51. Rileks

25 29 1
                                    

"hei, gak perlu nangis elo pasti bisa ngelewati ini semua"ucap seorang perempaun di sampingnya yang ingin di ajak bicara.

"gue tau elo lagi di keadaan terpuruk dan ingin banget teriak dan memohon ke tuhan kapan ini semua bisa berakhir,gue tau kalo elo juga bener bener sayang sama mama elo"jelas diany agar gadis tersebut berbicara kepadanya tapi alhasil gadis itu masih bungkam dan diam tidak ada respon.

"Dan elo udah buat mama elo kecewa terhadap diri lo sendiri violet"

Degg...perkataan diany barusan membuat violet merespon mengadapnya dan memandangnya apa kesalahannya yang membuat mama nya kecewa.

"maksud kakak?"tanya violet yang telah merespon.

"ya, mama elo pasti pernah cerita bahwa anak anak nya harus lebih kuat dari pada dirinya, harus bisa bertahan dan anti banting terhadap keadaan, Tapi sekarang elo udah buat mama elo kecewa karena elo menangis sekarang!!"jelas diany yang pernah ia alami selama dirinya hidup sendirian.

"memang mama pernah bilang kayak gitu ya kak?"tanya violet kembali.

"semua ibu di dunia gak pernah berkata seperti itu tapi semua ibu berharap bahwa anak nya bisa lebih kuat dari dirinya, begitu juga kakak, kakak daru kecil udah ditinggal sendirian di rumah, dan kakak dulu merasa jika kakak gak akan bisa melewati hari demi hari, tapi karena kakak ada tekat untuk masih bertahan,kakak bisa sampai disini"jelas diany agar gadis tersebut tetap lebih kuat dan mengerti jika keadaan lah yang membuat dirinya bisa bertahan dan lebih kuat sampai sekarang.

"kalo begitu kamu hapus air mata lo, lalu yakin dengan diri lo bahwa mama bakal baik baik saja"ujar diany sambil membuat gadis tersebut menghapus air matanya.

Gadis tersebut tidak menangis lagi, ia terlihat lebih sabar dan tabah dengan ucapan dan perkataan diany barusan seakan akan ada hal yang membuat violet tersentuh dari perkataan diany barusan.

✴✴✴

Jarum jam menunjukan pukul 9 malam, berarti lebih dari 1 jam mereka menunggu pemeriksaan ICU,terlihat satria dan violet begitu tenang menanti hasil pemeriksaan berharap mama nya akan baik baik saja.

"Dokter, gimana keadaan mama"ucap satria di balik pintu tersebut yang sampai terdengar diany dan violet.

"saat ini kondisi pasien sudah normal tapi kami akan menunggu hasilnya saat 24 jam,permisi"ucap dokter yang telah merawat mama nya semenjak harus rawat inap.

Violet begitu bahagia akhirnya keadaan mama nya baik baik saja sekarang dan ia merasa begitu tenang dari sebelumnya.

"kak, makasih yah udah buat aku tenang"ucap violet yang begitu senang akhirnya ada seseorang yang bisa ia percayai dan dapat buat dirinya tidak merasa begitu panik.

"gak apa apa, itu kakak lakuin demi kebaikan kalian juga,yaudah kakak pulang ya besok kakak harus sekolah mau ada kegiatan"jawab diany yang harus pamit dahulu dan meranjak dari tempat duduk.

"Diany!?"teriak seseorang dari belakang saat diany mau memasuki lift.

"iya?"jawab diany.

"elo mau pulang?"tanya satria yang berlari menyusul diany.

"iya udah malem lagian besok gue juga mau ngatur acara untuk besok"ucap diany.

"gue anterin"ujar satria.

"eh, ngak usah mening elo jaga violet aja dia sendirian"jawab diany karena ia bisa pulang,kompek rumahnya dekat dengan rumahnya.

"enggak kak, nggak apa apa aku juga udah mulai rileks bukan seperti waktu lalu sedikit cemas!"ucap seorang gadis di belakang yang tersenyum agar diany tidak perlu mencemaskannya.

"yaudah,yuk pergi"jawab satria.

Mereka berdua masuk kedalam lift dan mulai keluar rumah sakit menuju motor satria yang diparkirkan.Satria juga merasa lebih rileks dari 2 jam yang lalu dari saat panik sekarang lebih tenang.

Mereka menikmati angin malam meski harus 5 menit saja karena jarak rumah diany dan rumah sakit tidak jauh, diany bisa berjalan kaki tapi karena ia perempuan dan hari sudah malam, satria khawatir akan terjadi apa apa dengan gadis itu saat di perjalanan.

"Terima kasih banyak ya sat"ucap diany sambil memberikannya helm kepada satria.

"untuk apa?"tanya satria berpura pura tidak tahu apa apa.

"ya,untuk semuanya"jawab diany.

"semua nya itu apa? "ucap satria bermain main sambil tersenyum.

"Dari nyelamati gue saat hampir jatuh,udah di traktir makan, lalu dianterin juga"jelas diany.

"gue juga makasih!"ujar satria memberikan senyuman hangat.

"untuk?"tanya diany balik.

"udah buat gue dan violet jauh lebih tenang saat itu, selama ini jika mama kondisi nya menurun, kami selalu merasa khawatir, tapi berkat lo kami bisa sejauh ini"jelas satria dengan penuh rasa bahagia dari hati yang tulus.

"Gak apa apa, gue cuma ingin kalian kenapa kenapa karena terlalu terpikiran!"jelas diany apa adanya didalam pikirannya.

"yaudah gue masuk ya udah malem,elo juga jangan begadang besok kita sekolah"ucap diany sambil menunjuk kearah gerbang rumahnya untuk masuk.

"besok gue jemput ya?"ucap satria.

"ha?elo serius?tanya diany tidak percaya.

"serius!yaudah gue jemput lo agak pagi,ok"ucap satria.

"iya,bye,night"jawab diany dengan senyuman dan sapaan pamit.

"night"balas satria.

❄❄❄

Diany telah selesai mandi dan mengganti pakaiannya, ia merasa sedikit gerah karena hampir  seharian ini ia memakai baju yang sama tanpa berganti ditambah bau keringat yang menyengat.

Saat diany membuka jendela kamarnya, ia melihat begitu terang bulan berwarna bulat begitu juga dirinya yang bahagia karena bisa membuat satria merasa bahagia begitu juga violet,adiknya satria.

Rasa kebahagianya tidak bisa ditahan ia meluapkan kebahagianya dengan menari menyanyi di kamarnya tanpa terdengar diluar.Tapi terlintas ia juga lupa jika seharian ini juga dirinya tidak mambuka ponselnya karena terlalu sibuk.

Saat ia membuka ponselnya, dirinya melihat percakapan kedua sahabatnya jika mereka akan kerumah nya untuk bermain bersama tadi sore.

"Mereka kesini?mereka tahu gue gak ada dirumah!?"


Diary DianyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang