Hi! Udah vote dan komen belum?
Vote dulu yuk!
Happy reading 🥰🤍
***
Rafha dan Sasya duduk di kursi yang disediakan di kantin rumah sakit ini. Rafha mengelap air mata Sasya. Tadi pas ketemu Sasya, Sasya langsung berlari memeluknya dan menangis di pelukannya. Sasya memberitahu semua yang terjadi pada Satya ke Rafha. Rafha terkejut, dia ingin melihat Satya, tapi Sasya melarangnya. Katanya, Satya baru saja istirahat, jadi nanti saja.
Sasya juga menanyakan kenapa Rafha bisa ada dirumah sakit ini. Kata Rafha, Revano juga kecelakaan dan dirawat dirumah sakit ini bersama Rangga. Sasya juga ikut terkejut mendengarnya. Abangnya kecelakaan, Revano kecelakaan, Rangga juga kecelakaan. Nanti siapa lagi?
Sasya ingin menjenguk Revano dan Rangga, tapi kata Rafha, Sasya tenangin diri dulu. Sasya saja masih nangis, bagaimana bisa Rafha membawanya ke dalam kamar Revano. Disana juga sudah ada mama dan papa nya.
"Sudah, jangan nangis. Bang Satya bentar lagi sembuh, kok." Rafha memeluk Sasya, menenangkan nya.
Di depan mereka sudah ada dua mangkuk bakso. Tadi katanya Sasya mau makan bakso, yaudah Rafha belikan. Rafha tidak tega melihat pacarnya seperti ini.
"Katanya mau bakso, makan dulu bakso nya. Nanti bakso nya juga ikutan nangis kalo gak di makan-makan." Bujuk Rafha.
Sasya mengangguk. Dia mengusap air matanya yang terus berjatuhan. Sasya mengambil bakso memakai sendok yang telah disediakan dan mulai melahap bakso nya.
Sasya melihat Rafha yang tersenyum padanya. Bukannya memakan bakso yang ada di depannya, malah senyum-senyum ke Sasya. "Apaan senyum-senyum, makan bakso nya. Nanti bakso nya nangis kalo gak di makan," kata Sasya, meniru ucapan Rafha tadi.
"Iya sayang," Rafha juga ikut memakan bakso nya.
"Raf, bang Revan kenapa bisa sampe kecelakaan?" Tanya Sasya disela-sela makan bakso.
"Balapan sama Rangga," Rafha mengunyah bakso nya.
"Hah? Kok balapan sih?" Tanya Sasya heran.
"Iya, balapan ngejar Aqilla."
Sasya mengernyitkan dahinya, semakin heran. "Kok, ngejar Aqilla? Gimana sih?"
"Kek gini..." Rafha melihat Sasya sedang menunggu jawabannya. "Nungguin ya?"
Sasya cemberut. Rafha selalu menjahilinya. "Iya, nungguin. Ayo cerita," Sasya mengunyah bakso nya.
"Abisin dulu bakso nya, baru aku cerita," suruh Rafha.
Sasya semakin cemberut. Dia langsung menghabiskan semua bakso yang ada di dalam mangkuk bakso dengan cepat.
Rafha yang sedang memakan bakso nya, melongo melihat Sasya yang langsung dengan cepat menghabiskan bakso nya. Segitunya Sasya kepo dengan kecelakaan Revano dan Rangga? Astaga.
"Uhuk, uhuk."
"Nah, kan. Pelan-pelan makan bakso nya, nih minum dulu." Rafha menyodorkan air putih pada Sasya.
Sasya langsung meneguknya sampai habis lalu menghembuskan nafasnya. Sasya melihat ke Rafha yang juga sedang melihatnya, "Hehe, ayo ceritain sekarang. Bakso nya udah habis," suruh Sasya. Sasya sudah tidak sabar mendengar cerita Rafha.
Rafha menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah pacarnya. Rafha mengambil air putihnya dan meminumnya. Dia mulai menceritakan kejadian kenapa Revano dan Rangga bisa kecelakaan pada Sasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMISSION ✓
Jugendliteratur[SELESAI] "Gak mau maafin gue? Oke, gue akan berusaha buat dapetin maaf dari lo." Sasyabila Putri, Murid cantik, pinter, disukai banyak cowok karena kecantikan nya. Sasya itu cewek dingin dan cuek ke semua orang, apalagi ke cowok yang mendekati...