18. Tragedi

73 6 2
                                    

" nah Nak mau ngomong apa sama papa sama yang lain juga? " tanya papa akhirnya buka suara dan mulai menanyai diri ku.

"  mmmh iya. Aku mau ngenalin Lynton. Dia pria yang sedang dekat dengan ku. " ujar ku takut - takut. Aku pun langsung bicara mengenai keinginan ku untuk lebih dekat dengan Lynton.

Dan jujur saja, saat ini aku lebih takut akan reaksi mereka semua kecuali Andrew yang memang sudah ku ketahui jika dia menyetujui kedekatan ku dan Lynton saat ini.

" silahkan saja jika kau ingin dekat dengan anak om. Tapi, apa kamu bisa menjaga El dengan baik? El adalah anak perempuan om satu - satunya. Apa kamu bisa menggantikan tugas om untuk membahagiakan El? " tanya papa to the point.

" dan jika kamu ingin serius dengan El, apa kamu mau melalui semua hal sama anak perempuan om? Entah itu susah atau senang? Apa kamu bisa terima El dengan semua yang ada di dirinya? masa lalunya? " kali ini ayah yang buka suara menanyai Lynton.

Yang bahkan tanpa sadar membuat ku menarik tangan Lynton masuk ke dalam genggaman tangan ku dan meremasnya. Lynton yang merasakan kecemasan ku ini pun membalas genggaman ku. Dan menarik tangan ku seraya di letakkan nya di atas pahanya.

Bahkan sesekali dirinya mengelus tangan ku dengan ibu jarinya. Dirinya benar - benar mencoba untuk menenangkan ku kali ini. Dan mencoba meyakinkan ku jika semua akan baik - baik saja saat ini.

" tentu om. Walau aku tak terlalu lama mengenal El dalam hidup ku, aku ingin membahagiakan dirinya. Aku ingin menjadikan El ratu di dunia ku. Menjadikan El sebagai wanita pertama dan terakhir yang menjadi istri ku. Dan untuk kebahagiaan El, aku akan berusaha sekeras mungkin untuk mengwujudkannya. " ujar Lynton yakin tanpa rasa ragu yang ku dengar dari suaranya. Bahkan dirinya begitu mantap menjawab ucapan ayah dan papa.

" apa yang menyebabkan kamu mencintai El? Bukankah kamu bilang kamu baru bertemu dengannya? " tanya mama memandang lekat ke arah Lynton.

" I love her without knowing how, or when, or from where. I just love her. " sahut Lynton singkat, padat dan jelas.

" Aku tidak mungkin bisa mengantikan peran om dan tante sebagai orang tua El. Begitu pun peran Alfin juga Andrew sebagai saudara El. Tapi aku akan berdiri di samping El. Bersama dengannya dan ikut membahagiakan dirinya bersama kalian semua. " Tambah Lynton lagi dengan yakin.

Amat sangat yakin malah ku rasa apa yang di ucapan oleh dirinya ini. Membuat papa, mama, bunda dan ayah terdiam lama. Hal ini yang membuat ku takut. Takut jika jawaban Lynton ini tidak memuaskan untuk orang tua ku ini.

*****

" oke. Jika kau ingin lebih dekat dengan anak om, om setuju. " ujar papa tiba - tiba dan membuat ku langsung memandang ke arah papa dengan pandangan terkejut.

" papa serius? " tanya ku.

" mama juga setuju. "

" ayah juga setuju. "

" bunda apalagi. "

Bergantian mama, ayah bahkan bunda juga mengatakan hal yang sama. Mereka berempat menyetujui jika Lynton ingin lebih dekat dengan ku.

" ka... Kalian serius? Se... Setuju? be... Begitu saja? " tanya ku speechless.

" tentu aja kami serius sayang. Papa suka dengan jawaban yang di berikan Lynton. Tegas, tidak bertele - tele dan sangat yakin bisa membahagia kan mu. " sahut papa.

" kau tahu, sorot mata Lynton begitu terlihat sekali dirinya mencintai diri mu El. Dan itu bukan sorot mata orang yang mau main - main dengan anak perempuan ayah. " beritahu ayah.

Membuat aku mengalihkan pandangan ku pada Lynton yang juga kini tengah memandang ku. Menerbitkan senyum khas nya yang akhirnya juga mau tak mau membuat aku juga tersenyum bersama dengan dirinya.

LOVE YOU, MY HUSBAND  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang