20. Melamar Ku

71 9 2
                                    

" Sekarang kita masuk ya. Kau benar - benar harus istirahat El. Aku akan menemani diri mu di sini sampai kau tenang. " ujar Lynton.

Dan hanya ku balas dengan anggukkan kepala. Lynton pun dengan perlahan berjalan sembari tetap memeluk ku untuk masuk ke dalam unit apartemen ku.

" Kau sudah makan? " Tanya Lynton ketika dirinya sudah berhasil membawa ku masuk ke dalam apartemen ku dan mengajak ku duduk sofa yang berada di ruang tengah.

Dengan aku yang duduk di atas pangkuannya. Sehingga posisinya saat ini, Lynton duduk di sofa dengan memangku diri ku yang masih memeluknya dan mengubur wajah ku di ceruk lehernya. Pertanyaan Lynton ini hanya ku balas dengan gelengan dari kepala ku.

" kenapa? Kau bisa sakit. Ini sudah malam El. Dan siang tadi pun kamu belum makan kan. " tegur Lynton lembut sembari mengelus kepala ku.

" buat apa? aku ingin mati Lyn. Aku tak pantas hidup. Aku pembunuh Lyn. " ucap ku lirih dan kembali terisak. Membuat Lynton yang mendengar ucapan ku ini pun kembali memeluk ku dengan erat.

" Hey... how can you talk like this? Kenapa kamu harus mendengarkan ucapan yang menyakitimu? Ada aku di sini. Ada Andrew, Alfin dan keluarga mu yang lain. Kami semua menyayangi mu. Dan kami semua tahu kamu tidak bersalah. Itu adalah kecelakaan El. And It is not your fault. You did nothing wrong. " ujar Lynton menenangkan ku.

" its not your fault. So, Stop talking like that dear. " tambah Lynton lagi.

" But it's true, Lyn. I am a murderer. " ujar ku semakin pelan.

" no sweat heart. Kamu wanita baik yang ku kenal. Kamu bukan pembunuh. That was an accident. Kita tidak bisa menghindarinya kan. " ujar Lynton lembut dan mencoba untuk kembali menenangkan diri ku. Secara garis besar Lnyton cukup mengerti mengenai papa kandung ku karena ucapan wanita yang ku sebut nenek itu.

*****

Cukup lama aku terdiam bersama dengan Lynton dengan posisi yang sama seperti tadi. Dengan aku yang masih mencoba untuk menenangkan fikiran ku. Dan Lynton yang berusaha untuk memberi ku ketenangan dengan pelukannya dan elusan tangannya di punggung ku.

Kemudian kami berdua di kejutkan dengan bunyi telepon yang berdering di handphone Lynton dan membuat kami berdua memandang handphone milik Lynton yang berada di samping tubuh kami berdua.

Dapat ku lihat jika yang menelepon Lynton saat ini adalah Andrew. Lynton pun menjawab telepon Andrew dan tak lupa mengaktifkan loudspeaker agar aku bisa mendengar pembicaraan mereka berdua.

" hallo? "

" hallo? Lynton? Where are you? Apa kamu menemukan El? Aku dan Alfin masih belum menemukan El. Entah di mana dirinya bersembunyi. " tanya Andrew di sebrang sana dengan nafas terengah.

Membuat aku dan Lynton saling berpandangan. Lynton yang mengerti tentang gejolak di hati ku pun hanya tersenyum menenangkan ku dan mengusap pipi ku dengan perlahan dengan sebelah tangannya.

" Aku sudah bersama El. Aku berhasil menemukannya. Dan ku pastikan aku akan menjaganya. " ucap Lynton tenang.

" kau bersama El? Di mana kalian? Aku dan Alfin akan ke sana. Di mana kamu Lyn? " tanya Andrew dengan nafas memburu.

Membuat ku menggeleng sembari menatap Lynton dengan tatapan penuh permohonan. Aku tak ingin bertemu siapa pun saat ini. Bahkan Andrew sekali pun.

" maaf Ndrew. Aku tak bisa memberitahu mu. Kau tahu bukan? El sedang terguncang saat ini. Dan semenjak tadi dirinya meminta ku untuk merahasiakan keberadaan kami berdua. Bisa kah kamu mengerti? " Tanya Lynton mencoba untuk meminta pengertian Andrew saat ini. Dan permintaan Lynton ini membuat Andrew terdiam lama di sebrang sana.

LOVE YOU, MY HUSBAND  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang