Menjadi seorang entrepreneur bukanlah hal yang mudah. Terlebih bagiku yang memang belum memiliki pengetahuan sama sekali mengenai wirausaha itu sendiri.
Persaingan bisnis yang sangat ketat membuat kita harus terus berkreasi dan berinovasi. Berwirausaha bukan hanya menikmati hasil yang sudah didapat. Melainkan juga, bagaimana kita mempertahankan usaha kita bahkan bagaimana cara kita mengembangkannya.
Tak hanya itu, kita juga harus memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Menjadi seorang entrepreneur juga harus memiliki mental berani mengambil risiko. Dimana kita harus berani menghadapi situasi apapun dalam berwirausaha. Kita juga harus siap dengan kemungkinan terburuk yang akan dihadapi.
Banyak orang menganggap jiwa entrepreneur merupakan bakat. Aku pun menganggapnya demikian. Karena Muya dan Buya sama-sama memiliki usaha Muya bergerak di bidang jual beli. Sedangkan usaha Buya bergerak di bidang jasa. Buya membuka jasa tour & travel haji dan umroh. Oiya Buya juga memproduksi barang-barang perlengkapan haji dan umroh.
Mungkin inilah yang membuat ku percaya jika entrepreneur merupakan bakat yang dimiliki oleh seseorang. Namun, nyatanya pernyataan tersebut tidak lagi berlaku.
Dimana itu hanya anggapan dimasa lalu. Sedangkan di masa sekarang, Entrepreneurship merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.
Jadi, entrepreneurship bisa dipelajari oleh siapapun. Semua orang mampu menjadi seorang entrepreneur tentunya diawali dengan belajar. Mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan kewirausahaan.
Kemudian dilanjutkan dengan berlatih, mencoba membuka suatu usaha yang pada nantinya akan melatih pola pikir secara kritis. Karena tak semua dari teori yang kita dapatkan akan kita terapkan saat mencoba. Karena akan timbul permasalahan yang terkadang diluar dugaan kita.
Dengan ini kita bisa berpikir kritis untuk menghadapi dan menyelesaikannya. Setelah berpikir kritis kita akan bertindak, dimana dari berpikir kritis akan memunculkan tindakan strategis. Tentunya sudah didukung oleh teori yang dimilikinya. Barulah kita akan menikmati hasilnya. Disinilah mental wirausaha ditumbuhkan.
Banyak pelajaran yang kudapatkan. Ditambah sejak mas Lubab bergabung di resto ini. Pengetahuannya sangat luas. Benar kata Muya, fresh graduate tak kalah berkualitas dengan yang sudah berpengalaman.
Mas Lubab mengurus resto penuh dengan berbagai rencana dan pertimbangan. Semoga resto Muya ini semakin berkembang nantinya.
Mas Lubab sangat membantu aku. Dia juga friendly membuat ku nyaman berdiskusi dengannya. Satu Minggu ini aku setiap hari mengunjungi resto ini, sebab pengenalan mas Lubab masih berlanjut. Kami juga masih merencanakan inovasi baru pada resto ini.
"Kamu mau ke Babatan?" Tanya mas Lubab. Setelah berdiskusi aku hendak pamit, sebab hari ini jadwalku mengunjungi resto yang di daerah Babatan.
"Iya mas!"
"Aku anter ya!"
"Ga usah mas! Saya pesan ojek online saja!"
"Bareng aku aja! Kebetulan aku mau temenku yang punya usaha furniture. Kebetulan deket sama Babatan" ajak mas Lubab. Aku tersenyum ragu, berat untuk menolak juga berat untuk menerima ajakannya.
"Ngga perlu mas! Saya duluan aja"
"Kamu pucet Lo Sya... Bareng aku aja lebih aman! Lagian panas loh ini!" Cuaca memang sangat terik. Sejak tadi pagi aku juga sedikit merasakan pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Mahreen" [END]
General Fiction"Saat alasan untuk bertahan pun sudah tiada bolehkah aku memilih untuk berputus asa?" Mahreen Nasyauqi Khalwa Rank #1 - Berat #1 - Ning #2 - Pesantren #1 - Lelah #3 - Ikhlas