Sekarang Jay dan Monday ada di pantai. Jalan jalan berdua, udah kaya pasangan baru. Yang lagi bulan madu.
"Mas jalannya yang bener ih!" titah Monday karena suaminya bolak balik pindah kanan kirinya.
Banyak tatapan dari anak muda seusia Reishiva disana. Dan semuanya mengarah ke Jay.
"Ih liat yang, masa mereka pada liatin mas gitu banget?"
"Ya itu resiko punya muka ganteng."
Satu perbedaan Jay dan Rei. Jay suka merendah, dan Rei suka menyombong.
"Kak boleh foto bareng gak?"
"Hah?" Jay kompak tatap tatapan dengan Monday. "yang bantuin."
Monday malah mengangkat bahu acuh. Tertawa pelan dan jalan mendahului.
"Yang ih?!! -- sanaan lo ah, gue udah punya istri juga masih aja digodain."
Orang yang minta foto menerjab pelan. Mendadak sakit hati kena marah cogan.
"tapi... muka kakak gak menampilkan kalo udah ada istri."
Jay berkacak pinggang, "Noh! lo liat cewek itu, dia istri gue. Udah nikah lama, udah ada anak juga, dua." katanya menunjuk Monday yang belum jauh.
Dia berlari menyusul Monday. Males dengan muka orang tadi itu, moodnya turun.
"Kenapa gak mau diajak foto bareng?"
tanya si istri sambil menunjuk orang tadi yang merengut dengan dagu.Jay membenarkan letak kacamatanya. "Ogah banget, bukan siapa siapa juga."
Mereka duduk di tepi pantai, sambil main pasir gitu. Tulis tulis, mana rame banget.
"Itu orang lagi preewed apa cuma konten?"
Jadi di hadapan keduanya ada dua orang yang lagi sibuk difoto gitu. Kaya couple tapi nggak tau.
"Preewed? mungkin."
Dan akhirnya malah nontonin itu semua. Orang lagi foto ditonton sama Jay dan Monday.
"Cantik banget ceweknya." kata Monday menatap lekat model perempuannya.
Jay memicingkan matanya sebentar, sebelum beroh pelan. "Oh,"
"Oh doang?"
"Ya terus mas harus jawab apa?"
Monday menatap sekeliling pantai. "Iya cantik banget, gitu."
Bukannya gimana. Tapi Monday emang berani beda, masa suaminya sendiri suruh muji cewek lain.
"Gak deh."
Keduanya kembali mengobrol kecil. Sampai ada celetukan dari orang asing.
"Monika Dahyu, kan?"
Monday menoleh dan mengernyit. "Iya?"
Lelaki yang memanggilnya terlihat sumringah. "Ini gue, Juan."
Jay masih memantau istri dan lelaki itu. Monday malah masih bingung.
"Juan? ---ah Juan anak kelas ipa satu, dulu. Iya, kenapa?"
Juan melirik sekilas Jay yang menatap lurus dengan rahang angkuh. "Pacar lo?"
Monday menggeleng pelan. "Suami."
"HAH?!"
Jay merapatkan duduknya pada Monday. Dia risih sekali ditatap lekat oleh Juan ini.
"Iya, ini suami gue dari belasan tahun yang lalu."
Juan masih tidak percaya sampai Monday harus memperlihatkan cincin di jari manisnya.
"Ah gitu, yaudah gue duluan, ada perlu sama temen."
Monday mengangguk mempersilahkan teman lamanya itu pergi.
"Juan siapa emang?" tanya Jay yang daritadi diam saja.
"Temen satu sekolah."
"Deket banget?"
Kekehan kecil keluar dari mulut Monday. "Ya deket. Dulu kan dia ketua osis dan aku sekretarisnya."
"Oh." Jay sedikit merengut.
Elah pak nggak mungkin ditikung enggak istrinya. Santai ngapa.
---
Arjuana Malik
"Udah seneng ketemu crush eh malah udah punya suami."