33. deketan

329 57 0
                                    

"Kemana? Bandung, Jogja, apa Bali?" tanya Raisa antusias sambil siap sedia hape seolah akan memesan tiket dari apk.

Rei menatapnya aneh. "Yang deket ya pantai lah!" katanya lantang yang langsung membuat sang adik sepet.

"Ya kali liburan ke luar kota, eh kita masih uts. Minggu depan baru selese."

Raisa nggak bergeming dan malah beranjak menjauh dari Rei, kearah bapaknya yang lagi ngeteh.

"Mau liburan pa, refreshing gitu...."

Jay diem bentar, mikir dirinya ada tugas apa nggak di kantor dan setelah ditelaah nggak ada dia iya iya aja. "Boleh, mau kemana?"

"BAND--"

"-- PANTAI PA!"

"ung..."

Raisa menghentakkan kaki kesal. Abangnya yang satu itu emang kudu di ruqyah biar jin setan arwah jahatnya pergi keluar.

"Bang, adeknya lagi ngomong, gak boleh disrobot kaya gitu."

Rei mengangkat bahu acuh. Udah biasa diceramahin sama Jay, kebal dia mah. "Papa ini, anak sekolah tuh masih uts, masa iya liburan ke luar kota."

".... oh gitu?"

Dan ya terpaksa Raisa mengiyakan liburan kali ini yang mana katanya lebih dekat dari kota Bandung, pantai.

"MAMA KE PANTAI KUY!"

Monday yang baru aja turun dari kamarnya sedikit tersentak. "Pantai? gak ah, mama gak ikutan. Mager."

"IH!" Rei berdiri dari duduknya dan menghampiri nyonya. "Harus ikut!" paksanya,

"Dih, gak boleh maksa maksa ya."

Si sulung dengan cepat memutar otaknya untuk mencari alasan agar sang mama ikut juga. "Mama, mama! mama harus ikutan deh, liat penampilan papa udah kaya anak bujang tuh!"

Dilihatnya Jay yang memakai baju tanpa lengan dilapisi kemeja putih dan celana pendek hitam.

(mimisan aku ngeliat postingan Jay di twitter)

"Biarin lah, sana berangkat. Mama mau nonton drama." Monday menggeser tubuh si anak yang sedikit menghalau jalannya.

Rei berdecak kesal. "PAPA!" teriaknya padahal bapak negara nggak jauh dari dia, dia di tangga Jay di sofa ruang tengah.

"Apa sih? jadi ke pantai nya gak?"

"...... jadi tapi masa mama gak ikutan sii???"

Monday jengah. Jay yang udah tau semuanya cuma nyaut singkat. "Mama lagi halangan jadi males buat kemana mana, udah ayo cepetan!"

"Ah gak ah, gak jadi ikut."

Raisa bergerak seakan ingin menggaplok kepala Rei. "Yaudah sih gak usah ikutan lo! biar gue sama papa aja, biar dikira pacaran, iya gak ma?" ujarnya nggak lupa mengibas rambut panjangnya ke belakang.

"Iyaa,"

"Dih ganjen lo." kata Rei sinis, ya meski kaya gitu dia ditarik sama Raisa biar ikutan.

"Ayolah bang! bantuin gue bikin konten toktok nanti disana!"

Rei mencoba melepas ampitan tangan sang adik. "Minta ke papa lah! yakali gue?!"

Jay menghela napas panjang, mau jernihin pikiran pun palingan nggak bakal bisa. Orang anaknya pada mirip setan, ribut mulu kalo barengan.

"Mas Jay ganteng banget deh." celetuk nyonya disela sela ributnya duo R.

"...... nggak, biasa aja."

Setelah memberi kecupan singkat di kening Monday, Jay mendorong dua R untuk segera jalan ke depan.

"Kalo masih ribut, papa bawa kalian ke rumah omma."

Duo R saling mendelik seketika. "NO!" cecarnya bersamaan. Seenggak maunya dibawa ke rumah omma opa, Nindi & Tisna.

Sedarah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang