"Terus, Lo masih suka sama Alif?" Tanya Sasya.
"Ngapain gue suka sama mantan, gak level!"
"Anjir! Kalau masih suka bilang, jangan gengsi."
"Kasian banget kisah cinta Lo sama Alif, Al. Gak di restuin. Pacaran aja gak di restuin, apalagi nikahan."
Alsya cemberut, "Jangan gitu lah, Sya. Doain, semoga mami nya Alif mau restuin hubungan gue sama Alif. Amin."
"Kenapa gak pacaran diem-diem lagi? Kan, gapapa kalau gak ketahuan sama mami nya Alif," ujar Sasya.
"Mau nya sih gitu, tapi mami nya Alif nyuruh orang pesuruh nya buat ngawasi kami berdua."
"Sampe di awasi?" Tanya Sasya.
"Iya, Sya. Kalau kita berdua ketahuan pacaran diam-diam orang yang di suruh mami Alif akan ngasih tau mami Alif kalau kita masih pacaran. Kalau mami Alif udah tau, habislah Alif kena marah lagi. Katanya, kenapa gak cari cewek lain aja yang lebih cantik dari pada pacaran sama gue," Alsya menunduk.
"Kok mami nya Alif gitu sih? Kalau Alif sukanya sama lo, mami nya gak bisa ngatur-ngatur dia lah, buat jauh-jauh dari lo," ucap Sasya. Sebagai sahabat, Sasya tidak terima Alsya di perlakukan seperti itu oleh mami nya Alif.
"Tapi dia gak mau, Sya," lirih Alsya. Alsya hampir mau menangis meratapi nasibnya.
"Kenapa Lo gak cari cowok lain aja, Al. Kan masih banyak cowok yang lebih ganteng dari Alif. Kasian gue kalau lo kayak gini terus," Sasya mendekap tubuh Alsya.
"Kalau gue sukanya sama Alif, gue gak bisa suka sama yang lain lagi, Sya."
"Kenapa, Al?" Alif dan Rafha tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua.
"Gak, gak apa-apa. Cuma mau berpelukan aja, udah lama gak meluk Sasya, hehe."
Sasya melepaskan dekapannya. Dia menatap Rafha yang juga sedang menatapnya. "Kenapa Lo liatin gue kayak gitu?" Rafha memutar matanya malas.
"Sya, temen Lo kenapa?" Tanya Alif pada Sasya.
Sasya menatap Alsya, "Emang kenapa?"
"Gak apa-apa, Lif!"
"Bener?"
"Iya, bener."
Alif memicingkan matanya, "Beneran, kan?"
Alsya menghela napas jengah. "Bener lah, anjir!"
"Bener kan?"
"BENER!"
"Woii Alsya, mulut lo tuh dikecilin dikit napa. Besar banget tuh volumenya, nggak malu apa diliatin semua orang, sampe-sampe mbak kasir nya aja ngeliatin ke arah lo!" Alif juga berteriak.
Semua pengunjung di bioskop serta mbak kasir yang menjual tiket, makanan, dan minuman memang sedang memperhatikan mereka berempat.
Merasa malu diliatin semua orang Alsya menutup muka nya dengan kedua telapak tangannya.
"Al, bener?" Alif masih menanyakan hal yang sama. Alif menyenggol Alsya yang masih menutup mukanya.
"Bener, Alif. Dari tadi nanya terus, bener, bener, bener!"
"Awas aja lo kalo ada apa-apa nya."
"Raf, tiket nya udah di beli?" tanya Alsya pada Rafha.
"Udah," bukannya Rafha yang menjawab, melainkan Alif.
"Film nya, film apa, Lif?" Alsya bertanya pada Alif, tapi Alsya menghadap ke arah Sasya yang di sebelahnya.
"WOI GOBLOK! Gue disini, lo tuh nanya ke siapa sih? ke gue apa ke Sasya, kalo lo nanya ke Sasya, Sasya nya gak tau lah film apa, kan gue sama Rafha yang beliin tiket nya," Sekarang Alif yang berteriak.
"MAKANYA KALO ORANG NANYA NYA KE ORANG LAIN BUKAN KE LO, GAUSAH DI JAWAB TOLOL!" Alsya pun ikut berteriak. Alsya hanya ingin membalas Alif. Lagi-lagi mereka menjadi pusat perhatian semua orang di bioskop.
"Udah-udah, kalian ga malu apa diliatin lagi sama orang-orang?" Sasya langsung berdiri ditengah-tengah Alsya dan Alif.
"Raf, film nya apa?"Sasya bertanya ke Rafha. Rafha hanya mengangkat kedua bahunya.
"Kok gak tau sih, kan lo yang pesan tiket nya sama Alif!" Gerutu Sasya. Sekarang Sasya yang kesal pada Rafha.
"Liat aja nanti pas distudio," Rafha sibuk memainkan Handphone nya. Sasya menghela napas berat.
"Mbak, mas, silakan masuk ke studio karena sebentar lagi film nya akan segera dimulai." Kata mbak penjaga studio menghampiri mereka berempat.
"Ok mbak, makasih. Bentar dulu mbak, Raf, lo ambil makanan sama minuman yang kita pesan tadi. Gue sama Alsya sama Sasya langsung ke studio. Nanti Lo tinggal nyusul kita aja di tempat duduk yang tadi,"" kata Alif.
"Kok gue?" tanya Rafha. Karena biasanya Rafha yang suruh Alif untuk ngambilin barang. Ini sekarang malah dia.
"Udah, ambil sana. Gantian," Alif, Alsya, dan Sasya langsung masuk ke studio 1, meninggalkan Rafha yang diluar studio.
Rafha yang di suruh Alif mengambil makanan dan minuman, berjalan malas menuju kasir.
••••
Makasih yang udah bacaaaaa,semoga suka sama ceritanya:)
Maaf telat post,soalny Sibukk!
ok: jangan lupa vote komennya ya(:
Salfha_adeliaa
DIfolloww 👆
KAMU SEDANG MEMBACA
REMISSION ✓
Teen Fiction[SELESAI] "Gak mau maafin gue? Oke, gue akan berusaha buat dapetin maaf dari lo." Sasyabila Putri, Murid cantik, pinter, disukai banyak cowok karena kecantikan nya. Sasya itu cewek dingin dan cuek ke semua orang, apalagi ke cowok yang mendekati...