22.PASAR MALAM

331 142 68
                                    

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT NYA YA, ITU BERHARGA BANGET BUAT AUTHOR.THANKS 💕]

Happy Reading 😄📖

***

"Vena, pasar malam nya di mana?" tanya Rafha.

Mereka semua sedang berada di dalam mobil Rafha. Reva yang sedang di pangkuan Sasya di sebelah Rafha. Vena, Tsania, Jenora, Resa, Arvano, dan Alvado di belakang. Resa yang di pangku oleh Vena, dan Jenora di pangku oleh Tsania.

"Di sebelah sana bang," Vena menunjukkan jari nya mengarahkan ke tempat pasar malam.

Rafha langsung menjalankan mobil nya ke tempat yang di tunjuk oleh Vena.

"Raf," panggil Sasya.

"Hm, apa?"

"Lo gak ngerjain PR?" tanya Sasya.

"Gak. PR apa emang?" Rafha balik bertanya.

"Matematika. Kan tadi udah di kasih tau di kelas, gak inget?"

"Gak, besok aja gue kerjain di kelas."

"Besok di kumpul," ujar Sasya.

"Iya, sebelum pelajaran nya di mulai. Kan tinggal nyontek sama Venzo. Selesai," jawab Rafha santai.

"Serah lo dah," pasrah Sasya. Percuma saja kalau di ingetin gak bakalan di kerjain juga!

"YEAAYY, UDAH SAMPE!" teriak sepupu Rafha ketika melihat di depan nya sudah ada pasar malam.

Rafha memberhentikan mobil nya di pinggir jalan di dekat pasar malam, di depan dan di belakang nya sudah ada mobil lain.

"Ayo kita turun," ajak Vena kesenangan.

"Ayo!" jawab semua nya.

Mereka semua turun dari mobil Rafha. Rafha mengambil Reva dari Sasya dan menggendong nya. Rafha juga menggenggam tangan Resa agar anak itu tidak jauh-jauh dari nya.

Pasar malam malam ini banyak orang yang mengunjungi nya yang di selenggarakan di tengah lapangan luas yang tempat nya tak jauh dari rumah Rafha.

"Banyak banget orangnya," gumam Rafha.

"Bang Rafha gak pernah kesini ya?" tanya Vena. Rafha mengangguk.

"Pantes, emang orang-orang sini sering kesini daripada ke mall mulu bosen." Vena memang sering ke pasar malam dengan mama dan papa nya.

Suara-suara berisik pedagang di pasar malam dan juga ditambah banyak nya permainan-permainan, membuat pasar malam menjadi tambah ramai, dan juga para krucil-krucil yang dari tadi tidak bisa diam.

"Ayo kita duluan aja, bang Rafha nya kelamaan," ajak Vena.

"Ayo!" Arvano dan Alvado berjalan di sebelah Vena. Tsania dan Jenora di belakang mereka.

"Heh mau kemana, jangan jauh-jauh. Ntar kalo ilang abang gak bisa cari kalian disini banyak orang." Rafha menarik tangan Vena. Tsania dan Jenora langsung menghentikan langkah nya.

Sementara Arvano dan Alvado tetap berjalan.

"Vanodo, diomongin jangan jauh-jauh." Rafha menarik bagian belakang baju Arvano dan Alvado.

"Apaan sih, orang cuma mau liat-liat mainan aja gak boleh." Arvano menggerakkan tubuh nya mencoba melepaskan diri dari Rafha.

"Vano, Vado, kalian gak boleh duluan jalan nya. Ntar kalo ilang gimana? mau di culik?" Sasya tangan nya memegangi tangan Arvano dan Alvado. Vena, Tsania dan Jenora bisa menjaga dirinya sendiri.

REMISSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang