" El? " sapa seseorang dan membuat ku yang tengah duduk melamun sendirian di sudut cafe ini terkejut.
" lho? Lynton? " ujar ku memandang sahabat Andrew yang berjalan mendekati ku kini.
" sedang apa kamu di sini? Sendirian saja? Atau kau bersama dengan teman mu? " tanya Lynton lagi. Dirinya kini sudah berdiri tepat di dekat kursi ku.
" iya. Aku sendirian ke sini. Aku hanya sedang ingin saja duduk di sini. Menikmati suasana cafe. " jawab ku tersenyum. Karena aku benar - benar menyukai suasana cafe ini.
Dan jawaban ku ini membuat Lynton segera duduk di kursi kosong yang berada di samping ku. Bahkan tanpa meminta izin dari ku. Tapi toh aku tak keberatan dirinya duduk di samping ku karena aku sudah mengenal dirinya.
" El? Kamu kenapa? Kamu sakit ya? " tanya Lynton lagi seraya menempelkan punggung tangannya ke kening juga leher ku. Dan membuat ku terpaku karena ulah nya yang tiba - tiba ini.
" ti... Tidak. " jawab ku terbata. Tak menyangka dengan sikap Lynton barusan pada aku.
" tidak bagaimana. Wajah mu pucat. And you don't look so good. " ujar Lynton lagi terus memandang ku dengan pandangan khawatir.
" Tapi ak... "
Belum lagi aku membalas ucapan Lynton, cokelat hangat pesanan ku pun tiba. Dan pelayan yang membawakan cokelat hangat milik ku berucap sesuatu hal yang membuat ku kaget.
" lho mas Lynton? Saya kira anda hari ini ada jadwal di restoran. " ujar pelayan itu menyapa pria di samping ku ini.
" yeah. Actually, I just stopped by because I'm gonna be busy for the next few days. But, i think I'm gonna cancel it. " jawab Lynton pada pelayan itu.
" kau kenal ya? " tanya ku bingung.
" of course. " sahut Lynton beralih memandang ku.
" How is that possible? Kenapa? " tanya ku masih di dera rasa kebingungan yang belum usai.
" ini cafe milik ku, El. Wajar bukan jika aku mengenal seluruh pekerja yang bekerja di cafe milik ku? " jawab Lynton dan membuat ku terkejut dengan fakta yang baru saja ku terima.
" what? Seriously? " tanya ku tak percaya.
" ya. " jawab Lynton tertawa. Dirinya merasa lucu saat melihat wajah terkejut ku saat ini perihal dirinya yang ternyata adalah pemilik cafe yang ku datangi saat ini.
*****
" ah, ya. Bisa tolong buatkan aku ice cappucino? Dan tolong bawakan dessert untuk kami berdua. " pinta Lynton pada pelayan itu dan membuat pelayan itu undur diri dari hadapan kami berdua setelah mengiyakan permintaan Lynton ini.
" sorry. Aku tak tahu jika kau pemilik cafe ini. " ujar ku mencoba tersenyum tipis dengan wajah tak nyaman.
" sorry for what? Lagipula wajar bukan jika kau tak tahu. Toh aku juga tak pernah mengatakannya. " jawab Lynton tertawa karena ucapan ku ini yang di rasanya lucu.
" padahal aku sering ke sini. Tapi aku tak pernah melihat mu. Makanya aku tak tahu jika kau pemilik cafe ini. " ujar ku memberitahu Lynton.
" aku jarang ke sini. Karena biasanya aku lebih sering ada di restoran milik ku. Lagipula di sini sudah ada orang kepercayaan ku yang mengawasi. Jadi aku lebih tenang. " ujar Lynton menyahut seraya memandang ku dan menunjuk seorang pria paruh baya yang sedang ikut melayani beberapa pelanggan yang cukup akrab dengan beliau.
" restoran? Kau punya? " tanya ku dengan rasa takjub yang tak bisa ku tutupi dengan pria di samping ku kini.
" yes. I have one restaurant. Tak jauh dari sini. " jelas Lynton dan membuat ku mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/274146050-288-k64201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, MY HUSBAND (Completed)
RomanceTerbit : 01 Februari 2022 Tamat : 12 November 2023 ~~~~~ Dan belum sempat aku menoleh ke arahnya, Lynton sudah menarik ku ke dalam pelukannya. Membuat ku akhirnya menumpahkan seluruh sakit hati ku dan tangis ku. " its hurt, Lyn. " isak ku ter...