk bisnis.

"Ini sayang di makan yah,mama udah buatin SOP ayam kesukaan Diany,udah lama kan gak cobain makanan buatan mama"ujar mama Diany sambil memberikan piring yang berisi nasi.

"Iya ma"ucap diany

Diany mengambil lauk yang ia ingin kan,berbagai macam makanan di atas meja,dan saat Diany mulai makan di suapan pertama ia teringat saat papa Diany masih ada,rasanya masakan mama tidak berubah.

"Gimana sayang masakan mama enak gak?"tanya mama.

"Tetap seperti dulu ma,enak"ucap satria sambil tersenyum.

"Syukurlah,ya udah makan yang habis"ucap mama.

"Diany,mama mau ngomong?"tanya mama Diany.

"Iya?"Diany.

"Selesai SMA,kamu ikut mama yah kuliah di Yogyakarta di UGM?mama gak tega lihat kami sendiri di sini"jelas mama diany agar Diany pindah ke Yogyakarta bersamanya.

"Diany pikir pikir dulu yah ma"jawab Diany karena ia masih belum bisa berpikir untuk melanjutkan ke mana.

"Iya"

Saat di kamar Diany tidak berpikir mengenai kuliah di Yogyakarta,ia memikirkan momen di mana telah lama ia tidak makan masakan dibuat mama,ia juga merindukan semua itu.

Tanpa angin dan tanpa hujan juga ada sebuah notifikasi dari ponsel diany.ia melihat pesan dari satria, ia tidak membukanya tapi membacanya lewat layar ponselnya.

Ia membaca pesan satria yaitu ada hal penting.saat itu Diany tidak ingin membalasnya karena satria selalu menghindar darinya.Akan tetapi tidak butuh waktu lama Diany merasa sangat merindukan cowok tersebut,ia langsung mengetik pesannya dan membalas pesan satria.

"Ada apa?"
"Lo mau ikut ke pengadilan 2 hari nanti ada Adit dan putra nanti?"
"Pengadilan?Lo kenapa?Lo lagi ada masalah?jelasin ke gue Lo ada masalah?
"Nanti gue ceritain di sekolah besok"
"Lo kenapa,kenapa gak chat aja?apa perlu gur kesana?"
"Gak perlu gue gak apa apa besok gue ceritain"
"Baiklah"

Perasaan cemas Diany terasa di lubuk hatinya,ia penasaran dan cemas ada apa dengan cowok tersebut sampai sampai harus terlibat di pengadilan?apakah ia memiliki kasus berat?pertanyaan itu ada terus di benak Diany bertanya tanya ada masalah apa sebenarnya.

✿✿✿

Keesokan nya tanpa basa basi,Diany langsung menemui Satria tanpa harus ke kelas nya terlebih dahulu untuk meminta penjelasan kepada satria yang sebenarnya.

"Eh ada para geng cewek ni?kenapa cari satria?"tanya putra

"Iya dimana dia?"ujar Diany sambil melihat sekeliling kelas mereka.

"Lo gak tau satria sekarang udah pinter telat Dateng pun waktu guru udah ngajar,kayaknya sinting itu anak"jelas putra.

"Oke,pasti kalian tau"ucap Diany.

"Tahu apa?"tanya putra.

"Kenapa satria harus berurusan dengan pengadilan!?"ujar Diany.

Tatapan mata putra dan Adit mulai terkejut terhadap gadis tersebut bagaimana ia bisa tahu jika satria akan ke pengadilan.

"Jelasin kenapa satria besok harus ke pengadilan!?"tegas Diany kembali.

"Syutt...syutt kita bicara di tempat lain aja yah neng"jawab putra sambil menutup mulut Diany dan berjalan ke luar kelas.ia tak ingin karena mulut ember Diany menjadi barang pembicaraan satu sekolah alasan satria sebenarnya tidak masuk saat itu.

"Jelasin dulu!"tegas Diany.

"Yah jangan disini"jawab putra.

"Sebelum itu Lo tau dari mana jika satria besok akan ke pengadilan?"tanya putra.

"Satria sendiri yang bilang dan dia ajak gue ke sana,jadi sebenarnya apa masalah satria?"jelas Diany.

Pada  akhirnya putra menjelaskan semua kejadian tersebut kepada diany secara detail kejadian waktu lalu dan menyebutkan siapa pelakunya tersebut yang membuat satria harus mengalami operasi.

"Nggak,nggak mungkin dia,dia udah bilang ke gue kalo dia bakal berubah,kalian pasti salah lihat mungkin itu orang lain!"ucap Diany untuk membela.

"Memang ini berat buat Lo tapi dari kamera cctv,dia pelakunya dan kami juga punya barang bukti dan akan di sebutkan ke pengadilan besok apakah cocok dengan si pelaku atau tidak"jelas putra yang sebenarnya.

Gadis tersebut hanya bisa terduduk lesu di bangku taman dan bersama dengan putri dan Mulan yang ada di dekat mereka.

"Sabar Dyah"ucap Mulan sambil menepuk pundak nya dan memberi botol minumnya.

"Nanti besok kita temani lo ke pengadilan bareng"ujar putri.

Tengg...tengg...tengg

"Waktunya masuk Dyah,yuk ke kelas?"ujar Mulan.

"Diany,gue bakal suruh satria temuin Lo"teriak putra karena satria harus memberi penjelasan yang lebih detail karena ia adalah saksi korban.

Di setiap jam berlalu dan pelajaran berlalu gadis tersebut hanya melamun karena hal yang membuatnya tidak percaya dan di sisi lain juga satria berusaha untuk menemui Diany untuk memberikan penjelasan. Dan jujur satria sangat marah dengan putra,ia memberikan bocoran kepada Diany yang seharusnya ia beri tahu sendiri.satria takut Diany akan salah paham karena menuduh yang tidak tidak.

"Dyah,setop tunggu,gue bisa jelasin semua"teriak satria.

"Gak perlu,putra udah jelasin" ucap Mulan.

"Lo marah sama gue karena nuduh yang enggak enggak ke dia?"tanya satria.

Diany hanya terdiam saat satria mengatakan hal tersebut dihadapannya.

"Diany serah Lo mau percaya atau enggak ke gue tapi gue bakal bukti di pengadilan kalo dia belum sama sekali berubah,Lo harus datang besok"ucap satria.

Satria meninggalkan Diany begitu saja di sana dengan tatapan kecewa Diany tidak mempercayai.

"Udahlah gak usah peduli ucapan dia"ucap Mulan agar menenangkan Diany.

"Tunggu!! Satria,gue bakal tetap dukung Lo besok."



Diary DianyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang