40. Menyerah

3K 164 17
                                    

Udah tak sempetin update pagi😴

Happy weekend

Selamat membaca

***


Para santri riuh berhamburan menuju kelas masing-masing saat bel masuk berbunyi. Aku berjalan menuju kelas XI MIPA 5, Buya meminta ku untuk menjaga ulangan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Kebetulan Buya dan beberapa asatidz sedang takziah.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!" Ucapku kemudian duduk di meja guru.

"waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh!" Jawab para santri dengan berbagai ekspresi.

Jam terakhir sebelum pulang pasti waktu terberat untuk di lewati. Terlebih ulangan Sejarah Kebudayaan Islam. Sungguh plus plus kelelahan mereka.

"Baik semuanya disini saya mendapatkan amanah untuk menjaga ulangan SKI di kelas ini. Sudah siap?"

"Insyaallah siap!" Jawabnya lesu. Ya aku memaklumi, kelelahan mereka.

"Semua buku yang berkaitan dengan mata pelajaran SKI silahkan dikumpulkan lalu persiapkan diri. Saya akan membagikan soalnya!" Perintah ku membuat mereka heboh mengemasi bukunya.

"Selamat mengerjakan dan jangan lupa berdoa!" Ucapku setelah membagikan soal.

Suasana kelas Seketika hening. Mereka sibuk dengan kertas masing-masing. Aku hanya berharap semoga mereka mendapat nilai yang di inginkan.

Aku memperhatikan ekspresi wajah dari mereka. Lucu ternyata. Ada yang putus asa, ada yang santai, ada yang pusing, bahkan ada yang tidur. Entah bagaimana mereka masih sempat tertidur saat ulangan.

 Entah bagaimana mereka masih sempat tertidur saat ulangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi teringat Afisa. Ia salah satu santri yang selalu memanfaatkan ulangan untuk tidur.

"Sya, ulangan itu yang penting duduk kerjakan lupakan, terus rebahan. Daripada nyontek kan mending tidur!" Aku hanya tertawa menjawab pertanyaannya.

Tepat bel berbunyi semua kertas sudah ulangan sudah terkumpul ditanganku. Semua siswi sudah membereskan buku-bukunya. Aku pun mengakhiri pelajaran dengan salam kemudian keluar dari kelas.

Setelah meletakkan kertas ulangan di meja Buya, aku memilih untuk pergi ke perpustakaan. Pulang sekolah seperti ini sudah sedikit sekali yang mengunjungi perpustakaan. Sebab sebentar lagi perpustakaan akan tutup.

Aku melihat ada seorang siswi yang berjinjit hendak mengembalikan buku ke rak paling atas. Aku berjalan hendak membantunya meletakkan buku tersebut.

Namun, masih beberapa langkah aku berjalan, "Hati-hati mbak!" Teriakku saat melihat kakinya tergelincir.

Brakkkkk!

"Shhh awww" aku pun menghampiri nya yang sudah tergeletak. Air matanya sudah tumpah.

"Mbak gapapa?" Tanyaku hendak berdiri. Aku terpaku saat melihat darah memenuhi baju dan rok nya. Tangannya terluka lebar, sepertinya ia tergores rak besi.

"Mahreen" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang