Selesai makan makan Jay menyeret Monday buat jalan berdua. Diem diem juga biar nggak ketauan si sulung yang julid.
"Eh?" Monday bingung saat ada orang yang menawarkan dagangnya, liptint.
Tapi bukannya ditungguin, malah ditinggal gitu aja.
"Aku udah pake, mas Jay cobain deh." ujarnya menarik paksa mas suami buat hadap ke dia.
"Apa?"
Monday membuka liptintnya dan akan dioleskan ke bibir Jay. "Eh yang masa mas pake ini??? jangan lah."
"Cobain aja dikit, aku udah pake masalahnya."
Jay masih menolak. Menghindar juga tapi tangannya tetep ditahan sama Monday.
"Diem mas Jay, dikit doang kok ini."
Dilihat Jay diam saja, menatap liptint yang dia pegang. Dengan cepat si Monday mengoleskan tipis.
"Ratain, ratain."
titahnya sambil menunjukan cara meratakan make up untuk bibir.
"Rasanya apa?"
Jay masih sibuk merasakan rasa liptintnya. "Gak tau." katanya terus melirik sekitar yang sepi.
Karena pada melingkar disalah satu pedagang yang ada diskon.
"Masa gak tau. Gak kerasa emang?"
Monday menatap bibir Jay melihat warnanya apakah bagus atau biasa saja.
"Tapi bagus sih, warna peach gitu." monolognya pelan.
Jay kembali melihat sekitar, sampai dia sedikit menurunkan badannya.
Tersenyum miring sebelum menempelkan bibirnya dimilik Monday.
Monday langsung melotot. Dengan cepat mendorong tubuh suaminya keras. "Banyak orang astaga."
"Ya biar kamu bisa rasain ininya." elak Jay acuh.
"Gak gini caranya ya mas Jay. Kesempatan dalam kesempitan tau."
Jay mengangkat bahunya acuh. Dia mengambil ponselnya yang berdering.
Mama calling you..
"Mama ganggu aja, halo?"
Susan tanpa basa basi langsung memberi tau tentang perjodohan milik Rei.
"Rei masih tujuhbelas tahun ma."
Monday juga kembali mengobrol dengan pedagang tadi. Yang ninggalin liptint di tangannya.
"Udah dicoba kak?"
"Udah, sama suami tapi."
Si mbak itu beralih menatap Jay yang masih sibuk telfon. "Kirain saya pacarnya."
"Ah iya udah biasa, orang orang pada ngiranya kita pacaran."
"Pengantin baru?" si mbak sibuk membuka stok liptintnya.
Untuk diperlihatkan pada Monday. "Bukan. Udah lama, dari umur sembilanbelas."
"....sekarang umurnya berapa?"
Monday mengulum bibirnya. "Tigalima."
"Hah!? saya juga umur segitu tapi belum ada suami, ckck mengsedih."
Mbak dengan kartu nama Indira Poetri menggelengkan kepala. Hidupnya sedih banget, pacar nggak ada apalagi suami.
"Hehe." dan berakhir Monday ketawa kaku.
Jay berkacak pinggang saat Susan nekat jodohin anak sulungnya. Mana Rei nerima lagi.
"Aduh terserah deh, Jay gak ikutan."
Susan diseberang tersenyum menang. "Nah gitu dong, udah ya bye!"
Setelah panggilan terputus, Jay duduk disamping Monday yang masih memilih liptint. Dia jadi ikutan milih.
---
Kyanya aku bneran syg sm mereka berdua. Huehue