LOVE YOU, MY HUSBAND (Completed)

32. Hurt

" aduh, kamu ini. Sudah nikah lama kok belum hamil - hamil juga? Masa punya suami bule gak tokcer sih? Atau kamu kali yang emang bermasalah. Di bawa ke dokter dong El. Gimana sih. "

Baru saja aku duduk di acara arisan keluarga dari papa. Tapi saudara sepupu dari papa yang bernama tante Faria ini langsung menyerang ku seperti ini. Dan membuat Andrew segera memandang ku lekat. Memastikan kondisi ku.

" tante. Tolong jangan ngomong seperti itu pada adik ku. Dia baru saja datang. " tegur Andrew tak suka ada yang menyakiti adik tirinya ini.

" alah. Santai aja. gak usah baper. Lagipula tante kan bener. Tante dan yang lain belum juga setahun menikah sudah hamil. Lah Elly? Ini kamu dan Lynton sudah lebih setahun menikah tapi belum hamil kan? Emang gak hamil - hamil. Apa mandul? Iya El? Kamu mandul ya? "

" Iya nih. Yuni, gimana sih kamu sebagai orang tua. Di urus dong anaknya. Masa mandul begitu nyari suami bule sih. Atau kalau perlu udah lah, cerai aja sama Lynton. Lebih baik Lynton menikah dengan anak ku. Sudah jelas kan anak ku ini tidak mandul. " ujar suami tante Faria yang bernama om Galih ikut – ikutan memanas – manasi keadaan.

" cukup tante! Om! " sentak ku menahan tangis.

Perasaan ku hancur seketika. Karena ucapan jahat beliau berdua, di tambah hari ini adalah hari pertama tamu bulanan ku datang. Sehingga mood ku langsung hancur dan ucapan ucapan jahat langsung menyakiti perasaan ku.

" mau aku hamil atau belum, sepertinya itu bukan urusan tante dan om. Orang tua ku, keluarga ku, bahkan suami ku sendiri tak pernah mempermasalahkan nya. Dan lagipula, tidak ada kontribusi kalian berdua di hidup ku. Jadi tak perlu bicara seperti itu. Mengkhawatirkan ku? Alih - alih mengkhawatirkan ku, ucapan kalian justru membuat ku yakin jika aku tak menyukai kalian berdua. Oh, jangan lupa. Kalian memang iri pada ku kan? Aku bisa mendapat suami sesempurna Lynton. Sedangkan anak kalian? Hamil di luar nikah dan entah siapa bapaknya. " ucap ku marah.

Aku pun mulai beranjak keluar dari ruangan tengah itu ke arah luar rumah. Dan tanpa sadar aku justru mengucapkan hal sekadar itu. Hal yang tak pernah aku lakukan selama ini.

Aku yang sudah menahan emosi ku semenjak tadi pun tak bisa lagi menahannya. Aku benar - benar emosi dengan ucapan suami istri ini. Padahal aku tak ingin mengatakan hal ini. Tapi aku sudah tak tahan lagi dengan beliau berdua.

Ucapan ku ini membuat wajah tante Faria dan om Galih langsung memerah menahan amarah dan malu. Karena aku berhasil mempermalukan mereka berdua beserta Astrid yang memang semenjak tadi menutupi kehamilannya ini dari semua keluarga, walau tak ada hasilnya.

Dan ucapan ku ini membuat keluarga yang lain akhirnya berbisik – bisik dan memandang keluarga tante Faria dan om Galih serta Astrid dengan pandangan mencemooh.

Pasalnya ucapan ku ini memang benar adanya. Akibat pergaulannya yang terlalu di bebas kan oleh orang tuanya, Astrid hamil di luar nikah dan sampai sekarang pun tak di ketahui siapa ayah dari bayi yang di kandungnya itu. Dan walau pun kandungan Astrid sudah berjalan beberapa minggu, perutnya yang sedikit membesar sudah susah untuk di tutup - tutupi.

" dasar anak kurang ajar. Lihat itu Pramana. Anak tiri mu itu tak pernah di ajarin sopan santun ya? Kau juga Yuni. Bagaimana sih mengajari anak. Kurang ajar seperti itu. Pasti kelakuan kurang ajarnya ini turunan dari diri mu dan papa kandungnya. " kali ini tante Faria tak ingin malu sendiri dan memilih untuk menyerang ke dua orang tua ku. Tanpa sadar membuat Andrew mengepalkan tangannya.

" cukup tante! Tak usah bawa - bawa almarhum papa El. Apa tante belum puas di bentak Elly? Masih ingin mencari masalah dengan papa dan mama Yuni? Apa tante tak sadar? Jika ucapan tante dan om sendiri yang kurang ajar dan tak tahu malu. Aku rasa semua yang tante ucapkan bukan ucapan yang pantas dalam sebuah keluarga. Dan lagi, aku paham kenapa Elly bisa sekasar itu pada tante dan om. Jangan pernah menyalahkan papa dan mama Yuni. " kali ini Andrew yang marah dan membentak tante Faria. Dirinya juga membela papa dan mama di hadapan tante Faria.