Sampai di Miftahul Anwar, gema tilawah sudah terdengar. Hari ini hari Jum'at, untung saja itu artinya semua teman kamarku sudah pasti pulang dari kegiatan masing-masing. Kecuali jika yang terlibat dalam keorganisasian seperti OSIS.
Bunyai Rif'ah sedang tindakan dengan kiyai. Begitu juga Ning Fariha dengan sang suami. Itulah mengapa tadi Gus Zuhayr sempat terburu-buru dari kampus, karena akan mengimami shalat Jum'at.
Aku berpamitan kepada Gus Zuhayr untuk langsung ke asrama putri. Aku sudah tak sabar bertemu dengan mereka. Gus Zuhayr memperbolehkan dengan syarat harus kembali setelah shalat Jum'at usai.
Dengan senang hati aku berjalan menuju asrama putri. Untung saja saat aku masuk dan keluar dari ndalem, tidak ada santri yang sedang berlalu lalang. Memang sebenarnya jarang sekali santri berlalu lalang di sekitar ndalem. Sudah terdapat pintu khusus yang dilewati oleh para santri.
"Assalamualaikum!" Ucapku memasuki kamar bertuliskan 'Umi Kulsum 2'.
Tak banyak santri didalamnya. Mungkin yang lain sedang ada kegiatan. Mereka melihat ku bingung.
"Mbak Nasya!" Teriak Citra saat menyadari kehadiran ku.
Sontak semua menghampiri ku. Aku menyalami mereka juga memeluknya sebentar.
"Kalian apa kabar?" Tanyaku.
Kini aku bersama sekitar 10 anak duduk di bagian tengah kamar.
"Alhamdulillah ya baik toh mbak. Mbak sendiri gimana?"
"Alhamdulillah seperti yang kalian lihat. Oiya ini rek di bagi. Tadi aku sempet beli jasuke di jalan"
"Wahh mbak kok repot-repot bawa kayak gini sih. Sering-sering ya!" Canda Citra membuat yang lain demo.
"Assalamualaikum!" Suara cempreng Afisa memasuki ruangan.
Aku diam, sepertinya Afisa tak menyadari kehadiran ku.
"Wahh ada jasuke! Siapa yang bawa? Aku mau ya!" Ucapnya kemudian duduk manis menyantap jasuke di tangannya.
Chika sedang sibuk menata cup jasuke itu.
"Kamu disambang Chik?" Tanya Afisa yang masih belum menyadari kehadiran ku.
"Ngga"
"Terus?"
"Tuh!" Tunjuk Chika padaku membuat Afisa melongo.
Seketika ia berhambur ke pelukan ku.
"Jahat banget kamu! Masa dateng tak bersuara" ucapnya.
"Idih apaan tak bersuara tanyain ke mereka. Aku udah salam ya!" Protes ku.
"Assalamualaikum guys!!!!" Teriak Keyla diambang pintu. Semua menjawab salam darinya.
"Tau ngga? Gus Zuhayr dateng bareng istrinya huwaaaa!" Teriaknya heboh.
Afisa menyenggol lengan ku. Aku hanya tersenyum menanggapi.
"Tau dari mana kamu?" Tanya citra kepo.
"Eh ada mbak Nasya.. maaf mbak baru sadar!" Ucapnya menyalami ku.
"Gapapa Key" jawabku singkat.
"Gimana key? Kamu tau dari siapa?"
"Tadi aku liat dari kelas atas, mobilnya Gus Zuhayr lewat. Mana bareng cewek. Sudah pasti istrinya dong!"
"Cantik ngga?"
"Ya cantiklah!" Jawab tiba-tiba Afisa.
Duhh semoga Afisa tidak membuka mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Mahreen" [END]
General Fiction"Saat alasan untuk bertahan pun sudah tiada bolehkah aku memilih untuk berputus asa?" Mahreen Nasyauqi Khalwa Rank #1 - Berat #1 - Ning #2 - Pesantren #1 - Lelah #3 - Ikhlas