36. bongkar

318 58 1
                                    

"Daya itu artinya daya tarik."

Rei mengangguk mengerti. Penjelasan arti nama dirinya udah terkuak, dari mulut bapaknya sendiri.

"Oke, jadi Reishiva Daya Abimanyu arti keseluruhannya itu apa?"

Jay melirik menggunakan ekor mata. "Dewa kejayaan dengan keberanian sebagai daya tariknya."

"....... wow cakep amat?"

"Aslinya nama Reishiva itu pake ye bukan i, tapi karena rada burem kalo papa baca jadi diganti i." ujar Jay menghiraukan respon si sulung.

| Reyshiva ~~ Reishiva |

Mereka lanjut berbincang ringan dari mulai arti nama, sekolahan, lomba taekwondo sampai nyonya terhormat.

"Papa ketemu mama tuh dimana?"

Jay mau ketawa sekeras mungkin tapi nggak jadi karena nanti takutnya dianggap stress. Dia berdeham pelan untuk mengalihkan canggung, "di rumah ibu."

"Rumah? oh dikenalin sama ibu, gitu ya?" tanya Rei mengeluarkan isi pikirannya yang emang mengarah kesitu.

"Bukan."

Siapapun tolongin Jay, dia bukannya nggak mau ngasih tau tentang dulu dulu itu tapi dirinya udah malu banget. Mana Rei kekeuh nanya terus.

"Loh terus?" Rei menatap dengan tatapan penuh tanya.

"Mama--"

Belum juga menjawab, si sulung lagi lagi memotong, dan kali ini menjentikkan jarinya. "Oh tau! pasti karena dijodohin, iya kan?"

"Bukan, astagfirullah."

"Loh terus apa dong, dari tadi salah mulu perasaan."

Jay dengarnya langsung sepet. "Gak ada yang nyalahin kamu, diem dulu ini mau dijawab apa nggak?"

"Mau."

Siap tuh. Rei memasang telinganya untuk mendengarkan jawaban dari Jay ini. Alis tebalnya menukik tajam, udah kaya mau berburu hewan liar.

"Mama dulunya itu--"

Saking seriusnya Rei terus terusan menatap sang papa untuk mendengarkan ucapan yang menggantung.

"-- asisten papa."

"Hah?" cengo Rei ada 10 menit. Dirasa udah hilang, dirinya kembali lagi sadar.

"Asisten ya? asisten apa, kantor? eh tapi kan papa dulu masih kuliah ya belom pegang saham dong?"

Jay menghela napas panjang. Kisah cinta macam apa ini, pikirnya berkelanjutan. "Pribadi, di rumah ibu."

'Pribadi di rumah ibu, berarti... ART DONG????!!!'

Pikirannya berkecamuk. "Art gitu pa?"

"Bukan."

"Lah bukan, tadi katanya asisten di rumah ibu?"

Jay meraup mukanya kasar. "Dibilang bukan ya bukan abang, mama dulu cuma ngurusin papa doang, rumah ibu diurus yang lain." katanya dengan nada capek.

"Oooh gituuuuu, keren amat ya kisah cintanya."

MBAHMU!

Sedarah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang