03. boys talk

953 112 1
                                    

Rei melirik setiap sudut rumah yang sudah sepi. Netranya menangkap tubuh sang papa yang duduk di sofa.

"Pa?"

Jay yang tadinya diam melamun sontak terkejut, "Apa? udah malem bukannya tidur."

"Papa sendiri juga ngapain disini, udah malem bukannya tidur." kata si sulung dan duduk disamping Jay.

"Ngelawak kamu."

Keduanya diam. Fokus dengan pikiran masing masing. Sampai Rei membasahi bibirnya,

"Pa, papa ada masalah?"

Jay mengangkat alisnya sebelah, "Papa ada masalah pun, kamu gak boleh terlibat."

Rei mendadak migran dengar ucapan itu. Dia menyandarkan punggung di sofa.

"Bagus sih, Rei gak perlu pusing pusing mikirin masalah papa ini."

"Hah?"

Anak itu menoleh sekilas pada Jay. "Tapi masalahnya, Rei gak bisa liat papa kaya gini."

Jay menatap bingung si sulung yang tengah menghela nafas panjang.

"Gak sopan emang, tapi kalo papa butuh apa aja, ke Rei juga bisa kok."

"Pft..."

Raut Rei berubah seketika. Dia sudah serius tapi papanya malah ketawa. "Rei lagi serius lho ini."

"Ya orang kamu aneh, papa baik baik aja, gak ada masalah apa apa juga."

"Bohong." sentak Rei cepat. "Rei udah hidup sama papa lama lho, enambelas tahun."

"Lamaan mama."

Rei keselek angin. "Y-ya iya sih, tapi kan sama aja, sama sama lama."

Jay menarik sudut bibirnya acuh dan kembali diam. Melamun, karena beban pikirnya memang sedang banyak.

"Apa lagi, Rei?" tanya dia saat lengannya ditoel toel pelan.

"Papa serius gak mau cerita atau berbagi beban sama Rei?"

Si anak mendengus kala papanya menggeleng. Tanda bahwa masalah itu bukan untuk dibagi.

"Nih ya, papa kalo nyimpen masalah sendiri gak bagus. Mending dibagi sama Rei."

Masih kekeuh biar Jay mau cerita ke dia. Karena dia kepalang penasaran juga.

"Nggak Rei. Udah sana tidur, udah dini hari juga."

"Ya papa cerita dulu, abis itu Rei tidur!"

Jay membuang nafasnya lelah. Dia kembali menatap wajah si anak. "Papa berantem lagi sama genpa mu."

"...." Rei menerjab berkali-kali. Dia tidak pernah tau jika papa nya sering ribut dengan genpa.

"Udah kan? sana tidur."

"Ih baru juga mulai belum sampai pertengahan dan akhir."

Rei memokuskan pendengaran dan penglihatan untuk mendengarkan lanjutan cerita dari Jay.

"Papa sebenernya gak mau beratem kaya gini tapi, papa gak suka otak genpa mu dicuci abis sama satu perempuan."

Jay menunduk, memejamkan matanya sebentar. "Dari papa kelas tiga sma, otak genpa mu udah dicuci sama perempuan yang udah jadi istri keduanya."

"Dulu, ibu masih sering belain sampai akhirnya papa emosi dan,"

Rei mengangkat alisnya sebelah, "dan?"

"Papa temuin genpa mu, yang malah lagi berduaan sama perempuan itu."

Hingga keduanya larut dengan cerita masalalu Jay dan tertidur di sofa dengan saling menyandar.

---









Jadinya bakal gini :

60 persen - Jay Monday
40 persen - Rei Rai

Dah.

Sedarah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang