18.ANCAMAN

315 149 27
                                    

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA,ITU BERHARGA BANGET BUAT AUTHOR💕,THANKS]

Happy Reading📖😄

***

"Sya, udah belum? lama banget. Ini bentar lagi kelas nya bakalan ditutup sama pak Abdul."

Pak Abdul adalah Pak satpam yang ada di SMA Cahaya. Sekaligus penjaga sekolah.

"Belum, ini masih banyak yang mau di tulis. Kalian kalo mau pulang-pulang aja, gapapa kok. Gue kan pulang sendiri."

Saat ini Sasya dan teman-teman nya masih berada di dalam kelas. Ini sudah jam waktu nya pulang sekolah, tapi karena Sasya masih mencatat pekerjaan rumah dan catatan tugas yang ada di papan tulis, Alsya, Anggi, Gisha, dan Ghania menunggu Sasya dulu untuk pulang bersama.

"Al, gue haus. Temenin gue ke kantin dulu yuk," Ajak Ghania.

"Gue juga mau beli minum. Gue ikutan juga." Anggi juga ikutan.

"Lo, ikutan juga Gish?" tanya Alsya.

"Boleh, yuk."

"Sya, kita ke kantin bentar ya. Lo tunggu disini, nanti kita kesini lagi."

"Iya,"

Mereka ber-empat langsung menuju kantin, yang letak nya tidak begitu jauh dari kelas XI IPA 2.

Sasya masih sibuk mencatat soal dan catatan tugas yang ada di papan tulis. Sasya memperhatikan sekitarnya. Di kelas tidak ada orang selain Sasya, pintu kelas tertutup, aman. Sasya melanjutkan kegiatan mencatatnya.

Bruk..

Pintu yang tertutup tadi tiba-tiba terbuka.

"Ini dia yang kita cari," Aqila tersenyum sinis, mendapat kan Sasya seorang diri di dalam kelas tanpa teman-teman nya. Aqila masuk ke dalam kelas Sasya bersama dengan para antek-antek nya, Zeva Ferissa dan Risha Athasya.

Aqila dan para antek nya melangkahkan kaki nya menuju meja Sasya.

"Kak--aqila?" Sasya mulai ketakutan. Sasya tidak tahu apa urusan nya dengan Aqila, Zeva, dan Risha. Yang pasti Sasya tidak mau ada urusan dengan ketiga orang yang ada di depan nya ini. Kalau berurusan dengan Aqila, Zeva dan Risha pasti Sasya tidak akan pernah lepas dari urusan itu.

"Bangun lo," suruh Aqila. Sasya langsung berdiri dari tempat duduk nya.

"Ze, lo jagain pintu kelas nya," perintah Aqila ke Zeva.

Zeva langsung menutup pintu yang terbuka tadi, dan menjaga nya. Risha masih di sebelah Aqila.

"Kenapa lo deketin Rafha?!" tanya Aqila. Memulai pembicaraan nya.

Sasya meneguk ludah nya,"Gak," Sasya hanya bisa menjawab seadanya. Jika Sasya menjawab dengan membentak, Sasya tidak berani. Sasya tau kondisi saat ini tidak bisa melawan Aqila. Apalagi yang menjaga nya disini 3 orang, Sasya tidak bisa melawan semua nya.

"Gak, apanya hah?! Lo itu udah ngerebut Rafha dari gue, tau gak lo?!" Aqila membentak Sasya.

Sasya meneguk ludah nya susah payah. Sasya mencoba bersikap tenang.

"Kakak itu bukan siapa-siapa nya Rafha," Sasya mencoba bersikap tenang, dan berusaha melawan Aqila dan antek-anteknya .

"Berani juga lo, Rafha pacar gue. Jadi, lo jangan merusak hubungan gue sama Rafha!" Aqila mendorong kuat kedua bahu Sasya, Sampai Sasya tersungkur ke lantai.

"Hahaha, payah lo perebut pacar orang. Murahan lo hah?!" Aqila menghampiri Sasya yang tersungkur di lantai.

"Lemah lo!" bentak Aqila. Sasya hanya diam. Percuma saja kalau melawan. Sasya tidak akan bisa lepas dari Aqila dan antek nya.

Aqila mengambil gunting besar yang ada di dalam tas nya, yang sudah disiapkan nya dari tadi.

"Lo mau gue potong apa nya? Rambut? Rok atau baju?" tanya Aqila sambil memainkan gunting besar yang ada di tangan nya.

Sasya menggeleng cepat.

