42. Kehidupan ku dengan Lynton

49 4 0
                                    

" mmh. " keluh ku yang merasa tidur ku terganggu karena aku merasa ranjang di samping ku terasa ada yang menaiki.

" stt... sayang. Ini aku. " terdengar suara Lynton di indera pendengaran ku. Bahkan dapat ku rasakan elusan tangannya di punggung ku.

" Lyn. " ujar ku parau. Khas seperti orang yang baru bangun tidur.

" yes. I am. " jawab Lynton. Membuat ku membuka mata dengan perlahan dan melihat ke arah dirinya yang berbaring di samping tubuh ku.

" maaf aku membangunkan mu. " sesal Lynton tak nyaman sambil mengusap ke dua mata ku dengan perlahan.

" it's ok. Dari mana? " tanya ku sembari merangsek mendekati tubuhnya.

Dan membuat Lynton segera merengkuh tubuh ku dan memeluk tubuh ku dengan erat. Namun sama sekali tak menyakitkan.

" tadi Rafa bangun. Dan aku mendekatinya. Aku takut kamu terbangun karena mendengar tangisan Rafa. " jawab Lynton.

Jawaban dari Lynton ini berhasil membuat ku membuka mata sepenuhnya. Apalagi aku mendengar Lynton mengatakan jika Rafa terbangun.

" Lalu? Rafa gimana? " tanya ku hendak bangun dari rebah ku.

Namun dengan segera tubuh ku di tahan oleh Lynton. Dirinya pun meminta ku untuk kembali berebah di dalam pelukan hangat nya.

" mau ke mana kamu? Hm? "

" Aku mau lihat Rafa. " Jawab ku dan membuat Lynton menggeleng.

" tidak usah. Aku sudah membereskannya. " sahut Lynton yang membuat ku bingung dengan ucapannya ini.

" Maksudnya? AKu kahwatir sama Rafa. " ujar ku yang lagi - lagi membuat Lynton menggeleng.

" udah. Jangan khawatir sayang. Tadi dia hanya buang air besar. Dan aku sudah membersihkannya. Dirinya juga sudah tidur lagi. " jelas Lynton agar aku tak khawatir secara berlebihan.

" kenapa tidak membangunkan ku? " protes ku yang langsung di hadiahi kecupan Lynton tepat di bibir ku.

" Kau lelah. Seharian sudah mengurus Rafa dan mengurus rumah. " ucap Lynton dan membuat ku menggeleng.

Walau pun umur Rafa saat ini sudah menginjak satu setengah tahun, Tetapi dirinya sama sekali tak pernah merepotkan ku. Bahkan aku begitu menikmati mengurus Rafa dengan ke dua tangan ku sendiri tanpa bantuan pengasuh.

" kau juga lelah Lyn. Kau seharian juga kan mengurus restoran dan cafe. Kau lebih lelah dari pada aku. " jawab ku.

" Tak apa. Wajar aku lelah. Aku suami mu. Sudah kewajiban ku untuk membahagiakan mu dan Rafa. Lagipula, walau pun aku lelah. Aku akan pulang pada mu. Kamu dan rafa adalah pusat hidup ku dan dunia ku." Ujar Lynton serius.

Membuat ku kembali mengetatkan pelukan kami berdua dan semakin memeluknya dengan erat. Aku benar – benar bersyukur mendapatkan suami yang luar biasa seperti Lynton.

" tidurlah lagi. Hari masih malam. " pinta Lynton pada ku. Dirinya terus menerus mengelus punggung ku untuk merilekskan diri ku di dalam pelukannya.

" aku mengantuk. " ujar ku dan membuat dirinya terkekeh.

" nyaman? " tanya dirinya.

" Heum. " sahut ku mengangguk. Mengiyakan pertanyaannya barusan.

Karena memang entah mengapa. Setiap berada di pelukan Lynton dan dirinya mengelus punggung ku seperti ini, aku akan sangat mudah mengantuk.

" tidurlah lagi. " ujar Lynton dan ku balas dengan anggukkan kepala. Tak menolak permintaan nya ini.

*****

LOVE YOU, MY HUSBAND  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang