"Udah elah capek jari gue mencetin tombol foto kaya gini. Udah banyak juga foto kalian pada."
Rei diminta motoin Raisa dan Shasa untuk update instagram karena anak remaja kekinian.
"Ish abang mah pelit banget!"
"Mbahmu!" seru Rei cepat membalas ucapan adiknya yang nyelenyeh. "Selfi aja kenapa sih?!"
"Ih kan mau yang kaya candid gitu biar aestetic hasilnya."
Padahal dari persiapan camping ala ala di belakang rumah perayaan kafe Susan yang baru debut, Rei udah ditarik buat jadi tukang foto.
"Alah candid candid apaan, selfi aja udah. Sama sama cantik kok, gak usah gegayaan."
Raisa mencebik. Berbeda dengan Shasa yang mengedarkan pandangan. "daddy mana... oh Daddy!!"
Jake menoleh dengan tangan yang mengotak atik kamera cannon lamanya. "Ya princess?"
"Sini!"
Melihat daddy nya udah ada di depannya, Shasa langsung tersenyum manis. "Fotoin... mau aku upload di instagram.."
"Hm?? boleh, yuk gaya yang cantik."
Rei beranjak meluncur mendekat ke bapaknya yang lagi makanin krupuk sambil masang tenda. Owalah.
"Makan apa tuh?" tanya dia sambil ngerekam, bikin sg.
Jay menoleh dan menatap datar. "Kacang ijo." cetusnya, terus balik lagi fokus sama tenda. "Udah tau krupuk masih aja nanya."
"Seeeet!!! cabut guys, bapak gua galak."
Dilihat nyonya lagi santai duduk bareng aunty Sora, itu anak langsung lari kearah sana.
"Mama!"
Masih sambil ngerekam btw. Tanpa basa basi dia melepas sendal rumah disisi karpet dan menjatuhkan kepala di paha nyonya.
"Yo guys, gua sih cuma mau pamer aja kegiatan di rumah hari ini tuh apa aja. Jangan pada iri kelen."
Monday geleng geleng kepala, milih lanjut ngobrol sama Soeun.
"Donnat lu kesini juga?"
Sepupu jauh datang bukannya disambut atau apa. Emang Rei kurang ajar. Donna, anaknya si Hendri.
"Apa sih?! nama gue Donna Athalie bukan Donnat, sekate kate lo."
"Ya kan disingkat biar bagus."
"Palalu."
Atensi Donna beralih pada Monday, tidak lupa senyum lebar. "Halo aunty.."
Info dikit, Rei emang nggak akur sama sepupu yang satu ini karena emang auranya beda. Permusuhan.
"Rei... gak boleh gitu sama kakaknya." Monday menengahi si sulung yang udah main tatap tatapan tajam.
"Ew. Gak pernah punya kakak kaya die, gak kenal juga."
Donna mendatarkan raut mukanya. "Eh enceng gondok! gue juga kagak mau punya sepupu cem lu, kurang ajar gitu. Salah apa aunty punya anak titisan setan."
"Idih kok lu sewot?? yang kasih mama anak kan tuhan ye-em-e bukan orang lewat."
"Lo noh anak nemu dipinggiran jamban."
Monday jengah. Dia menarik tangan kanan Rei dan Donna bersamaan. "Mama gak ada ngajarin sesamaa sodara itu berantem."
"...."
"Baikan."
Satu kata mampu membuat dua anak kicep. Dan saling bersalaman, tidak lupa saling buang muka.
"Dari pada bikin ulah mending bantuin papa sana."
Rei memelas tapi dihiraukan oleh Monday alhasil beranjak, membantu bapak negara bangun tenda.
Kagak selesai selesai perasaan.
"Dan kamu, mending foto foto sama adek sama Shasa. Difotoin uncle Jek tuh."
Donna mengangguk pelan. Menyapa ceria para sepupunya dan langsung ikut gabung.