41. Baby Rafa

43 6 0
                                    

" El? Kenapa sayang? " tanya Lynton ketika dirinya tak sengaja melihat aku yang sedikit mengerutkan kening ku tak nyaman sembari memangku Rafa. Dirinya pun dengan perlahan mengulurkan tangannya dan mengusap kening ku dengan jemarinya.

" payudara ku tak nyaman. Rasanya penuh. Aku ingin memompa payudara ku. Tapi aku lupa bawa alatnya. Jadi aku mau menyusui Rafa aja. " bisik ku pelan berbisik pada Lynton dan membuat Lynton mengarahkan matanya pada payudara ku.

" ke mobil aja ya? Nyusuin Rafa di mobil?  " pinta Lynton dan membuat ku mengangguk.

" di sini kan ada ruang laktasi. " ucap ku seraya menunjuk sebuah ruangan yang bertuliskan ruang laktasi dengan dagu ku.

" jangan. Aku gak bisa ikut masuk kalau kamu di ruang laktasi. Gak bisa mijetin kamu. " sahut Lynton memandang ku.

Karena selama ini, Lnyton selalu menemani ku jika aku menyusui Rafa. Kecuali memang dirinya yang tengah tak berada di rumah atau sedang sibuk. Tapi, Lynton selalu berusaha untuk menemani ku menyusui. Entah hanya menemani ku ngobrol. Atau memijat tubuh ku. Baik itu bahu ku, pinggang, bahkan payudara ku.

Apalagi terkadang Lynton dengan segera memasak kan sesuatu untuk ku saat aku menyusui Rafa. Dirinya benar - benar berusaha mencoba untuk meringankan rasa lelah ku mengurus Rafa. Di tambah lagi, Rafa yang tidak begitu rewel. Dia anak yang begitu pintar. Dan aku benar - benar bersyukur karena itu.

" iya udah. Di mobil aja. " jawab ku mengiyakan.

Pasalnya payudara ku terasa sangat penuh dan tak nyaman. Toh aku tak keberatan menyusui di mobil karena aku tahu, Lynton tak mungkin membuat ku merasa tak nyaman.

" ma, pa, yah, bunda. Aku dan El juga Rafa keluar sebentar ya. " ujar Lynton meminta izin pada papa dan mama juga bunda dan ayah yang sedang duduk bersama kami. Tak terkecuali Alfin dan Andrew.

Membuat semua orang yang berada di meja makan di restoran tempat kami makan siang langsung memandang kami bertiga. Karena kebetulan hari ini aku dan Lynton juga Rafa makan siang bersama dengan papa, ayah, bunda dan mama. Juga Andrew dan Alfin. Apalagi kebetulan mama juga papa bisa pulang ke Indonesia dan Ayah yang sedang tak ada jadwal penerbangan.

" mau ke mana nak? " tanya Papa lembut.

" aku mau ke mobil sebentar pa. El mau nyusuin Rafa. " jawab Lynton sembari menghela diri ku untuk berdiri.

" hati - hati jalannya nak ya. " ucap Bunda khawatir dan membuat ku mengiyakan ucapan beliau.

" oh iya udah. Hati - hati. Nanti kalau makanan nya udah sampai, mama telepon. " ucap mama mengangguk dan membiarkan kami bertiga berjalan menuju keluar dari restoran.

" Seandainya saja kita makan di restoran ku, kamu bisa sekalian istirahat di ruangan ku. " ujar Lynton yang sedang menggendong Rafa sembari kami berdua berjalan beriringan. Mengambil alih tugas ku untuk menggedong Rafa

" gak apa kok. " sahut ku tertawa.

*****

Begitu sampai di mobil, Lynton langsung membuka tirai penutup untuk jendela di semua pintu mobil. Dan Lynton pun memasang tirai penutup untuk kaca jendela di depan tempat duduk kami berdua. Membuat kini mobil Lynton tertutup kecuali kaca di belakang.

Sehingga kini semua kaca jendela mobil tertutup rapat, kecuali kaca bagian belakang. Dan membuat mobil sedikit gelap. Lynton pun mulai menyalakan mesin mobil agar pendingin juga lampu bisa di nyalakan. Agar aku bisa dengan nyaman menyusui Rafa.

