Pulang dari Bali sampai rumah Jay langsung mendapati satu cewek. Duduk manis di kursi ruang tamu.
"Lo ngapain disini?"
Cewek itu menoleh lalu tersenyum lebar. "HALO SEPUPU IPARKU!" teriaknya seraya memeluk Monday yang bingung.
Jay menganga pelan. Lalu berdeham, menghilangkan rasa cengonya. "Heh, gue tanya, lo ngapa ada disini?"
"Main lah." singkat si sepupu, Ennik Jovanka. Panggil aja Eunjo, dah.
Monday tersenyum kecil saat dirinya ditarik untuk duduk.
"Kenalin, kenalin gue Ennik Jovanka. Panggil Eunjo aja." kata Eunjo semangat.
"Ha? ah, iya. Monika Dahyu."
Eunjo menjentikkan jarinya. "Nama panggilnya apa?"
"Kepo banget. Pulang sana ke habitat lo." sahut Jay. Dia males sama orang yang satu spesies kaya kakaknya, Rose.
"Jahat banget orang cantik gini diusir, udah ah lo diem dulu!"
Monday menatap keduanya bingung. Masalahnya ini bukan pertama kali dia lihat Jay ribut sama sodara sendiri.
"Mas Jay.. gak boleh gitu."
Jay mendengus melihat Eunjo tersenyum laknat seakan menang darinya.
"Tujuan lo balik ke sini apa sih sebenernya? udah bagus di Banjar aja."
"Kan gue udah bilang mau main. Lagian masa masa libur ini, lumayan lah."
Eunjo menyelipkan rambutnya di telinga. "Jadi gue manggil lo siapa?" tanyanya pada Monday.
"Senyamannya aja."
"Ah!" Eunjo memegang dagunya, berpikir. "Bestie aja gak sih?"
Jay lagi lagi menyahut. "Dih tolol, orang dia kakak ipar lo masa iya dipanggil bestie."
"Tadi katanya kan senyaman gue aja, kenapa lo yang sewot sih?!"
Atensi si sepupu beralih pada Monday. "Eh bentar, si Jake manggil lo apa?"
Kenapa malah bawa bawa Jake dah. Haduh, ribet kalo kata Jay mah.
"Mbak."
"SERIUS?!"
Tangan Jay yang sudah gatal lantas menoyor pelan kepala Eunjo. "Lo kata ini hutan apa?!"
"Ya maap."
Eunjo ini juga sudah menikah. Sudah punya anak juga, umurnya baru enam tahun.
"MAMI LIAT NIH BANG REI GANGGU CAESSA TERUS!!!"
Seruan dari anak enam tahun itu membuat ketiganya mengalihkan atensi.
"Rei! tante udah bilang jangan diganggu Caessa nya kalo lagi main!!"
Rei terkikik disana. "Orang gak Rei ganggu sama sekali. Anak tante aja yang lebay."
"HEH!"
Eunjo menoleh lagi pada Monday. "Oke jadi gue manggil bestie aja gapapa, kan?"
"Gapapa ---?"
Mendengar ucapan Monday yang menggantung Eunjo langsung menyahut. "Lo panggil gue Ennik."
"Ah, oke. Ennik."
Jay berdecih pelan. Alay banget kata dia, sepupunya ini harus dijauhkan dari istrinya.
"Yang jangan mau main sama nyai ronggeng kaya dia." ujarnya setelah Eunjo pergi.
"Sembarangan, kenapa sih? orang asik aja kok sepupu mas Jay."
"Nanti ketularan toanya ih, serem."
Monday mengerling lalu ikut beranjak. Mau menata baju kotor si sulung. Sekalian dibawa ke laundry.
---
Ennik Jovanka
a.k.a
Eunjo"Gue berisik itu buat menghidupkan suasana."