Tolong yang masih ada di sekolah tolong selamat kan gue ,batin Sasya. Sasya hanya bisa berdoa agar ada yang masuk ke kelas nya dan menyelamatkan nya.

"Mau di potong apa lo? badan lo?" bentak Aqila.

"Jangan," Sasya menahan air mata yang akan jatuh ke pipi nya. Sasya tidak bisa melawan Aqila saat ini. Sasya bukan lah cewek yang kuat, yang bisa melawan semua orang yang membentak nya atau memaki diri nya.

"Lo mau di potong atau gak?" tanya Aqila lagi. Aqila sudah membenci Sasya karena Sasya mengambil orang yang dia sayang.

"Gak," Sasya menggeleng cepat.

"Okee, gue gak akan potong lo, tapi--" Aqila mengembalikan gunting besar ke dalam tas nya.

"Jauhin Rafha, kalau lo gak jauhin Rafha gue gak akan segan-segan potong lo," ancam Aqila.

"Dan, kalau gue masih liat lo lagi sama Rafha, siap-siap aja nih gunting akan nancep tubuh lo." lanjut Aqila mengancam.

Sasya hanya mengangguk. Sasya hanya ingin diri nya selamat dan tidak ada lagi urusan dengan Aqila dan antek-antek nya.

Aqila tersenyum sinis, senyum yang mengerikan.

"Baguss," suara seseorang yang terdengar dari belakang sambil bertepuk tangan keras. Dia Rafha.

Aqila melebarkan kedua matanya begitu juga dengan Sasya. Aqila tidak tahu kalau Rafha dari tadi mendengarkan pembicaraan nya dengan Sasya. Zeva dan Risha juga terkejut dan langsung menghampiri Aqila.

"Bagus lo udah ngancem Sasya buat jauhin gue, lo bukan siapa-siapa gue Qil. Lo itu cuma mantan pacar nya abang gue. Mau apa lagi lo, mau ngancem Sasya lagi? gue bakalan lindungin Sasya semampu gue." Rafha berjalan mendekati Sasya.

"Bangun," Rafha menarik tangan Sasya pelan agar Sasya bisa berdiri.

Rafha dari tadi memang belum pulang. Pulang sekolah Rafha merasa mengantuk ,dan menidurkan tubuh nya ke dua bangku kosong di belakang agar tidak kelihatan orang-orang. Rafha terbangun mendengar suara pintu terbuka dengan keras, tetapi Rafha hanya mendiamkan nya saja. Sampai mendengar kan pembicaraan Aqila yang mengancam Sasya buat jauhin Rafha.

"Awas lo kalau lo sekali lagi ngancem Sasya, bakalan gue laporin lo ke Pak Joko atau ke kepala sekolah juga bisa, biar lo tau rasa keluar dari sekolah ini." Rafha menggenggam erat tangan Sasya.

"Beresin buku lo, kita pulang ,"suruh Rafha.

Sasya mengangguk lalu membereskan buku-buku nya dan memasukkan nya ke dalam tas pink-nya.

"Sasya, udah belom,"Alsya dan yang lainnya baru saja memasuki kelas. Mereka juga tak sama terkejut nya. Melihat Aqila dan para antek-antek nya ada di dalam kelas nya.

"Heh, lo ngapain masuk-masuk ke dalam kelas gue lo bukan kelas sini. Lo salah kelas, ngapain lo kesini-sini, hah? cari gara-gara lo sama kita? iya?!" Ghania mendorong kuat bahu kanan Aqila, tetapi tidak tersungkur karena ada para antek-antek nya yang menahan badan nya.

"Lo gak sopan banget sama kita, kita ini kakak kelas lo. Lo gak sadar lo itu adek kelas hah?!" Zeva ikut bicara, memarahi Ghania .

"Kakak kelas? hahahaha," Ghania, Anggi dan Alsya tertawa.

"Lo kali yang sadar, kalo kakak kelas itu yang mengajari adek kelas nya sopan santun. Apa ini yang dinamakan sopan santun? hahahaha," Anggi melemparkan botol minum nya ke atas kepala Zeva. Zeva meringis, sambil mengusap atas kepala nya.

"Udah, Qil, Ze kita pergi dari sini. Ayo," suruh Risha. Aqila dan antek-antek nya langsung keluar dari kelas XI IPA 2.

"Sya, lo gak apa-apa?" tanya Gisha khawatir. Takut terjadi apa-apa sama Sasya.

"Gak apa-apa."

•••

Updatee...
[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA,ITU BERHARGA BANGET BUAT AUTHOR💕,THANKS]

Salfha_adeliaa

Diketik 1110 kata...

REMISSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang