"HAPPY BIRTHDAY PAPA SELAMAT TAMBAH UMUR SEMOGA PANJANG UMUR INGET UMUR BISMILLAH PS TIGA!!"
Jay yang tadinya mau masuk ke rumah tiba tiba berhenti di depan pintu. Baru pulang kerja looh!
"Siapa yang ulangtahun?"
Rei menghentikan suara trompet ala ala yang dibikin pakai sedotan plastik. Di sampingnya ada Raisa yang menunjukan raut wajah datar dan memegang cake kecil.
Setelapak tangan.
"Papa lah siapa lagi!?"
"Ulangtahun papa udah lewat empat bulan yang lalu."
"Lah emang iya?" Rei mengenyit bingung, "tapi di catatan hape Rei sekarang papa ultah tuh!"
Jay memutar bola mata jengah. "Kamu pasangnya di tanggal punya uncle Jek, kan?"
Raisa ikut menghela napas panjang. Niatnya dia hari ini mau nonton film tapi abangnya kaya setan. Ganggu aja.
"Abangku, kan udah aku bilangin tadi makanya jangan dipotong. Sekarang tuh yang ultah uncle JEk bukan PAPA!"
Dia memberi paksa cake kecil itu di tangan Jay. "Makan pa, yang buat mama tadi." lalu pergi tidak lupa melirik Rei sinis.
"Hehehehehe," cengenges Rei saat mendapat tatapan datar dari papanya.
"Ya maap hehe, tapi pa!"
Jay mengangkat alisnya sebelah. "Apa?"
Sudah punya feeling buruk dan yang terjadi-- "beliin ps tiga sabi kali."
Malas menanggapi ucapan si sulung, Jay beranjak masuk ke dalam. Meletakan tas kerjanya di meja tidak lupa dengan cake nya.
"Naikin dulu nilai bahasa Inggris."
Rei mendengus pelan tapi tak kunjung juga melihatkan raut songongnya. "Berape sik? berape targetnya??"
"Nilai kamu biasanya dapet limapuluh kan? target dari papa-- ya minimal delapan puluh delapan."
"UKHUK! yang bener aja sih pa?!"
Jay tersenyum miring dengan alis yang masih terangkat sebelah. "Bisa gak?"
"Y-ya bisa eh gak tau juga sih, tapi yodah lah nanti jam satu malem bangunin Rei."
"Ngapain?"
"Tahajud."
"Pft..."
Rei mengusap tekuknya kaku. Kemudian mengambil duduk di sofa yang kecil. "Pa, pa!"
"Hm."
"Beliin hape juga."
Hape?? kemarin aja baru ganti, seminggu yang lalu.
"Kamu kan baru ganti belum lama, kenapa lagi?"
Rei mengendikan bahu acuh. "Gak sengaja jatuh waktu ngerusuhin mama tadi."
ITU NAMANYA MAH KARMA REI, MAMA NYA LAGI SIBUK BUKANNYA DIBANTU MALAH DIRUSUHIN.
Akhirnya dengan malas Jay mengambil dompet serta blackcard nya satu. "Di laci ada punya mama kenapa gak mau sih?"
"Gak ah. Gak suka, iphone tuh bukan tipe Rei."
"Kamu juga bukan tipenya iphone."
RIBUT TEROS.
Iya di laci kamar ada satu hape iphone, masih baru banget. Waktu itu si nyonya pengin jadi dibeliin. Tapi pas dateng malah nggak mau.
"Mama dimana emang?"
Rei senyum senyum menerima blackcard punya papa nya. "Ada di belakang rumah, lagi ngobrol sama mbak Cici yang katanya mau kawin."
"Heh!"
"Nikah maksudnya pa, elah sama aja juga."
Jay berdecih. "Tau apa kamu." Kemudian berdiri, beranjak menemui nyonya di sana.
Dari pada darah tinggi deket deket anak sulungnya yang mirip setan. Suka menganggu adalah saudara setan.
---
hmmm, reishiva kan kaya setan. kira kira dia pakai blackcard buat apa ya selain beli hape.