17. joni

450 74 8
                                    

Jay mengerutkan kening mendengar suara asing dari ruang tamu. "Siapa yang dateng?" tanya dia ke Raisa.

"Hmm, katanya tamu mama."

Raisa kembali fokus dengan acara music bank, nonton epex. Mengabaikan sang papa yang beranjak keluar.

"Sa-- ini siapa?" tanya Jay pada Monday yang tengah tertawa bareng satu cowok.

Monday menoleh, "Oh, ini namanya Joni." ujarnya memperkenalkan.

"Siapanya kamu?"

Joni ikut menyahut. "Rajoni Trisnaji. Abangnya si Monik."

Jay terdiam sebentar. Menatap penampilan Joni dari atas sampai bawah. "Beneran yang?"

"Ya bener lah bro, masa gue kesini jauh jauh buat nipu."

Monday menabok lengan Joni sedikit keras. "Diem dulu."

"Elah, sakit lengan gue lo tabok gitu." keluh Joni sambil mengusap usap lengannya.

Jay memandang keduanya lekat. Dia tidak tau Monday punya abang tampangnya songong banget, astaga.

"Tapi kok-- eh gak."

Joni menelisik isi rumah. Dan terpaku pada satu foto keluarga disana. Dia tersenyum kecil,

"Mas Jay kalo mau keluarin ejekan silahkan gapapa. Dia tampangnya emang kaya penjahat kok, maklumin aja."

"Hah?" baru kali ini Jay dengar kalimat kurang ajar dari mulut istrinya.

Monday melirik Joni sinis. Lalu kembali tersenyum manis pada Jay. "Kalo mau ngobrol gih."

Dia meninggalkan Jay dan Joni berdua saja di ruang tamu. Suasana canggung,

"Gaya bener adek gue manggil lo pake mas. Ke gue manggilnya nama doang."

Jay mengangguk kaku. "... bang, lo beneran abangnya Monika?"

Joni mengerling malas. "Iyeee, ya bukan kandung sih. Tapi tetep aja si Monik, adik gue."

"Ah gitu."

Mereka diam lagi. Sampai ada sapaan dari sulung yang baru pulang sekolah.

"Assalamualaikum, mama Rei dapet pia---gam. Ini siapa?" tanyanya sambil menunjuk Joni.

Joni menatap Jay juga menunjuk Rei. Seakan bertanya, "dia ini juga siapa?"

"Ekhem. Abangnya mama. Dan ini, anak sulung." Jay menunjuk Joni dan Rei bergantian.

"Ooooh" beo keduanya serempak. "EH BENTAR!!" cetus Joni mendadak.

Atensi cowok itu pada Rei lekat. Membuat si anak pelan pelan mendekati papanya, buat sembunyi.

"Kalo ini anak sulung, terus anak lo ada berapa?"

Jay membuang napas lega. "Dua." singkatnya.

Rei memandang aneh Joni ini. Dia pikir tadi preman yang minta sumbangan ke papa nya ternyata malah abang si mama.

"Terus mana yang satu?"

"Ada, lagi nonton tv."

Joni melongok sedikit. "Coba panggil, gue mau liat."

Tanpa lama lama, Jay menoleh kearah ruang keluarga. "Rai, adek!!"

"Iyaaaa???"

"Sini dulu bentar, papa mau ngomong."

Raisa dengan terpaksa meninggalkan acara menonton para cogan dan beranjak ke ruang tamu.

"Ya?"

Dia bingung sama Joni tapi akhirnya juga bodoamat. Nggak ngurus.

"Ini anak kedua."

Joni berdiri dari duduknya. Menatap dan mendekat kearah Raisa yang mulai mepet ke tubuh Rei.

"Kok cantik banget kamu."

Raisa meringis, "hehe iya makasih, om?"

"Plis deh om ini jangan kaya pedo ih sama adik Rei." celetuk Rei dengan muka malasnya.

Joni migran tiba tiba. Dia balik lagi buat duduk di samping Jay.

"Anak lo savage banget bro."

Jay menggaruk tekuknya. Tidak tau harus berkata apa. Karena dia tuh rada bingung sama orang kaya Joni.

---










Rajoni Trisnaji

"Selfi dulu ngihaaaa"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selfi dulu ngihaaaa"

Sedarah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang