"Huaaamm.." Sasya baru saja terbangun dari tidurnya, jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit.
Matanya langsung melebar, "Bundaaa, kok gak ngebangunin Sasya sih, terlambat kan Sasya jadinya!" pekik Sasya.
"Aduh aduh dek, volumenya tolong dikecilin ya. Berisik banget!" Kata Satya (Abangnya Sasya).
"Suka suka gue dong lo sapa hah?!"
"Heh, gue ini abang lo yang paling ganteng. Masa gak tau!"
"Ishh, kepedean amat lu. Bunda mana hah?! Bundaaaaa," Pekik Sasya lagi.
"Aduhh, nih bocil pake acara teriak teriak segala, pagi pagi bikin rusuh aja!" Sindir Satya.
"Apa lu bilang? gue bocil?" tanya Sasya, ngegas.
"Iyelah, lu tuh bocil yang pagi pagi udah bikin rusuh aja ni dirumah."
"Berisikk, pergi sana lu. Pergi jauh jauh, sewot amat jadi orang," gerutu Sasya kesal.
"Aduh aduh, ini kenapa pagi pagi udah ribut aja," Rahma yang dari tadi mendengar celotehan kedua anaknya, langsung menghampiri mereka berdua.
"Itu bun, bang Satya sewot banget jadi orang," adu Sasya.
"Eh, kok malah gue yang disalahin. Lo tuh ya yang pagi pagi udah bikin ribut aja," balas Satya.
"Aduhh, udah-udah jangan ribut lagi," Rahma menghentikan keduanya.
"Bunda, kok gak ngebangunin Sasya sih?" Tanya Sasya kesal.
"Ini kan hari minggu Sasya jadi bunda gak bangunin kamu, oh iya ada temen kamu tuh diruang tamu," kata Rahma. Sementara Satya pergi masuk ke kamarnya.
"hah, temen aku, siapa bun?" tanya Sasya.
"Gak tau bunda, coba cek aja sendiri."
"Cewek atau cowok bun?" tanya Sasya masih penasaran.
"Cowok."
"Hah, cowok? Siapa bun?"
"Kan udah bunda bilangin gaktau Sasyaa, lihat aja tuh didepan bunda mau kedapur dulu" Rahma pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan keluarga.
"Cowok, siapa ya?" karena Sasya penasaran, Sasya langsung menuju ruang tamu,Sasya masih memakai baju piyama merah muda yang dipakainya semalam.
"Eh, lo kok disini?" Sasya mendapatkan Rafha yang sedang duduk diruang tamu sambil memainkan handphone nya.
"Baru bangun lo?" tanya Rafha sambil melihat piyama yang Sasya kenakan,dan juga rambut Sasya yang berantakan.
"Iya, hehe," jawab Sasya sambil cengar cengir.
"Gue mau ajak lo jalan."
"Hah, jalan?"
"Iya, mau gak?"
"Mau sih tapi kan, gue belom mandi."
"Mandi dulu, gue tungguin"
Sasya langsung menuju kamar mandi yang ada dikamarnya, dengan cepat-cepat Sasya langsung menyelesaikan mandinya, langsung memakai baju yang mau dikenakan, setelah itu Sasya memakai bedak agar terlihat cantik.
***
"Sasya, kamu mau kemana pagi pagi gini?" tanya Rahma melihat anak gadisnya yang sedang bersiap-siap.
"Mau jalan-jalan bun," jawab Sasya.
"Sarapan dulu baru jalan jalan," Rahma kembali ke dapur.
"Iyaa, bentar dulu, bun," Sasya berjalan menghampiri Rafha di bawah. Sasya melihat Rafha sedang mengobrol bersama Roni.
"Raf, gue sarapan dulu ya," kata Sasya.
Rafha menatap Sasya. Rafha melihat penampilan Sasya dari bawah ke atas.
Cantik, batin Rafha.
"Raf," Sasya mengejutkan Rafha yang sedang memperhatikan dirinya.
"Eh, iya iya."
"Yah, ayo sarapan," ajak Sasya pada Roni. Sasya langsung kedapur untuk sarapan bersama keluarganya.
"Kamu nggak ikut sarapan?" Tanya Roni pada Rafha.
"Gak, om. Tadi saya sudah sarapan di rumah," tolak Rafha sopan.
Roni mengangguk. Dia menyusul anaknya ke dapur.
***
"Lah, ini mau kemana ini, pagi pagi udah main jalan aja nih bocil. Mau jalan kemana lo hah?" Tanya Satya. Melihat penampilan adiknya yang sudah rapi dan cantik.
"Kepoo," jawab Sasya. Sasya duduk di kursi makan sebelah Satya.
"Dihh. Bun, Sasya mau kemana?" tanya Satya pada Rahma yang masih menyedok nasi goreng untuk di taruh ke piring.
"Bunda aja gak tau," jawab Rahma mengangkat kedua bahunya.
"Sya, lo jalan sama siapa?" tanya Satya lagi.
"Kepo banget lo jadi orang, ngurusin idup orang mulu kerjaannya!" Gerutu Sasya kesal.
"Udah-udah Sasya, makan dulu sarapan nya, ntar baru debat lagi sama Satya," Roni menghentikan perdebatan keduanya.
"Kan Sasya mau jalan yah, bukan mau debat sama bang Satya!"
"Iya, tapi dimakan dulu tuh nasi goreng nya yaa."
"Iya-iya."
***
"Selesaii, Bunda Ayah Sasya pergi dulu ya, bye," Sasya beranjak dari duduknya, dan langsung pergi ruang tamu untuk menemui Rafha.
Sementara Satya, melongo melihat adiknya yang pengen cepet-cepet jalan-jalan.
"Raf," panggil Sasya
"Eh, udah selesai?"
"Udah."
"Yaudah, ayok jalan."
"Eh bentar, pake apa?"
"Pake mobil gue lah."
"Mobil lo mana?"
"Itu didepan, ga mungkin lah gue taro sini."
"Hehe, iya maaf," kata Sasya sambil cengar cengir.
"Yaudah ayok, jadi gak?"
"Eh, jadi laah ayok."
Mereka berdua pun langsung menuju mobil Rafha yang terparkir didepan rumah Sasya.
***
Vote komenn!
Awas kalau gak!😂
KAMU SEDANG MEMBACA
REMISSION ✓
Teen Fiction[SELESAI] "Gak mau maafin gue? Oke, gue akan berusaha buat dapetin maaf dari lo." Sasyabila Putri, Murid cantik, pinter, disukai banyak cowok karena kecantikan nya. Sasya itu cewek dingin dan cuek ke semua orang, apalagi ke cowok yang mendekati...