10.BANG SATYA & BANG REVAN

375 169 28
                                    

"Nanya apa?" Rafha kembali dengan kegiatan menyetirnya.

"Lo kenal sama abang gue?" tanya Sasya.

"Bang Satya?" Rafha bertanya balik.

"Iya, kenal?"

"Iya" Rafha mengangguk.

"Kenal dari?" Sasya betanya lagi.

"Dari apaan?"

"Kenalnya dari mana?"

"Dari abang gue" jawab Rafha.

"Lo punya abang?" tanya Sasya lagi. Rafha mengangguk.

"Ohh," Sasya menganggukkan kepalanya. "Jadi gimana?" Tanya Sasya lagi dan lagi!

"Gimana apanya?"

"Gimana lo bisa kenal deket sama abang gue."

"Abang gue temen nya abang lo," Rafha melirik Sasya sekilas.

Sasya memangut-mangut, "Tapi, kok lo manggil abang gue pake nama doang? Kan dia yang lebih tua dari lo, atau Abang lo kan seumuran sama Abang gue. Kok, lo gak manggil Abang gue, 'bang'?"

"Katanya biar lebih akrab," jawab Rafha seadanya.

"Ohh," Sasya mengangguk mengerti.

Rafha memberhentikan mobilnya didepan supermarket.

"Turun," suruh Rafha.

"Udah sampe mana?" tanya Sasya yang sedari tadi menatap Rafha, tanpa melihat di depan nya.

"Supermarket."

"Ok, tunggu bentar." Sasya keluar dari mobil Rafha menuju supermarket. Sementara Rafha menunggu Sasya di dalam mobilnya.

Tiba-tiba handphone Rafha berbunyi. Rafha segera mengambil handphone di saku celana nya, mengecek nama yang tertera di layar handphone nya 'nomor yang tidak di kenal'.

Rafha menggeser tombol warna hijau yang tertera di layar handphone nya. Mengangkat nya.

"Hallo."

"Hallo Raff."

"Ini siapa?"

"Gue Revano Lorenzo, abang lo tolol!"

"Kenapa bang?"

Rafha sama sekali tidak meng-save nomor telpon abang nya.

"Lo gak nge-save nomor gue apa gimana sihh?"

"Gak nge-save. Sorry."

"Jadi adek gak ada akhlak banget ya lo, gak nge-save nomor abang nya sendiri. Lo dimana sekarang?"

"Di jalan."

"Jalan kemana?"

"Pulang."

"Kerumah?"

"Hm."

"Mobil mana?"

"Di pake."

"Di pake sama siapa?"

"Gue."

"Ohh, kira gue lo jalan kaki. Sasya mana?"

"Lo kenal sama Sasya?"

"Kan, dia adeknya temen gue!"

"Lo tau dari mana?"

"Tau dari Satya lah, lo jalan sama Sasya kan?"

"Hmm, kapan dia ceritain ke lo kalau dia punya adek?"

"Tadi, Satya nanyain ke gue. Dimana lo sama Sasya?"

"Bang Satya mana?"

"Di rumah."

"Ohh."

"Kapan lo pulang?"

"Bentar lagi."

"Satya nyariin adeknya. Cepet pulang!"

"Gue tadi udah minta izin sama bang Satya!"

"Tau, katanya lama banget!"

"Bentar lagi gue pulang."

"Sasya gak usah dianter ke rumahnya."

Kening Rafha mengerut, "Kenapa?"

"Disini ada abangnya, ntar dia pulang sama abang nya aja."

"Gue anterin."

"Dibilangin biar abang nya aja yang pulang bareng dia!"

"Serah gue!"

"Lo siapa nya Sasya?"

"Orang yang jagain Sasya."

"Apaan dah gak jelas banget, udah cepetan pulang gue tungguin!"

"Ngapain lo nungguin gue?"

"Ya gapapa, mumpung gue ada di rumah."

Rafha langsung memutuskan sambungan telponannya.

"Abang Stress!" Rafha menghela napas berat, selesai adu mulut sama abangnya sendiri.

"Kok lama banget sihh," Rafha langsung keluar dari mobilnya menuju supermarket yang ada di depan nya.

Rafha mencari sosok Sasya di supermarket, tapi tidak ketemu.

"Rafha, kok kamu disini? Akhirnya ketemu lagi kita secara berdua, aku kangen kamu. Maaf ya aku jarang merhatiin kamu lagi, maaf banget Raff." Wanita tersebut langsung memeluk tubuh Rafha.

"Rafha," Sasya melihat Rafha dipeluk seorang wanita yang sering ia jumpai di sekolahnya.

Itu kan kakk----

•••

Siapa gaess 'Wanita' ituu?
Pokokny tungguin chapter slnjutnya
Vote-comen jann lupaa
Lopyuu semuaa :3
Maaf ya baru update hri ini soalny kmren mageerr..

Cecan_cogan25
Salfha_adeliaa

Difollow gaess..

REMISSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang