06. Keputusan Sulit

75 7 0
                                    

" biar aku yang jaga Elly di sini bersama Andrew, tan. Tante sama Alfin bisa pergi jenguk om. Dan aku pastikan aku dan Andrew akan jagain Elly sampai Elly sehat lagi. " tiba - tiba Lynton membuka suara dan membuat aku, bunda dan Alfin memandang dirinya yang berdiri tak jauh dari sisi ranjang ku.

" Tap... "

" nah iya. Kan ada kak Lynton. Bisa titip kak El kan kak selama aku dan bunda pergi? " potong Alfin saat aku hendak menolak tawaran Lynton barusan. 

Bukan apa - apa. Hanya saja, aku tak enak pada Lynton. Dan lagi, kami berdua tidak memiliki hubungan yang spesial. Sehingga aku cukup sungkan untuk meminta tolong atau pun mengharap dirinya menjaga diri ku saat ini.

" tentu saja tidak apa - apa. Lagipula, aku semenjak tadi khawatir dengan keadaan Elly. Akan lebih membuat tenang jika melihat keadaan Elly secara langsung. " jawab Lynton tersenyum memandang ku dengan tatapan teduhnya.

" Yakin nak? Tidak apa - apa kamu menjaga El? Pasti akan merepotkan kamu. Tante gak mau ngerepotin kamu Lyn. " ujar bunda sangsi. Tak enak jika harus merepotkan sahabat anak pertamanya ini.

" Tentu aja enggak tante. Justru aku senang jika harus menjaga El. Setidaknya aku bisa mengetahui kondisi El. " sahut Lynton mantap dan berusaha meyakinkan bunda. Dan akhirnya ucapan Lynton ini membuat bunda mengangguk.

" ya sudah kalau tidak merepotkan mu. Terima kasih ya nak. " ujar bunda mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Lynton.

" Bun, tapi kan... " ucap ku protes yang langsung di potong dengan gelengan bunda.

" enggak El. Bunda akan tenang jika kamu di jaga Lynton. Di tambah dengan Andrew. Bukan bunda gak percaya sama kakak mu satu itu. Tapi kamu tahu sendiri kan, Andrew itu cuma kenal yang namanya kerja kerja kerja. Bisa - bisa kamu di anggurin sama dia gara - gara sibuk sama pacar tercintanya itu. Heran bunda. Jangan - jangan dia gak pernah punya pacar ya karena kerjaannya itu. " omel bunda panjang lebar yang berhasil membuat Alfin dan Lynton tertawa. 

Bahkan aku yang sedang sakit saja ikut tertawa pelan karena omelan bunda ini. Pasalnya, kami semua tahu jika Andrew memang sangat workaholic. Aku dan Alfin terkadang mengejeknya jika pacarnya adalah pekerjaannya itu di depan Alfin langsung. Sama seperti ulah bunda barusan.

Aku juga sering menyindir Andrew jika dirinya begitu mirip dengan ayah dan papa yang begitu mencintai pekerjaan mereka. Tapi bedanya, papa dan ayah ingat jika mereka punya keluarga dan orang yang menjadi tempat mereka untuk pulang.

Tak seperti Andrew yang akan lupa waktu.  Dan biasanya dirinya akan mengajak ku untuk lembur jika pekerjaannya belum selesai. Itu yang membuatnya terkadang kena omelan bunda, ayah, papa dan mama.

" ya udah kalau gitu. Selama gak merepotkan Lynton. " ujar ku akhirnya mengalah dan memandang ke arah Lynton.

Aku mencoba untuk memastikan apakah dirinya terpaksa atau tidak. Karena aku tak nyaman merepotkan Lynton di saat hubungan kami berdua hanya teman seperti ini. Dan jawaban ku ini membuat Lynton mengangguk seraya balas menatap ku. Mencoba untuk memastikan jika dirinya senang - senang saja menjaga ku.

" kau tak pernah merepotkan ku El. Aku senang menjaga mu. Jadi jangan punya fikiran seperti itu. " ucap Lynton tersenyum dan ku balas dengan senyuman ku yang sudah sedikit tenang.

*****

" nah baiklah. Sekarang, Kak El istirahat. Aku sama bunda mau beres - beres barang dulu buat pergi. Pokoknya aku mau lihat kak El mendingan sebelum aku pergi sama bunda. " titah Alfin seraya dirinya berdiri dan mulai menyelimuti tubuh ku dengan selimut.

" kamu pergi sama bunda kapan, Fin? " tanya ku memandang ke arah bunda dan Alfin bergantian.

" Nanti malam, abis magrib bunda sama Alfin berangkat ke bandara. Pesawat jam delapan nak. Kamu mau makan dulu gak nak sebelum istirahat? Itu bunda udah buatin makan siang. Bunda sama Alfin udah makan tadi. " jawab Bunda mengelus kepala ku sekali lagi.

LOVE YOU, MY HUSBAND  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang