18. si nyonya

465 73 1
                                    

DUBRAK!

Si nyonya jatuh. Bukan, masalahnya bukan sakit sekarang tapi MALU karena ada mbak Cici di dapur.

"Aw!"

Mbak Cici langsung mendekat menolong. "Aduh bu, kok bisa jatuh gini?"

Monday meringis canggung. Dia berusaha buat berdiri dan duduk di kursi. "Gapapa mbak, udah lanjutin aja masaknya."

"Terus ibu gimana? saya tinggal beli garem sebentar emang gapapa?"

"Gapapa, gapapa."

Setelah mbak Cici pergi buat beli garem, Monday langsung mengelus pinggangnya sambil ngeluh.

"Aduh sakit banget.." mau berdiri tapi rasanya pegel banget itu pinggang, jadi mau tidak mau..

"MAS JAY!!"

Yap. Suara merdu miliknya digunakan sebaik mungkin. Minta bantuan dong!

"Kenapa?" Jay datang dengan kaos santai, tadinya lagi ngerjain laporan.

Monday menghela napas lelah lalu mengulurkan dua tangannya. "Bantuin,"

"Kenapa sih?" suaminya bingung tapi ya tetap mendekat, menarik tangan itu pelan.

"Jatuh, sakit banget."

"Kok bisa?"

Si nyonya berusaha sekuat mungkin berdiri tidak lupa tangan dia digunakan untuk meremat lengan Jay.

"Aku gak tau lantainya basah, makanya kepleset."

"Duduk jatuhnya?"

"Iya."

Belum juga ada tiga langkah si Monday lagi lagi mengeluh kalau pinggang dia pegel pake bgt.

"Sakiiiiit"

Akhirnya dibawa Jay pake bridal style ke ruang keluarga. "duabelas tahun yang lalu juga gini." gumam Jay menerka nerka.

"Apa mas?"

Atensi Jay beralih, "ah? enggak papa." kilahnya lalu menutup laptop.

Keduanya diam. Si Monday yang sibuk mengelus pinggangnya sendiri dan Jay yang ngeliatin aja.

"Sakit banget?"

Yang ditanya mengangguk kecil, "banget."

"Mas pijit mau?"

Tiga kalimat itu langsung membuat Monday mendongak, tapi enggan menjawab.

"Gak kok, mas gak panggilin tukang." ucap Jay yang tau kalau istrinya trauma.

"bener?"

"Iya."

Ada ada aja emang. Trauma sama tukang pijit. Tapi emang Monika Dahyu punya trauma lhoo.

note: abal abal author saja.

Sebentar. Jay jadi mikir lagi, dia mana bisa mijit orang apalagi yang serius kaya gini.

"Sama mama aja deh ya, mau?"

Monday menerjab kemudian mengangguk saja. Semoga aja pinggangnya cepet sembuh.

"Bentar, telfon dulu."

Susan langsung meluncur begitu Jay bilang: "Monika jatuh terus pinggangnya yang kena, mama tolong pijitin ya?"

Dan dia nggak jawab apa apa, beneran langsung meluncur buat melihat kondisi.

"Samlekum!! mana yang jatuh? mana?!"

Lima menit mengobrol, Susan menggiring Monday ke kamar. Gini gini dia jago mijit lhoo.

Karna dulu anaknya yang sulung sering pecicilan dan berakhir kekilir kakinya.

"Assalamualaikum!" gantian Rei yang pulang sekolah.

Disusul Raisa karena memang pulang barengan, adik dijemput gitu.

"Waalaikumsalam."

Rei bingung. Kok sepi banget ya ini rumah. "Mama kemana?"

"Di kamar."

Tumben banget padahal masih jam tiga sore. "Lagi mandi?"

"Enggak, lagi dipijit sama ibu."

Dua anak itu kompak melotot. "APA?????? MAMA KENAPA EMANG??"

Jay mengerling malas. Nggak suka dia tuh sama teriakan rame kaya gitu. "Jatuh, kepleset."

"Ooooo"

---










lanjut besok dah..

Sedarah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang