Jay melonggarkan dasinya yang sudah rapi. Pertemuan dengan klien Surabaya emang hari ini.
"Mas Jay udah rapi, kenapa dilonggarin lagi??" pekik Monday tertahan.
Dikira kerjaan dia cuma masangin dasi aja apa. Banyak cuy, rumah belum diberesin.
Rei juga sudah berangkat tapi subuh ke Bali bersama teman teman plus Raisa.
"Mas gak ada niat ketemu sama klien itu. Kita liburan aja, ayo."
"Hah?"
Jay menatap istrinya sebelum mengabari salah satu rekan kerja. "Kita liburan, ayo berangkat."
"Belum siap siap mas Jay." seru Monday, tidak suka dengan hal yang mendadak.
Tidak lama tangannya ditarik pelan oleh Jay. "Beli aja disana." dan beranjak keluar rumah, berangkat.
Nggak tau aja ini Monday setengah pasrah setengah frustasi.
"Liburan kemana sih?"
Jay mengetuk-ngetuk jarinya pada setir mobil. "Bali? tapi nanti kita misah sama Rei."
Sampai akhirnya Monday pasrah. Toh biar pikiran Jay nya sedikit ringan nanti. "Yaudah, terserah mas aja."
Mereka beranjak menuju bandara. Lumayan lama karena sedikit jauh, dari rumahnya sampai bandara sana.
"Ini bro tiketnya, have fun!" kata rekan kerja Jay sambil menyerahkan dua tiket.
Jay mengangguk samar, "thanks."
Menunggu sampai pesawat take off. Dan keduanya berangkat. Mana pramugari pramugara disana kenal sama Jay semua.
Udah kaya pesawat pribadi, beneran.
"Sama istri aja." kata Jay saat salah satu pramugara bertanya padanya.
Monday tersenyum kecil pada pramugara itu, seakan menyapa dengan senyuman.
"Mau honeymoon, pak?"
Jay terkekeh kecil saat istrinya malah membuang muka kearah lain. "Ya bisa dibilang gitu."
"mas jay..." tekan Monday tapi tatapannya tidak pada mas suami.
Si pramugara tersenyum simpul saat dibisiki pelan oleh Jay ini. "Doain aja lancar."
"Siap, pak."
Perjalanan sedikit lama. Berjam jam, jadinya lama. Kalo bermenit menit itu sebentar.
"Kita gak ke hotelnya Rei aja?"
Jay menggeleng. "Gak. Mas mau main sama kamu nanti malem."
"Main apa?" tanya Monday belum konek. Sambil cari ponsel di tas sih.
Dia mendongak dan mendapat senyuman aneh dari suaminya. "Kaya pedo ih!" katanya menepuk lengan Jay.
"Pedo gini kamu juga suka."
"Enggak tuh."
Jay sontak melepas kacamatanya, "Terus selama ini apa dong?"
"Kilahan semata."
Kata Monday diselingi kekehan kecil. Dia mengampit lengan Jay dan berjalan menuju mobil yang tugasnya jemput.
"Becanda mas Jay, i love you."
Jay sontak mengusap telinganya. "Hem, i know, i love you too."
Tinggal perjalanan menuju hotel yang sudah Jay pesan. Lain dengan hotel yang disewa untuk si sulung.
---
Anw..
Mas Jay ganteng bgt uweuwe...
Mama Monik juga cantik banget HEIII