Seneng ga?
Seneng ga?
Seneng lah! Masa engga!
Khusus malam ini, jadwal update nya tak majuin
Sebagai gantinya jangan lupa vote dan komen ya!!!!
Kalo perlu komen disetiap paragraf!!
Komennya harus rame kalo pen update cepet 😁
***Lima perkara yang harus dijaga sebelum lima perkara. Sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, masa muda sebelum masa tua, waktu luang sebelum waktu sibuk, dan hidup sebelum mati.
Saat kita sudah melewati salah satunya baru akan terasa seberapa besar pentingnya. Sama halnya dengan diriku, aku yang lalai menjaga kesehatan hingga membuat ku jatuh sakit.
Disamping itu, aku masih bersyukur. Allah memberi ku kesempatan untuk tetap tinggal di bumi-Nya.
Hingga saat ini aku masih belum tahu penyakit yang diderita ku apa. Melihat apa yang aku alami, tak mungkin hanya efek dari kelelahan.
Aku ingin berusaha mengingat kejadian di masa lalu yang akhir-akhir sering muncul di ingatanku. Namun, disaat aku berusaha mengingatnya, kejadian buruk itu membuat ku ketakutan dan pusing di kepala.
Ingin ku bertanya pada Muya ataupun Gus Zuhayr, namun sudah pasti tidak akan dijawab. Ya sudahlah aku memilih diam berbaring di sini. Tentunya juga harus semangat untuk sehat.
Sejak subuh tadi, Gus Zuhayr terlihat sibuk dengan laptopnya. Aku juga tak berniat untuk mengganggunya.
Perlahan aku mencoba turun dari kasur. Walau tubuh masih lemas, aku masih bisa berjalan dengan menopang pada penyangga infus.
"Kenapa ga minta bantuan?" Tiba-tiba Gus Zuhayr membantu ku berjalan.
"Takut ganggu!" Gus Zuhayr menghela nafas berat mendengar jawaban ku.
Gus Zuhayr membantu ku hingga ke kamar mandi. Saat aku keluar Gus Zuhayr masih tetap berdiri di depan pintu kamar mandi. Dengan sigap ia membantu ku lagi namun ku tolak.
"Khalwa punya wudhu" Gus Zuhayr mengangguk dan mengikuti ku dari belakang.
"Sampeyan mau Shalat Dhuha?" Tanya Gus Zuhayr saat aku sudah di tempat tidur.
"Mboten, Khalwa mau ngaji"
"Saya simak ya!" Tawarnya setelah memastikan posisi ku nyaman.
"Jenengan selesaikan pekerjaannya saja"
"Sudah selesai kok!" Ucapnya kemudian duduk di kursi samping ku. Aku memilih mengulang hafalan dengan mata terpejam. Memulai dengan taawudz yang selanjutnya disimak oleh Gus Zuhayr.
"Coba kalo murajaah matanya dibuka!" Titahnya tiba-tiba.
"Susah fokus!"
"Itu karena kebiasaan! Coba kebiasaannya diganti" aku menuruti ucapan Gus Zuhayr untuk mengulang dengan membuka mata. Namun, ambyar sudah! Aku tak bisa fokus dengan sempurna.
Gus Zuhayr sesekali membenarkan kesalahan ku. Ah! Rasanya sangat buruk sekali hafalan ku ini. Tak terasa, air mata ku menetes dengan sendirinya.
"Loh kok nangis?" Tanya Gus Zuhayr panik.
"Hafalan Khalwa buruk ya Mas? Khalwa susah fokus kalo baca dengan mata terbuka!" Keluhku.
"Dek! Lupa dalam hafalan itu wajar. Sampeyan tidak bisa fokus karena sampeyan belum terbiasa aja. Tersendat dalam murajaah itu hal biasa. Yang terpenting kita jangan pernah putus untuk memurajaahnya. Tidak lanyah pun tidak apa-apa. Karena lanyah itu anugerah dari Allah. Kewajiban kita hanya murajaah. Kenapa saya meminta sampeyan untuk belajar murajaah sambil membuka mata? Agar sampeyan bisa murajaah sambil beraktivitas seperti memasak, menyapu, dan lain-lain. Asalkan murajaahnya jangan di kamar mandi aja. Dengan demikian, waktu murajaah sampeyan akan lebih banyak! Tak harus duduk dengan khusyuk untuk memurajaahnya. Perlahan coba dibiasakan ya!" Titahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Mahreen" [END]
General Fiction"Saat alasan untuk bertahan pun sudah tiada bolehkah aku memilih untuk berputus asa?" Mahreen Nasyauqi Khalwa Rank #1 - Berat #1 - Ning #2 - Pesantren #1 - Lelah #3 - Ikhlas