30. First Night

114 6 0
                                    

" Lyn. " panggil ku pada Lynton.

Saat ini kami berdua masih bersandar di kepala ranjang. Sembari aku juga sedikit bersandar pada tubuh Lynton dan memeluk tubuhnya. Lynton yang tak keberatan dengan pelukan ku ini pun membiarkan ulah ku seraya mengusap pinggang ku dari arah belakang dengan sebelah tangannya.

" hm? Kenapa? " tanya Lynton terus mengusap punggung ku dengan penuh rasa sayang.

" kau akan melakukan itu? " tanya ku pelan. Tak nyaman untuk mempertanyakan ini.

" itu? Itu apa? Melakukan apa? " tanya Lynton tak mengerti.

" mmm. Itu. Mmm. About first night us? " tanya ku malu dan mengubur wajah ku di dadanya. Dan pertanyaan ku ini membuat Lynton tertawa.

" don't laugh Lyn. " ujar ku semakin malu. Aku yakin wajah ku memerah saat ini.

" ok ok. Aku akan berhenti tertawa. " sahut Lynton mencoba untuk berhenti tertawa karena pertanyaan ku barusan.

Aku tahu dirinya sudah mencoba untuk berhenti tertawa. Tapi aku tetap saja mengubur wajah ku di tubuhnya. Aku malu karena aku mempertanyakan ini.

*****

" untuk malam pertama kita, aku akan ikut dengan mu El. " ucap Lynton tenang. Membuat ku menghela pelukan kami berdua dan duduk saling berhadapan.

" Jika kamu siap, aku akan senang hati melakukannya sekarang. Menjadikan mu seutuhnya milik ku. Memberitahu tanda jika kamu memang milik ku. Tapi jika kamu masih merasa takut dan tak yakin untuk melakukannya sekarang, aku tak masalah untuk menunggu. " Jawab Lynton membuat ku menutup mata. Menimbang - nimbang apa yang akan menjadi keputusan ku.

" do it Lyn. " ujar ku singkat dan membuat Lynton memandang ku tajam.

" yakin kamu? " tanya Lynton seraya menyampirkan rambut ku ke belakang telinga.

" iya. Aku yakin. " jawab ku dengan hati yang was - was.

Mau bagaimana pun aku mengatakan aku yakin. Tetap saja aku merasa takut. Apalagi banyak yang mengatakan jika akan terasa sakit saat melakukannya pertama kali. Dan aku sedikit merasa tak berani.

Tapi aku juga tak mungkin membiarkan Lynton tak mendapatkan haknya setelah menikah dengan ku. Aku tak mungkin menolak atau masa bodoh dengan hal ini. Karena cepat atau lambat tak akan ada yang berubah. Semuanya akan tetap sama. Aku bersama Lynton tetap akan melakukannya dan aku memilih untuk melakukannya saat ini.

*****

" kenapa tutup mata? " tanya Lynton saat dirinya kini sudah menindih ku dan memandang ku yang menutup mata semenjak dirinya mulai melepaskan celana piyama miliknya.

" gak papa. " jawab ku menggeleng masih dengan ke dua mata ku yang tertutup dan membuat Lynton tersenyum.

" terus kenapa tutup mata? hm? " tanya Lynton seraya terus memandang diri ku dengan lembut.

Membuat ku membuka mata dengan perlahan dan berhasil membuat wajah ku merona malu melihat keintiman kami berdua sekarang. Juga wajah Lynton yang begitu dekat di atas wajah ku saat ini.

" aku takut. " sahut ku jujur dengan singkat dan balas memandangnya. Apalagi dengan kepolosan tubuh kami berdua saat ini yang sama sama tanpa pakaian.

Jawaban ku ini otomatis membuat Lynton tersenyum. Dirinya benar - benar mengerti apa yang menjadi kekalutan ku saat ini dan Tentu saja dirinya mengerti ketakutan ku akan hal yang kami lakukan saat ini.

Dan jawaban ku ini membuat Lynton berhenti menindih ku sambil duduk perlahan di dekat tubuh ku. Dirinya pun mengelus paha ku yang berada di samping tubuhnya. Tahu jika kekalutan dari diri ku mengenai hal yang akan kami lakukan berdua saat ini.

LOVE YOU, MY HUSBAND  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang