29. The Truth

55 6 0
                                    

" tell me, aku ingin mendengar semuanya. " ujar Lynton.

" kamu ingat, tante Faria adalah sepupu papa. Suami beliau adalah om Galih dan Astrid adalah anak beliau berdua. Semenjak acara kita, sebelum mereka bertiga naik ke atas pelaminan. Mereka sudah cukup lama berada di acara pernikahan kita. " ujar ku mulai membuka cerita kali ini.

" really? " ucap Lynton terkejut dan kemudian dirinya mulai mengingat siapa yang ku ceritakan barusan.

" oh. I remember. Mereka yang mengucapkan kata - kata yang menyakitkan untuk kita. " ujar Lynton sedikit marah. Dan membuat ku mengangguk pelan.

" jangan marah. " ujar ku mengelus pipinya dan membuat dirinya mengangguk seraya mengubur wajah nya di ceruk leher ku.

" susah untuk ku tidak marah dengan ucapan jahat mereka. " gerutu Lynton yang sebenarnya aku pun demikian. Tapi tetap saja. Mereka keluarga ku dan aku tak bisa membenci keluarga ku sendiri.

" sedari dulu mereka memang tidak menyukai ku dan mama. Sejak mama menikah dengan papa bahkan. " beritahu ku.

" why? "

" entah lah. Aku tak mengerti. Aku tak tahu mengapa mereka tak menyukai ku atau pun mama. Karena selama ini kami tak melakukan hal yang aneh atau apa pun itu pada keluarga tante Faria. " ujar ku.

" bahkan dulu, setelah mama dan papa menikah, tante Faria dan om Galih menyebut ku sebagai pembunuh dan mulai berkoar - koar tentang kecelakaan yang aku dan mama alami. Yang membuat kami harus kehilangan orang - orang yang kami sayangi. Itu yang membuat ku nyaris bunuh diri. Ingat kan saat Andrew bilang dia nyaris kehilangan ku. " tambah ku.

Aku mencoba jujur pada Lynton. Tentang aku yang nyaris meregang nyawa karena berfikiran sempit dan mencoba untuk menghabisi nyawa ku sendiri di saat aku kembali depresi. Karena keluarga Tante Faria yang terus saja mengumbar umbar kecelakaan itu dan menyebut bahwa aku yang menyebabkan papa juga adik - adik ku meninggal.

" apa karena anak mereka yang perempuan itu menyukai Andrew? " Tanya Lynton tiba - tiba dan membuat ku memandangnya dengan tatapan bingung.

" maksud mu? Kenapa tiba - tiba kamu bilang Astrid menyukai Andrew, Lyn? " tanya ku balik pada Lynton.

" entah lah. Setelah mereka turun dari panggung wedding kita tadi, aku sempat melihat anak perempuan mereka memandang Andrew cukup lama. Dan ku lihat Dia sempat mengajak Andrew bicara. Aku tak tahu mereka membicarakan apa. Tapi ya begitu. Ku lihat Andrew tidak terlalu nyaman. Bahkan aku bisa melihat Alfin memandang siapa tadi itu dengan tatapan tak suka. " beritahu Lynton panjang lebar dan membuat ku terkejut.

" Astrid? benarkah? Aku tak terlalu memperhatikan. " ujar ku.

" hm. Iya. Aku juga tak tahu mengapa, apa mungkin mereka tak suka kau bahagia? " tanya Lynton geleng - geleng kepala.

" entahlah. Aku juga tidak tahu Lyn. " jawab ku tak tahu.

*****

" Lyn. "

" hm? Ya? Kenapa El? " tanya Lynton mengelus pipi ku lembut.

" aku juga ingin menceritakan sesuatu pada mu. " ujar ku mencoba menyamankan posisi ku saat ini. Dan Lynton yang mengetahui ini pun menarik ku agar bersandar di tubuhnya yang tentu saja tak ku tolak.

" cerita apa itu, dear? " tanya Lynton bertanya pada ku.

" tentang papa. Aku mau cerita tentang papa. " beritahu ku.

" papa? Memang papa kenapa? Bukannya papa ada di kamar sebelah sama mama? " tanya Lynton tak Mengerti. Sepertinya dirinya salah mengerti dengan siapa yang ku maksud.

LOVE YOU, MY HUSBAND  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang