Mobil sudah terpakir rapih di parkiran sekolah si sulung. Sekarang saatnya turun masuk ke dalam.
"Jalan ke aula di sebelah sini." ujar para anggota Osis yang bertugas memberi tau arah.
Jay dan Monday jalan. Sedikit risih, banyak banget yang natap dirinya.
"Itu siapa anjir? pasangan goodlooking parah!!"
Ya seperti itu. Rei terkenal di sekolah, tapi anak anak lain tidak pernah tau wajah orangtuanya.
Jay juga donatur di sekolah ini. Tapi masalah itu diatur oleh satu asistennya.
"Apa jangan jangan tamu spesial lagi?"
Monday melirik sekitar. Mencari keberadaan si sulung. Tadi bilangnya nunggu di tembok aula.
Tapi nggak ada tuh.
"Rei mana sih?"
Udah dicari tapi tetep nggak ketemu. Karena capek, akhirnya Jay menelfonnya.
"Ini mama sama papa udah di aula, kamu dimananya?"
Disana Rei melotot, dengan cepat dia mengambil minum. "Kantin. Rei ke sana sekarang!"
"Hm."
Jay kembali menyimpan ponsel di saku celana. "Di kantin katanya."
Banyak sekali ibuk ibuk bapak bapak. Sebagian dari kalangan atas, alias sultan.
"Halo??!!"
Rei tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapih. "Mama sama papa dapet kursi paling depan nih."
"Serius?" tanya Jay mendadak males. Paling depan nggak tuh.
Si anak menunjukkan pengumuman dari wali kelasnya. "Iya."
Monday tanpa berbicara menarik tangan Jay agar cepat, acara keburu dimulai. "Acaranya mau mulai, buruan."
Dengan sangat amat terpaksa Jay menerima tempat duduknya, ikhlas.
Acara dimulai. Setengah jam berlalu,
"Baik. Jika para wali murid mengijinkan, silahkan tanda tangan. Secara urut. Terimakasih."
Jay menghela napas. Akhirnya selesai juga. "Kamu yang tanda tangan, kan?"
Monday mengangguk saja. Kasian sama suaminya ini. Tertekan banget kalo diliat liat.
Wali murid mulai berurutan, kini giliran Monday.
"Kakaknya siapa?" tanya pembawa acara tadi yang tidak tau apa apa.
Monday menerjap pelan. "Saya mamanya Reishiva."
Mc itu langsung melotot tidak percaya. "Yang bener aja Reishiva punya mama cantik banget gini???!"
Serunya membuat atensi semua orang beralih pada keduanya.
"Eh XALLENTIAN TOLONG PANGGILIN REISHIVA!!" titah mc pada ketua osis sekolah ini.
Monday juga meringis mendengar seruan itu. Kaget cuy.
"SIAP IBU NADA TERHORMAT!!"
Keduanya menunggu Rei sebentar. Mana saling tatap tatapan. "Ada apa, bu?" celetuk Rei.
Nada berdeham pelan. "Kan kepala sekolah suruh manggil orangtua, ayah ibu."
"Iya, terus?"
Rei menggaruk tekuknya dan melirik sang mama yang diam sambil menerjap.
"Ini beneran mama kamu?"
Si anak langsung mengangguk. "Ya bener dong. Masa iya saya manggil nenek saya, lain bu."
Monday kembali tersenyum saat ditatap Nada. "Silahkan tanda tangan dulu, bu."
"Ah iya."
Nada menarik Rei sedikit menjauh dari Monday. "Mama kamu umurnya berapa, Reishiva???"
"Eummm....... tigapuluhlima bu."
"WHAT THE?!"
Setelah meributkan usia Monday. Nada kembali menyambut para orangtua yang akan tanda tangan.
"Kok lama banget mas nunggu?"
Monday menipiskan bibirnya. "Tadi ada masalah kecil. Bukan apa apa tapi."
"Oh, abis ini kemana?"
"Kelasnya Rei, buat laporan."
Terakhir mereka beranjak menuju ruang kelas Rei, IPS 3. Laporan pada wali kelas, bpk Darren yth.
---
Ananda Silvi
a.k.a
Bu Nada ( guru kesenian )"Mau nikah sekarang biar samaan kaya mamanya Reishiva."
sumpah aku udh bikin satu chp terakhir buat cerita Ganda tapi malah keapus....