50.BAHAGIA [END]

420 15 0
                                    

Foto prewedding Revano dan Aqilla ❤️👆

Heii! Udah vote belum? Vote dulu ya sayang🤍
Udah komen belum? Komen dlu ya🥺🤍
Thank you!!!

Happy Reading!!

***

Sasya sekarang sedang berada di rumah Rafha. Bukan hanya Sasya, teman-teman nya, abangnya, dan orang tua nya juga ikut berada di rumah Rafha. Hari ini hari pernikahan Revano dan Aqilla. 1 jam lagi acara pernikahan Revano dan Aqilla akan dimulai. Pernikahannya berlangsung jam 15:00 nanti.

Sasya dan teman-teman nya membantu memberes-bereskan meja-meja dan kursi untuk tamu yang datang nanti. Pernikahannya diadakan di sebelah rumah Rafha. Sebelah rumah Rafha luas, makanya mama nya Rafha memilih tempat nikahannya disini. Di sebelah rumah juga dihiasi rumput-rumput kecil dan bunga-bunga yang cantik agar tempat pernikahan nya lebih cantik.

"Sayang, kamu gak usah angkat meja itu. Itu kan berat, sini biar aku aja," Rafha mengambil meja besar yang tadinya mau Sasya angkat. Alif dan Albian membantu Rafha mengangkat meja itu, dan di taruh di pinggir. Meja besar itu untuk di taruh makanan nanti. Biar tamu yang datang gak kelaparan lagi kalau pulang.

Sebenarnya tempat pernikahan nya sudah di hias oleh orang yang menyewa tempat pernikahan ini. Mereka cuma bantu mencantikkan nya aja. Agar lebih enak di pandang.

"Makasih ya, udah mau bantu-bantu acara pernikahan kita," Ucap Aqilla yang berada di depan pintu masuk bersama Revano.

"Udah kayak gitu aja, gak usah di tambah-tambahin. Itu aja udah cantik banget kayak calon bini gue." Ujar Revano.

"Mentang-mentang udah mau nikah lu bang!" Cibir Ghavian.

"Kasian pada belum nikah semua," sindir Revano.

"Gimana mau nikah, pasangan aja belum punya, bang. Masa langsung nikah, sih?" Lanjut Ghavian.

"Tuh Ghania, kasian kalau dianggurin," sahut Albian.

"Ih, siapa juga yang mau sama Ghavian? Ih jijik!"

"Alah, jijik-jijik lo. Nanti kalau kena pelet gue baru tau rasa lo," Ghavian masuk ke dalam rumah Rafha.

"Ayo masuk, kasian Ghavian udah kena mental," ajak Revano. Mereka semua masuk ke dalam rumah Rafha.

***

"Raf," panggil Sasya.

"Hm?"

"Raf."

"Apa?"

"Rafha ih."

"Apa sayang?"

"Di panggil gak noleh-noleh!"

"Maaf, emang kenapa?"

"Gak apa-apa, sih."

"Sabar Ghav, sabar. Jangan iri dulu," Alif mengusap-usap punggung Ghavian.

Ghavian tersenyum miris, miris sekali hidupnya. "Jangan iri, jangan iri. Jangan iri dengki!"

"Nah sip, kan kalau gini enak." Sahut Albian.

REMISSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang