Vote dongg!!
Happy reading 🥰🤍
***
Pemakaman Rangga sudah selesai. Semua yang hadir di pemakaman Rangga sudah pulang semua. Satya juga sudah kembali ke rumah sejak tadi siang. Dia kini tengah berbaring di kamarnya sambil memainkan game.
Tok! Tok!
Pintu kamar terbuka, menampilkan Sasya yang berjalan memasuki kamar Satya. "Bang," panggil Sasya.
"Hm?"
Sasya menghembuskan nafasnya. Abangnya kembali lagi terus-terusan main game. Game aja terus, giliran ada tugas nyuruh adiknya yang ngerjain. Sasya langsung mengambil handphone Satya.
"Heh, apa-apaan sih lo. Sini, balikin. Ntar mati pou nya," Satya mencoba mengambil handphone nya di tangan Sasya.
Sasya melihat layar handphone abangnya. Ha? Main pou? "Lo main pou?"
"Iya, kenapa emang? Masalah buat lo, sini balikin."
Sasya memberikan handphone Satya. Kok udah gede malah main pou, sih? Untung abangnya, kalo bukan udah Sasya ejek dari tadi.
"Udah gede malah main pou!" Ejek Sasya.
"Bodo!"
Sasya semakin cemberut. Niatnya ke kamar Satya untuk menjahili Satya karena dia bosan. Tapi malah kayak gini.
Sasya berjalan keluar kamar Satya. Dia menuruni tangga rumahnya. Sasya berjalan menuju dapur untuk mengambil es krim nya di dalam kulkas. Setelah mengambil 2 es krim, Sasya berjalan menuju sofa. Dia menghidupkan TV. Baru saja mau duduk, suara ketukan pintu depan rumahnya terdengar. Astaga, menganggu saja. Dengan malas, Sasya berjalan menuju pintu depan rumahnya.
Tok! Tok!
"Iya bentar!" Sasya membuka pintu rumahnya. Di depan pintu rumahnya ada Rafha yang sedang tersenyum manis memandangnya. Sasya ikut tersenyum melihat pacarnya.
"Hai pacar," Rafha melambaikan tangan nya.
"Hai juga pacar," Sasya juga ikut melambaikan tangan nya pada Rafha.
Rafha tersenyum lagi, "Mau jalan-jalan gak?" Ajak Rafha.
"Mau dong. Ayo masuk dulu, Raf," Sasya menggandeng tangan Rafha, mengajak nya masuk ke dalam rumahnya.
Rafha dan Sasya duduk di sofa. Sasya mulai memakan es krim yang diambilnya tadi.
"Makan es krim mulu, gak dingin apa?" Tanya Rafha.
"Ya, dingin lah. Namanya juga es krim, Rafha."
"Iya, ya. Kok bego banget, sih?"
Sasya tertawa kecil melihat tingkah pacarnya.
Rafha mengusap kepala Sasya. "Jangan kebanyakan makan es krim nya, nanti kamu sakit."
"Iya, sayang," Sasya memakan es krim nya lagi.
Rafha mencubit hidung Sasya, "Bang Satya sama yang lain kemana?"
"Bang Satya ada di kamarnya, kalau ayah sama bunda tadi pergi ke tempat temennya."
Rafha mengangguk, "Jadi gak nih, jalan-jalan nya?"
"Ya, jadi lah masa enggak." Sasya menaruh stik es krim ke dalam bungkus es krim nya tadi. "Kamu tunggu sini dulu ya, aku mau ganti baju."
Rafha mengangguk. Sasya berjalan ke kamarnya. Baru saja mau naik ke tangga suara Satya mengagetkan nya.
"Lah, ada Rafha. Pantesan, gue kira adek gue ngomong sendirian." Satya berjalan menghampiri Rafha. Sementara Sasya, berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMISSION ✓
Teen Fiction[SELESAI] "Gak mau maafin gue? Oke, gue akan berusaha buat dapetin maaf dari lo." Sasyabila Putri, Murid cantik, pinter, disukai banyak cowok karena kecantikan nya. Sasya itu cewek dingin dan cuek ke semua orang, apalagi ke cowok yang mendekati...