Selesai dipijit saatnya dua anak mendekat ke kasur duduk di hadapan Monday. Ditatap gitu muka mamanya,
"Apa?" tanya Monday, gimana ya dia rada risih gitu dilihatin bareng bareng.
Raisa menarik tangan Monday lalu dilihat kanan kiri gantian. "Ada yang sakit lagi gak, ma?"
"Hm, enggak. Pinggangnya doang, udah sembuh juga sih."
Jadi posisinya, Monday duduk menyandar diujung kasur terus Rei Rai duduk di depannya.
Nah di samping kiri ada Jay yang sibuk merem. Sebut saja tidor.
"Kenapa bisa kepleset gitu?"
Monday mengulum bibirnya, "tadi di dapur lantainya basah, terus mama gak tau jadinya kepleset deh."
"Dibagian mana? dibagian mana?" tanya Rei sedikit sewot.
Raisa mengernyit, "kok jadi lo yang sewot sih?"
"Ya abis itu lantai bikin mama jatuh terus sakit!"
Cih. Si sulung apa apa marah, canda marah. Membuat Raisa mengerling malas.
"Berisik kalian, tidur sana udah malem." cetus Jay tapi masih merem.
Dia kalau udah kepalang ngantuk ada suara dikit langsung sewot.
"Dih. Bilang aja mau peluk peluk mama." julid Rei.
Berbeda dengan Raisa yang sudah berdiri tidak lupa mengecup pipi sang mama sebelum beranjak keluar.
"Iya lah, emang kamu. Pelukan sama guling cih."
Rei mengertakan giginya. "Ya salahnya dimana sik, pelukan sama guling????"
"Gak ada."
Monday terkekeh pelan. Apalagi saat Jay melanjutkan ucapannya yang membuat si sulung mental breakdown.
"Oh, kamu disini ganggu, mana jadi yang ketiga. Udah kaya setan aja."
"AU AH! BESOK REI NGINEP RUMAH IBU POKOKNYA!"
Jay mengangguk samar seakan setuju.
"Silahkan, kalo bisa jangan pulang lagi. Biar beban keluarga berkurang satu, hidup papa jadi ringan."
"ini sebenernya bapak kandung gua jaya lakeswara bukan sih??"
Monday menggelengkan kepala. "Heh ngomongnya gak boleh gitu."
Rei mencebik, "tapi kayanya rei emang anak mungut di jalan deh."
Dan lagi, Jay ikutan menyahut. "Durhaka kamu. Lahir dari rahim mama, mikirnya mungut di jalan."
Si sulung sontak menggeser tubuh papanya agar dia bisa ikut tiduran di tengah.
BUGH!
Dorongnya pakai tenaga dalam, bikin kening Jay kepentok meja di samping kasur.
"Shh, emang kurang ajar ya kamu."
Rei mengangkat bahu acuh, "sorry, tapi rei sengaja."
Monday menghela napas panjang. "Biar mama yang ditengah, kalian ribut terus kalo sampingan gitu."
Ya sudah. Tidak mau membuat nyonya Lakeswara murka akhirnya Rei pindah tempat di sisi kanan.
"STT!! tidur udah malem! jangan ada yang ngoceh lagi!" seru Monday saat kedua lelaki itu akan mengeluarkan suara.
Membuat keduanya sontak memejamkan mata. Semakin terlelap karena usapan dari tangan halus Monday di kening masing masing.
"Akurnya cuma belasan jam doang."
---
aku ga akan ada bilang cerita ini tentang percintaan si sulung dan si bungsu. karena ini tuh berisi keseharian aja.