" terima kasih dad nya Rafa. " ujar ku berterima kasih sembari duduk sedemikian rupa di kursi dan mulai memposisikan tubuh Rafa untuk menyusu dengan nyaman.

Dengan perlahan aku mulai membuka kancing baju ku. Dan Lynton langsung sigap membantu ku untuk menyusui Rafa. Dia benar - benar membantu ku merawat Rafa.

Aku yang sudah merasa Rafa mulai menyusu pun mulai merasa sedikit lega karena payudara ku tak akan sepenuh ini.

" sakit sayang? " tanya Lynton sedikit khawatir dan membuat ku memandang dirinya dengan tersenyum.

" enggak kok. Justru Rafa mau nyusu lumayan bikin payudara ku gak kencang lagi. " jawab ku.

Lynton pun dengan perlahan mengarahkan tangannya ku payudara ku dan memijatnya dengan lembut. Mencoba untuk sedikit menyamankan tubuh ku. Dan ulah nya ini berhasil membuat ku menutup mata sembari menikmati perlakuan Lynton ini.

" seandainya kita di rumah, aku bisa bantu kamu. Menikmati payudara mu bersama dengan Rafa. Tapi kalau di mobil terlalu riskan sayang. " ujar Lynton dan membuat ku terkekeh. Mengerti maksud ucapan Lynton ini untuk membantu ku.

" gak apa. Nanti bisa aku pindah Rafa nya pelan - pelan. Biar gantian di sebelah kiri sama kanan. " jawab ku mulai membuka mata dan memperhatikan Rafa yang begitu lahap saat ini.

*****

Lynton pun berbaik hati melakukan apa pun yang bisa sedikit banyak membantu ku. Mulai dari merebahkan sandaran kursi. Menyampirkan rambut ku agar tak menganggu ku dan Rafa. Sampai memijat bahu juga payudara ku dengan perlahan. Membuat ku tersenyum senang karena perhatian perhatian kecil yang Lynton berikan pada ku juga Rafa.

" kamu ngapain sih Lyn? " tanya ku karena Lynton yang terus memandang ku yang tengah menyusui Rafa dengan sesekali dirinya yang mengusap pipi ku lembut. Membuat ku memandangnya dengan tatapan bertanya.

" enggak gak papa. Lagi pandangin ciptaan Tuhan yang paling indah aja. " jawab Lynton yang berhasil membuat wajah ku memerah.

" Jangan di godain Lyn. Aku malu. " gumam ku pelan dan membuat Lynton tertawa.

" kenapa harus malu? Aku kan memang beruntung memiliki mu dan Rafa. " jawab Lynton

Dengan lembut dirinya mulai membelai juga memijat sebelah payudara ku yang tak di nikmati oleh Rafa. Dan aku yang tak berkeberatan dengan sikap Lynton ini pun membiarkan dirinya. Toh, tubuh ku memang untuk dirinya juga anak kami berdua.

*****

" bunda baru aja telpon. " beritahu Lynton pada ku seraya mengusap puncak kepala ku lembut dan membuat ku terbangun dari tidur ku. Ternyata tanpa sadar aku tertidur saat tengah menyusui Rafa.

" hm? " tanya ku tak fokus.

" bunda. Nelpon. " ucap Lynton terkekeh karena aku tak fokus pada ucapannya barusan.

" oh itu. Aku ngantuk. " ujar ku dan membuat Lynton mengusap pipi ku perlahan.

" ngantuk banget ya? Mau tidur dulu? Biar aku bilang sama bunda kalau kamu mau istirahat dulu? " tanya Lynton yang langsung ku jawab dengan gelengan kepala.

" tak usah Lyn. Kita ke dalam saja. Aku tak apa. " jawab ku.

" are you sure? Kalau memang ngantuk, jangan di paksakan. " tegur Lynton dan sekali lagi membuat ku menggeleng. Namun kali ini dengan senyuman ku yang tipis.

" tak apa. Im fine. Lagipula aku juga lapar. " sahut dan membuat Lynton terkekeh pelan.

" baiklah. Ayo kita ke luar. Sini, biar aku gendong Rafa. " ujar Lynton mengambil alih Rafa dari gendongan ku saat ini. Dan membuat ku bersyukur karena dirinya yang langsung paham dan menjadi ayah siaga.

*****

LOVE YOU, MY HUSBAND  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang